Chapter 35: Selalu Ada
Yang datang, pasti akan pergi, tapi yang hilang, belum tentu akan kembali.
-Raquilla-
•••"Belajar apa aja tadi?" tanya Raqa, saat mereka berjalan menuju parkiran, karena sudah waktunya untuk pulang. Cowok itu mengusap turun rambut Nabilla.
"Banyak," jawab Nabilla, antusias, lalu menjilat es krim yang diberikan Raqa. "Ada matematika, olahraga, sejarah, sama seni. Nabillla suka banget sama pelajaran seni, kebetulan tadi materinya tentang lukisan. Nabilla jadi tau cara melukis yang benar, tapi pas Nabilla coba, gurunya malah marah-marah," adunya manja.
Raqa terkekeh, keningnya mengernyit seketika. "Kok marah-marah, kamu pasti nakal ya?"
"Ih enggak!" Nabilla mengerucutkan bibirnya. "Padahal aku cuma minta izin ke taman buat ngelukis di sana, katanya ada bunga baru, cantik, warna ungu, terus temen-temen ketawain Nabilla. Katanya Nabilla bodoh."
Terdengar menyakitkan di telinga Raqa, namun reaksi Nabilla setelahnya justru berbeda. Cewek itu terkikik geli, apalagi menyadari jika wajahnya sudah memerah.
Raqa menghentikkan langkah, tepat saat mereka melewati gerbang pertama, ia menunduk, menatap Nabilla. "Kamu nggak marah dikatain gitu?"
Nabilla menggidikan bahu. "Enggak, buat apa marah, wajar dong kalo mereka berpendapat. Selagi nggak menyakiti buat fisik, kata Bunda. Hehe."
"Tapi mereka nyakitin hati kamu, Nab. Aku nggak bisa biarin itu terjadi lagi."
"Ish, Raqa!" Nabilla memukul pelan lengan Raqa, sisa es krim mengotori bibir gadis itu, hingga Raqa semakin gemas saat ia berkata. "Mereka becanda, nggak seharusnya Nabilla marah, toh, endingnya Nabilla sadar kalo Nabilla salah." Lalu menarik senyum selebar mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raquilla
Novela Juvenil"Kakak nggak mau rahasia itu terbongkar kan? Kakak harus jadi pembantu aku." Apa jadinya jika seorang ketua OSIS yang tampan, galak dan bersifat dingin harus mematuhi semua perintah gadis polos nan lugu? *** Raqa Abimanyu Dinata, mantan berandalan...