Castile. 02

1.7K 194 17
                                    

Akhir bulan November menjadi sejarah hitam bagi keluarga Kim. Sang penguasa paling ditakuti oleh dunia bawah tanah memilih untuk mengakhiri hidupnya.

King Kim, sebutan untuk pemimpin klan Kim. Klan Kim merupakan klan Mafia paling kuat di Korea bahkan salah satu terkuat di dunia.

Kehidupan serba mewah yang dijalani oleh keluarga Kim, keluarga pemimpin klan Kim itu tidak membuat King Kim hidup bahagia hingga memilih untuk berakhir.

Nuansa hitam begitu kental dengan kabar duka atas kematian sang King. Peti mati yang berada di ruang tengah tersebut dikerumuni oleh orang-orang berpakaian hitam. Mereka kompak menunduk untuk menghormati mendiang pemimpin mereka.

Ketiga putra King Kim berbaris paling depan diantara yang lain. Salah satu diantara mereka memimpin upacara untuk penghormatan terakhir sang Kim.

.
.

"Nona?"

Caroline bergeming. Sejak berita kematian sang ayah, ia hanya berdiam diri di kamarnya.

"Makan malam anda, Nona."

Caroline hanya menatap hidangan tersebut tidak minat. Selera makannya menguap begitu saja.

"Aku tidak lapar, bibi." Ucap Caroline pelan.

Perempuan itu menghampiri nona mudanya. "Tidak apa, nona. Menangis lah."

Ellene, bibi yang merawat Kim bersaudara sejak mereka kecil itu mendekap erat tubuh Caroline.

Caroline menumpahkan semua air mata yang dia tahan. Rasanya begitu sesak. Sosok ayah yang dia sayangi harus berakhir seperti ini. Meninggal karena bunuh diri.

.
.

Keempat Kim bersaudara sudah berkumpul di ruang kerja sang ayah ditemani oleh pengacara dan seorang tangan kanan King.

"Aku akan membacakan surat wasiat yang King tinggalkan." Ujar pengacara Jung.

Adam mengangguk. Sebagai seorang kepercayaan King selama puluhan tahun, Adam menjadi salah satu pembuat keputusan Klan Kim.

"Silakan Tuan Jung."

Tuan Jung mengeluarkan sebuah amplop cokelat, "Aku akan membacakan wasiat mendiang King."

Keempat Kim mengangguk. Jayden sebagai yang tertua sangat gugup dengan isi wasiat ayahnya. Dia sangat menginginkan posisi sebagai King.

"Anakku, aku ingin berbuat adil untuk kalian. Menjadi pemimpin bukanlah hal yang mudah. Kalian akan mendapat banyak kesulitan. Untuk itu aku ingin semua anak-anakku memiliki kesempatan menjadi King."

Bugh bugh

Jayden dengan penuh amarah memukul meja dihadapannya membuat semua orang terkejut dengan aksinya.

"Oppa!" Pekik Caroline.

Chris menahan tangan Jayden. "Hyung, apa yang kau lakukan?"

"Aku paling tua disini. Kenapa bukan aku yang menjadi King?!" Kata Jayden penuh amarah.

"Maaf, Tuan. King meminta semua anaknya memiliki kesempatan untuk menggantikan beliau. Baik anda sebagai putra sulung atau bahkan Nona Carol memiliki kesempatan untuk menjadi King." Ucap Adam dengan tenang. Pria berusia 56 tahun tersebut memang sudah hapal watak setiap putra King.

Castile KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang