Seperti biasa komen yaa...
Chapter 40: Ruang
Dirimu adalah ruang dimana aku dapat bernapas lega. Ruang dimana tawaku lepas mengudara, ruang dimana aku bisa mengecap kembali manisnya kata 'cinta'
-Nabilla Shiletta-
•••"Kalo cewek yang pernah dibawa Raqa itu, Nabilla boleh tau siapa namanya?"
Bu Shinta terdiam sesaat, ngomong-ngomong soal gadis itu, ia jadi teringat betapa sayangnya Raqa. Meski kelakukannya terkesan nakal dan tidak menyukai anak-anak, kasih sayang Raqa tetap sama. Bahkan dulu, Raqa rela meninggalkan Risa, hanya untuk mengantarkan cewek itu pulang.
"Namanya Yu-"
"KAK NABILLA! AYO MAIN! KAK RAQA NGGAK KUAT UDAH CAPEK," adu Risa, cewek berkepang dua itu menarik-narik tangan Nabilla.
"Bentar lagi waktunya pulang. Risa sebaiknya siap-siap," saran Bu Shinta. Risa mengerucutkan bibirnya.
"Nggak mau. Maunya main dulu bareng Kak Nabilla, baru Risa pulang. Boleh ya?" Risa menyatukan kedua tangannya memelas. Bu Shinta jadi tidak tega, ia akhirnya mengangguk saja.
Lantas Risa segera menarik tangan Nabilla untuk bergabung ke perkumpulan mereka.
"Asiknya kita main apa ya?" gumam Risa.
"Main ular tangga!" seru Zein. Risa melotot tidak terima, sementara anak-anak yang lain hanya bingung menatap keduanya.
"Nggak! Kamu pasti curang, nggak boleh main itu!" tukas Risa.
"Dih, ngambekan, blee." Zein memeletkan lidahnya lalu berlindung di balik bahu Raqa yang sedang duduk.
"Udah-udah, kita main hai buta aja gimana? Lebih seru Kakak jamin," kata Nabilla.
Risa mengusap dagunya berpikir. "Tapi siapa yang mau jadi buta?"
Semua anak kompak saling berpandangan, itu cukup mengatakan jika mereka semua tidak mau berperan sebagai buta. Sampai akhirnya, semua anak menatap Raqa dengan cengiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raquilla
Teen Fiction"Kakak nggak mau rahasia itu terbongkar kan? Kakak harus jadi pembantu aku." Apa jadinya jika seorang ketua OSIS yang tampan, galak dan bersifat dingin harus mematuhi semua perintah gadis polos nan lugu? *** Raqa Abimanyu Dinata, mantan berandalan...