Chapter XII: One step to victory.

25 6 0
                                    

Jum'at, 27/04/2012 adalah hari kematian teman baruku, Billy. Banyak orang yang bilang bahwa dia adalah pria yang baik dan pandai bergaul. Sayang dia mati saat baru bertemu denganku.

Hari itu sangat mendung tapi tidak ada hujan, hanya ada angin yang berhembus kencang. Saat itu aku dan Danny berada di barisan paling belakang. Aku pun bertanya kepada Danny.

"Kau kemanakan pistol mu?"

"Pistol? Pistol ku diambil oleh Pelaku." Jawab dia dengan lemas.

"Oh begitukah?"

"Dia bersembunyi lalu muncul dan memukulku dan dia langsung mengambil pistol ku. Dan dia... Dia langsung..."

"Hentikan aktingmu. Kau sendiri yang menembaknya bukan?"

Dia pun terkejut sebentar dan langsung berekspresi serius lagi.

"Apa... Maksudmu?!"

"Sudah akui saja."

Dia pun langsung mencengkeram mantel ku dan bertanya dengan kesal.

"Kenapa kau sangat yakin bahwa aku adalah penembak Billy?!"

"Kenapa kau sangat yakin bahwa kau bukanlah pelakunya?"

"Cihh..."

"Tenanglah, aku tidak akan beritahu siapapun."

"Lagian bukan aku juga pelakunya." Kata dia sambil melepas cengkeramannya.

"Kenapa kau menembaknya? Jangan bilang karena uang."

"Sudah kubilang aku bukan pelakunya!"

"Aku sudah terbiasa melihat wajah pembohong Danny dan kau salah satunya! Aku bisa melihat dari matamu. Waktu itu kita semua merasa bersalah karena tidak bisa menyelamatkan Billy. Tapi kau berbeda..."

"Terserah apa katamu kawan. Aku tidak ingin mendengarnya."

"...Kau merasa bersalah karena kaulah yang menembaknya."

Dia pun hanya terdiam kesal.

"Aku tidak peduli jika kau ingin mengkhianati mereka. Tapi jangan berani beraninya kau mengkhianati ku."

Jenny pun melambaikan tangannya kepada kami dan menyuruh kami untuk kesana.

"Bertingkah lah normal. Kau tidak ingin dicurigai bukan?" Kataku sambil berjalan.

Kita pun menghampiri Jenny. Danny memberi senyuman sambil menyapanya. Saat sudah selesai mengubur Billy, kami pun kembali ke markas. Sesampainya disana kami menenangkan diri. Lenny pun mencoba bertanya kepada Komisioner.

"Apa yang akan kita lakukan setelah ini, Komisioner?"

"Aku sedang memikirkan rencana. Arthur, Kau bilang kau tahu kemana dia pergi kan?"

"Iya. O'Lagune."

Serentak semua pun bertanya selain Danny.

"O'Lagune?"

"Sempurna. tempat berkumpulnya para pemerkosa, prostitut dan pemabuk. Satu satunya klub yang masih beroperasi di kota." Kata Komisioner.

"Apa kau yakin, Arthur?" Tanya Jenny.

"Iya, aku sangat yakin."

"Lalu, tunggu apa lagi? Ayo kita kesana!" Seru Lenny sambil berdiri.

"Baiklah, aku akan menuju ke kantor pusat untuk meminta bantuan polisi yang lain. Kalian duluan saja, nanti aku akan menyusul membawa pasukan." Kata Komisioner.

"Semuanya menuju van!" Lanjut Komisioner.

Semua pun menjawab sambil bersiap siap.

"Baik, Komisioner!"

UNSOLVED (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang