Castile. 08

778 134 47
                                    

Setelah kejadian di rumah keluarga Thompson, keduanya memilih untuk berpisah. Tanpa sepatah katapun, baik Chris mau pun Kaylee. Mereka hanya saling memandang lalu masuk ke dalam mobil jemputan masing-masing.

"Anda baik-baik saja kan, Tuan Kim?" Tanya sekretarisnya, Lee Hyukjae.

Chris bergumam dengan mata yang masih fokus menatap jalanan menuju Los Angles. Membuat Hyukjae kembali fokus dengan tabletnya.

Sebuah senyum tipis berhasil lolos dari bibirnya, ketika ia tak sadar mengingat kejadian pagi tadi di kamar. Saat Kaylee dengan lantangnya berteriak menyadari kehadiran Chris di sampingnya.

'Apa yang aku pikirkan?' Chris merasa bodoh karena tiba-tiba mengingat artis cantik itu.

"Tuan, setelah ini kita akan bertemu dengan nona Zilbert." Ucap Hyukjae mengingatkan.

"Aku bahkan belum istirahat dan kau sudah memberiku pertemuan dengan gadis itu." Chris berdecih, moodnya menjadi turun hanya karena mendengar pertemuan itu.

"Maaf. Tapi nona Zilbert telah lama meminta anda untuk menemuinya. Sekedar membahas perjodohan."

Rasanya Chris ingin menonjok wajah sekretarisnya karena terlalu cerewet. Dan pula untuk apa dia harus mendengar masalah perjodohan ketika ia baru saja hendak pulang.

"Aku sedang tidak mau mendengar masalah perjodohan. Tolong batalkan pertemuan itu." Chris kembali menatap jalanan yang kini semakin terik.

"Ah, ya Tuan." Suara Hyukjae lagi.

"Apa lagi? Apa sesusah itu membatalkan pertemuan sialan itu?" Kata Chris dengan sedikit emosi. Ia menatap Hyukjae dengan marah dari belakang.

"Maaf jika lancang. Tapi ini dari Seoul. Nona Carol menghilang sejak tiga hari yang lalu." Ujar Hyukjae.

Chris terdiam. Caroline adiknya menghilang. Ada sedikit khawatir yang menerjangnya namun ia tepis jauh-jauh rasa itu. "Itu bukan urusanku." Katanya kemudian, berusaha terlihat tidak peduli.

"Lagi pula untuk apa kau memberi tahu masalah ini, huh? Apa William dan Jayden tidak bisa menemukan adiknya?"

.
.

"Si bodoh itu belum membatalkan perjodohan?" Tanya Jessica pada Yoon Bora, asistennya.

"Belum, eonni. Sepertinya perjodohan akan berlangsung. Kabar yang aku dapat masih tetap sama, pesta akan digelar lusa." Bora memberikan sebuah map pada Jessica.

"Sebenarnya apa yang diinginkan bajingan itu?" Kesal Jessica, ia membolak-balikan buku yang sedang ia baca, membuat kertasnya menjadi kusut.

"Kenapa tidak eonni terima saja perjodohan itu? Siapa tahu memang tidak seburuk yang eonni pikir." Ucap Bora, ia mengambil beberapa berkas yang telah Jessica kerjakan yang di simpan di meja.

"Tidak mungkin." Jessica menggelengkan kepalanya cepat. "Pasti ada tujuan yang ingin dia dapatkan." Jessica membuka kacamata bulatnya. Lalu memicingkan mata pada sebuah foto yang dia pajang di atas meja. Foto kelulusannya sepuluh tahun lalu.

"Tuan Jayden menikah karena ingin mendapatkan warisan bukan, dari tuan David." Jawab Bora mengingat-ngingat apa yang Jessica ucapkan beberapa hari lalu.

"Kau memangnya tidak penasaran apa yang ada di mansion itu?" Jessica menatap Bora penasaran.

"Tentu saja, eonni. Castile Kim adalah salah satu tempat misterius yang selalu ingin aku ketahui. Aku benar-benar penasaran apa yang ada di dalam tempat itu." Ucap Bora tak kalah penasaran.

Castile KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang