🌷 [43] Mengingatmu

2.6K 101 17
                                    

Now playing-Cassandra-Cinta Terbaik

Chapter 43: Mengingatmu

Sebaik-baiknya sebuah hubungan, adalah yang bisa menyadari masing-masing kesalahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebaik-baiknya sebuah hubungan, adalah yang bisa menyadari masing-masing kesalahan.

-Raquilla-
•••

"Nab, kayaknya buku matematika aku ketinggalan deh, aku balik dulu ya, masih ada lima belas menit sebelum bel bunyi," ujar Damar pada Nabilla yang berjalan sambil melamun di sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nab, kayaknya buku matematika aku ketinggalan deh, aku balik dulu ya, masih ada lima belas menit sebelum bel bunyi," ujar Damar pada Nabilla yang berjalan sambil melamun di sampingnya.

Hari ini, mereka berangkat bersama, dikarenakan cewek itu masih memiliki masalah dengan Raqa.

Nabilla tidak merespon penuturannya, entah apa yang cewek itu pikirkan atau memang tidak mendengar ucapannya. Terus berjalan menuju gerbang utama sambil menunduk kecewa.

Sementara ia ditinggalkan begitu saja, Damar memaklumi lalu kembali memasukkan buku-buku yang ia keluarkan tadi. Sialan! Kenapa pake ketinggalan, sih! Umpatnya, seraya memasang tas kembali.

Mengejar Nabilla, rupanya cewek itu sudah sampai di dalam, berjalan seperti tidak punya tujuan di sisi lapangan.

Berniat menghampiri, langkah Damar terhenti, saat tatapannya tertuju pada seorang cewek yang berada di koridor lantai dua. Cewek itu memegang sebuah pot yang seperti ingin dijatuhkan ke bawah, tepat mengenai Nabilla. Tunggu? Nabilla?

"NABILLA AWAS!" teriak Damar, cewek itu tetap berjalan, Damar berdecak kesal dibuatnya.

Dengan cepat, sebelum pot itu mengenai sahabatnya, Damar berlari sekencang mungkin dan menarik lengan Nabilla. Bersamaan suara berdebum akibat pot yang jatuh di belakangnya. Menghentikan aktivitas siswa yang berada di sekitar mereka.

"Nabilla, kamu mikirin apa sih? Dari tadi aku manggil kamu tau nggak?! Kalo sedetik aja aku telat, pot itu pasti ngancurin kepala kamu!" Damar berteriak, membuat sahabatnya itu menatap ngeri pada pot tadi lalu terisak.

"Ma-maaf Damar, Nabilla nggak denger. Nabilla--" Nabilla enggan melanjutkan ketika Damar menatapnya nyalang. "Nabilla salah, Damar boleh hukum Nabilla. Damar boleh marah sama Nabilla. Nabilla bodoh, seharusnya Nabilla tadi nggak sekolah."

RaquillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang