🌷 [8] Cewek Manja

5.8K 267 47
                                    

Voment ya...

Setelah sepuluh menit berlalu Nabilla berada di UKS bersama Raqa, kini cewek itu duduk anteng di tepi sebab tidak terima dispensasi apa pun dari cowok itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah sepuluh menit berlalu Nabilla berada di UKS bersama Raqa, kini cewek itu duduk anteng di tepi sebab tidak terima dispensasi apa pun dari cowok itu.

Tapi, kalau Nabilla mau, ia bisa saja merengek agar tidak ikut, sayangnya ia juga tidak mau kehilangan moment menatap wajah Raqa yang menurutnya kelewat tampan itu.

"Baiklah, saya minta maaf karena ada urusan kecil mendadak yang tidak bisa ditinggalkan," ucap Raqa. Tadi, aula sempat heboh karena si ketua OSIS itu membuat mereka menunggu.

"Jadi, sebagai permintaan maaf, saya akan berikan hadiah kepada peserta yang berhasil mengumpulkan tanda tangan terbanyak. Dan hukuman berdiri di depan bagi peserta yang tidak dapat tanda tangan satu pun."

Berbagai mimik peserta langsung menghebohkan aula, ada yang memekik girang, ada yang celengak-celenguk mencari teman karena tidak dapat tanda tangan satu pun, atau tersenyum kecut seolah dialah peserta yang dapat tanda tangan paling banyak.

"Lu udah dapat berapa, Tar? Gue baru 5 ini," ucap Sagita. Mentari mengecek bukunya, ada tujuh tanda tangan di sana.

"Tujuh. Yes, gue dapat tujuh, salah satunya ada tanda tangan Kak Juan ini. Baik banget dah tuh senior, ganteng lagi."

"Yee gue juga ada kali. Nih liat, Kak Juan ampe curang ngasih tanda tangan dua," aku Sagita.

"Kok gitu? Yah, gue cuma dikasih satu," sungut Mentari. "Tapi nggak papa, yang penting ada. Kalau lo dapat berapa, Nab?"

Nabilla terdiam beberapa saat lalu menggeleng, sontak saja Sagita maupun Mentari melotot tidak percaya. Namun detik selanjutnya, Damar yang duduk di sebelah Nabilla menjelaskan.

"Wajar lah Nabilla nggak dapet, dia kan tadi pingsan pas Kak Raqa ngumumin soal tanda tangan," ujar Damar. Azmi dan Azka yang duduk di belakang ikut menyembulkan kepala. "Iya nggak, Mi? Ka? Kita udah minta izin sama kak Ragil supaya Nabilla nggak dihukum." Damar mendorong kacamatanya naik. "Jadi, Nabilla nggak bakalan dihukum."

"YEAY. Kalian emang daebaek!"

"Apa? Ketek?"

Nabilla mengerucutkan bibir. "Daebaek tau, Dam. Kamu punya kuping nggak sih?"

Damar nyengir singkat, ia mengusap leher salah tingkah. Lantas saja Sagita, Mentari, Azmi maupun Azka tertawa geli. Tapi, ketika asik-asiknya tertawa, perhatian keenam orang tersebut teralihkan oleh suara berat nan seksi di depan sana.

"Hanya kalian yang tidak dapat tanda tangan sama sekali? Apa itu benar? Saya minta kejujurannya."

Nabilla menelan saliva kasar, Sagita dan Mentari saling berpandangan, sementara Azmi dan Azka fokus ke depan. Lalu Damar, cowok itu menghela napas berat seolah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Nabilla menatap ngeri ke panggung yang sudah ada peserta MOS, ada sembilan peserta di sana. Dua di antaranya perempuan. Nabilla jadi berpikir, apakah ia yang akan menggenapkan jejeran peserta di panggung itu?

RaquillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang