Chapter IX: The Lonesome.

32 8 5
                                    

Sabtu, 12/11/2011 adalah hari pertama aku menemukan jati diriku karena seorang gadis yang tidak aku kenal sama sekali memberiku suatu pertanyaan yang aneh. Aku pun menjawabnya dengan tegas.

"...Aku akan memilih dua duanya!"

"Wahh.. Ternyata mereka benar, kamu memang orang yang menarik! Jika aku boleh tau, kenapa kau memilih dua duanya?" Tanya dia dengan muka kebingungan.

"Hm, konyol sekali. Padahal diawal aku sudah memilih salah satu darinya, tapi kau malah menghentikanku."

"Hmm.. Masa..?"

Dia pun mengakhiri perbincangan kita dengan senyuman manisnya. Langit kembali cerah, aku pun kembali pada taman rumahku. Aku pun kembali ke posisi saat aku menodongkan pisau ke leher sambil melihat ke arah galian yang aku buat. Lalu aku pelan pelan menurunkan pisauku sambil berfikir.

(Itu benar. Jika aku hanya memilih kebenaran, aku bisa berakhir pada galian ini. Karena aku sudah berfikir matang dan menerima kenyataan, aku pun mencoba untuk bunuh diri.)

Aku pun menjatuhkan pisau ke dalam galian dan mengambil sekop yang ada di sebelahku lalu menguburnya.

(Dan jika aku hanya memilih tantangan, aku akan berakhir mengejar pelaku ini tanpa berfikiran matang. Dan bisa bisa aku pun menggila di tengah kota menyebabkan kekacauan hanya karena ingin menangkap pelaku ini...)

(...Maka dari itu.. Aku memilih dua duanya! Aku akan temukan pelaku ini, sambil berfikiran matang!)

Aku pun masuk ke dalam rumah dan tidak pernah keluar sama sekali selama berbulan bulan. Di dalam rumah aku hanya belajar, makan, dan kurang tidur. Aku memang sedikit kesusahan saat belajar sendiri, sampai sampai aku melihat bayangan kakak sedang mengajariku belajar.

Hari hari pun aku lewati hanya dengan berada di dalam garasi. Deadline ku adalah 16 april tahun depan karena hari itu adalah hari sekolahku mengadakan ujian nasional. Tak terasa hari itu sudah dekat. Bisa dibilang aku sudah menyiapkan semuanya dengan baik, hanya saja aku kurang tidur. Maka dari itu sekarang aku memiliki kantung mata.

Walaupun aku mempunyai kantung mata, aku masih tetap terlihat tampan. Dan yang terpenting, dalam bidang pelajaran aku sekarang sangat menguasainya. Kalender sudah menunjukkan tanggal 13 april 2012. Aku pun memutuskan untuk meninggalkan garasi dan menuju ke sekolah sambil membawa uang yang berjumlah besar. Selesai mandi, aku pun bersiap siap memakai hoodie ku dan berangkat.

Sesampainya disana, aku tidak terlalu disambut dengan baik. Yang ada aku jadi bahan omongan murid murid yang lain.

"Eh! Lihat dia deh, bukannya dia adalah orang yang menangkap guru itu ya? Kok dia terlihat berbeda?" Bisik seorang siswi kepada temannya.

"Apa kau yakin dia orangnya? Lagian aku sudah lama tidak melihatnya sih." Jawab temannya.

Aku pun hanya berjalan lurus kedepan sambil memasang muka malas. Tiba tiba ada seorang siswa di depan kelas yang aku lewati mengajakku tos. Saat aku ingin menepuk tangannya, dia pun langsung mundur dan berseru kepada teman temannya dengan nada mengejek.

"Hei lihat! Sang pahlawan telah kembali! Hahahaha."

Teman teman kelasnya pun ikut menertawakan ku, bahkan kelas di depannya juga. Aku sadar ini semua salahku karena aku tidak masuk sekolah selama berbulan bulan. Maka dari itu aku hanya berjalan lurus lagi sambil menutup kepalaku dengan tudung hoodie.

Saat aku ingin membeloki lorong, aku pun tak sengaja bertabrakan dengan perempuan yang sedang membawa temannya.

"Aduh... Oi! Kalo jalan tuh pake mata dong!"
Serunya dengan nada kesal.

UNSOLVED (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang