Kierra merapikan roknya, jantungnya berdebar kencang. Dia menekan lift ke lantai 10. Terus berucap doa dalam hati. Seorang sekretaris cantik menyambutnya, Kierra berdegup lagi. Oh ... penampilannya seperti tidak layak berada di kantor yang elegan ini.
"Nona Kierra?" Sambut sekretaris itu. "Silahkan masuk, sudah ditunggu ibu."
Kierra segera kembali tercengang melihat ruangan itu. Ruang kantor impian setiap wanita karir, modern dan nyaman, dominasi warna coklat dan pencahayaan yang baik membuat ruangan itu semakin elegan. Kierra melihat seorang wanita berdiri.
"Halo."
"S-selamat pagi," jawab Kierra. Wanita itu membuat Kierra terpana, sangat cantik. Berparas harus lembut, rambutnya di sanggul modern dengan bagian poni ikat terjuntai. Usianya paling sekitar 35?
"Kierra?"
"Ya, bu."
"Jangan panggil ibu kenapa? Apa saya sudah terlihat tua?" Dia tertawa. Memamerkan barisan gigi yang putih rapi.
"Tapi ...."
"Panggil tante saja." Dia tertawa. "Ayo duduk."
Tante? Bukankah malah lebih aneh lagi?
Kierra duduk dengan canggung. Sofa yang terletak di depan meja kerja, terasa nyaman.
"Saya sudah mendengar situasi kamu dari Choky."
"Choky memberi tahu saya, tante membutuhkan seorang asisten pribadi."
Wanita itu mengangguk-angguk. "Memang benar, tapi apa kamu sanggup? Kamu tau tugas seorang asisten pribadi?"
"Saya punya pengalaman sedikit saat magang, juga saya pernah menjadi asisten dosen."
"Memang riskan mempekerjakan orang tanpa pengalaman. Tapi Choky sangat merekomendasikan kamu. Apa kamu kekasihnya?"
"Eh." Kierra kaget mendengar pertanyaan itu. "Bukan. Kami bersahabat sudah lama."
Wanita itu tertawa, tapi tawanya terdengar anggun. "Iya. Choky sudah memberitahu hal itu. Tidak perlu semerah itu."
"M-maaf."
"Baiklah, kamu bisa bekerja mulai besok. Kamu harus selalu berkoordinasi dengan Rina, sekretarisku. Nanti dia akan menjelaskan apa saja yang harus kamu kerjakan."
Kierra mengangguk.
"Oh iya. Aku tidak ingin aspri-ku berwajah murung. Sekalipun Choky telah menceritakan peristiwa yang menimpamu. Aku harap kamu bisa melupakannya saat bekerja."
"Baik."
"Satu lagi, aku ingin orang yang bekerja denganku memperhatikan penampilannya."
Kierra menatapnya ragu. Dia memang hampir tidak memperhatikan penampilannya lagi.
Usai menemui Tante Camilla, bos Kierra yang baru. Perempuan itu menemui sekretarisnya lagi. Rina memberitahukan gambaran tentang job description Kierra agar tidak berbenturan dengan dia. Juga memberitahukan jadwal Tante Camilla.
☀️
Kierra berjalan cepat dari parkiran menunju Coffeeshop Moon & Sun, coffeeshop favorit dia, Choky dan Letta. Begitu melihat sosok yang sangat dia kenal Kierra segera merangkul tubuh pemuda itu dari belakang.
"Chokyyyy ... I lovee youuu." Kierra berteriak.
"Hei gila. Aku bisa on nih," kata Choky.
"Huh." Kierra melepaskan rangkulannya, duduk di kursi sebelah Choky. Letta juga ada di sana tampak asyik menyesap jus di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blame The Silence (END)
RomanceSetelah kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orang tuanya dan membuat adiknya koma, hidup Kierra porak poranda. Dengan bantuan sahabatnya, Kierra menjadi asisten pribadi seorang wanita cantik, dia mengubur mimpi untuk menyelesaikan gelar master dan...