Episode 1: SMAN Kartini

139 14 1
                                    

"Takdir ... ? ... what is that?, aku yang akan menciptakan takdirku sendiri? ..._Shelyna"

***

Kriiinkkk.. krinkk...!!

Alarm yang terpasang dikamarnya membangunkanya, Shelyna, gadis 15 tahun yang tak percaya adanya takdir, menurutnya takdir adalah hal yang harus kau lakukan sendiri. Kaulah yang harus menentukan takdirmu.

Pagi ini Shelyna bersiap untuk berangkat sekolah, Hari pertama ia masuk SMA. Seperti biasa ia harus melakukan segalanya sendiri. Ia bukan gadis yang berasal dari keluarga kaya yang segala sesuatunya telah disediakan, ia hanyalah gadis biasa yang tinggal bersama kakek dan neneknya yang bekerja sebagai seorang petani namun ia tak pernah risih ataupun malu dengan keadaannya, sungguh sikap yang sangat jarang ditemui.

Orangtuanya?,
Shelyna ditinggal pergi oleh kedua orangtuanya, ayahnya bunuh diri karena perusahaannya bangkrut sedangkn ibunya hilang entah kemana disaat usianya baru 5 tahun. Kasihan bukan?. Yah, itulah Shelyna.

Ia tak lupa juga memberi salam kepada kakek dan neneknya yang hendak kesawah. Keadaan ekonomi mereka tak begitu buruk apalagi menyangkut sekolah Shelyna, biaya sekolahnya telah disiapkan oleh ayahnya sebelum ayahnya bunuh diri, rupanya ayahnya telah menyiapkan sejumlah tabungan sekolah Shelyna  dari ia SD hingga kuliah nanti. Entah apa yang terpikirkan oleh ayahnya sehingga memilih bunuh diri. Beberapa kali pertanyaan itu terlintas dikepala Shelyna namun ia tak menemukan jawabannya.

Setelah memberi salam dan pamit ia pun berangkat sekolah,Shelyna mengendarai sepedanya kesekolah, hal ini dilakukannya sejak SMP dikarenakan jarak sekolahnya terlampau jauh dari rumahnya.

~~

Dan akhirnya sampailah ia disekolah, SMAN 1 Kartini, salah satu yang membuatnya senang dengan sekolahnya adalah karena nama pahlawan wanita yang ia kagumi dijadikan sebagai nama sekolahnya.

Seperti biasa ia selalu datang tepat waktu kesekolah, pukul 6.15. Shelyna memang murid Teladan sejak SD, tak pernah terlambat.

***

"Heyoo Lyn!", seorang gadis menepuk punggung Shelyna.

"Oh,datang juga lu Ra,kirain lu bakal telat",jawabnya datar kegadis yang tepat berada disampingnya yang langsung menggandeng tangannya.

"Pugg!" Pukul kecil gadis itu dibahu Shelyna "Hii dasar,masa hari pertama sekolah gue telat sih, idihh gak banget deh",jawab gadis itu sambil mengerutkan bibirnya.

"Lu kek gitu jadi mirip banget ama si Donaldduck.. mwek mwek mwek",Godanya kegadis itu.

"Ihh Shelynaaaa.!" Gerutu gadis itu sambil mencubiti lengan Shelyna.

"Aw,sakit tau.."

"Biarin! Mbleee.."

Dipandangi gadis itu sambil tersenyum.Ya,Rachma,sahabat Shelyna sejak sekolah dasar. Entah mengapa ia bisa berteman dengan anak superaktif dan supel seperti Rara,panggilan akrabnya. Padahal selama ini Shelyna kesulitan mendapatkan teman cewek.Sejak SMP ia memang anak yang kalem dan pendiam namun anehnya banyak cewek disekolahnya tak menyukainya.

*hmm.. aku mencium bau2 kepopuleran nih geis..

"Ra,kok sekolah kita gak ada MOS nya yah?"

"Emm... emang dari sononya kek gitu sih, soalnya sekolah ni emang udh melarang adanya MOS karena pernah terjadi kecelakaan. Bener gk yah gue bilangnya?"

"Kecelakaan? Kecelakaan apa maksudnya Ra?"

"Emm gak tau juga sih, katanya pernah ada siswa ketabrak ampe meninggal waktu disuruh mencari satu pohon untuk dirawat"

"Terus.? Kok bisa meninggal"

"Nah,tuh siswa nyari pohonnya keluar pagar sekolah, katanya sih udah ijin ama senior dan dibolehin, terus tiba-tiba dia ketabrak mobil, ..."

"Terus??.. habis itu apa? Kok lu diem sih Ra"

"Mati deh.... ya gak tau lagi apa kelanjutannya,gue sih dengernya cuman gitu doang"

Hampir saja kena pukul oleh Shelyna.

"Hehh.." Shelyna menarik nafas panjang dan kembali keraut wajahnya yang biasa, datar tak berekspresi.

*datarr bener buk kek papan cucian

***

Setelah berbincang lebih dari 30menit,bel pun berbunyi dan sontak membuat seluruh siswa berbaris kelapangan untuk apel pagi.

"Wuhuuuii apel pagi pertama kita,uduhh~ deg-degan gk sih"

"Gue biasa aja tuh" Jawabnya dengan sangat datar.

"Ya ya ya nona muka papan, datarrr beneerrrr" Ejek Rara.

Mereka saling bertatapan sinis. Entah apakah mereka benar-benar sahabat? tapi nyatanya seperti itulah mereka. Shelyna yang dipandangan semua orang tak berekspresi nyatanya saat bersama Rara ia berubah 180° dari aslinya.

"Untuk siswa baru silahkan buat barisan disebelah kanan bapak yah, kalian sebentar akan diberikan arahan oleh wakepsek kurikulum... untuk kelas XI dan XII silahkan atur barusannya dengan rapi sesuai kelasnya yah..."

Siswa merapikan barisan setelah mendengar arahan dari salah seorang guru.

"Lyn, duduk sini aja yuk,kita jadi paling depan. Uhuy~emang yah kalo murid teladan emng gitu selalu didepan gak pernah terlambat kek gue contohnya". Shelyna mengusap wajah temannya itu.

"Ngehalu lu neng, makan apa sih? Pagi-pagi dah ngehalu"

"makan masakan bunda dong,mungkin gue kebanyakan makan micin kali yah?".

"Yaa kali aja bener lu sengklek gara-gara kebanyakan makan micin". Timpal Shelyna ke sahabatnya itu.

"Ayo dipercepat gerakannya, bagi yang baru datang jangan kek raja dan ratu yah jalannya lama, cepat! Cepat!"

Suara guru yang memimpin apel pagi itu terdengar begitu jelas,suaranya sangat keras apalagi saat meneriaki siswa yang hampir terlambat.

"Ni pakguru suaranya cempreng-cempreng gimana gitu"_Shelyna

"Iya bener,kek komedian tuh yang suaranya cempreng"

"Yang mana?",tanya Shelyna sambil mengerutkan dahinya.

"Hehh.. Lu sih gak pernah nonton tipi, tu tipi dirumah lu diapain? Dijadiin pajangan?"

*tipi=TV*

"Gue nonton juga kok tapi cuman tau on the spot doang"

"Edehh.. sekali-sekali nonton drama kek apa kek, emang yah induknya kutubuku emng gitu". Ujar Rara sambil memperlihatkan ekspresi mengejek.

"Lu belom pernah disleding yah. Sini gue sleding".

"Ohhhh! Itu tu pakguru lagi ngomong, didengerin tau", Ucap Rara mengalihkan pembicaraan.

"Cih" Kesalnya.

Kendari,16 Januari 2020
_monmaap atas typo dan lain halnya,mohon dukungannya kawan-kawan.
Happy Reading readers..!
Ig:@nadia_arrm26

Shelyna (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang