21

2.4K 99 1
                                    

AuthorPOV

Hari ini genap seminggu dari jangka waktu yang Rara dan dokter sepakati. Rara yang sedari tadi menangis dan enggan untuk makan
"Ra makan yuk?" Ajak Reno yang masih setia menemani Rara
"Ngga Ren"
"Ra dikit aja"
"Ren liat deh wajah tenang Alvin, gimana bisa dia tenang sedangkan kita nunggu dia buat bangun" Ucap Rara sambil melihat Alvin
"Hahaha bisa aja kamu, Ra wajah Alvin sangat tenang tau kan maksud aku?"
"Iya aku tau, jika emang takdir menyuruhku untuk mengikhlaskan Alvin aku ikhlas" Ucap Rara senyum sambil menangis
"Ikhlas Ra?"
"Ren sejujurnya aku gapernah ikhlas, istri mana yang ikhlas kalau suaminya pergi dan gabakal kembali lagi. Tapi ini takdir Ren"
"Jam 4 sore nanti pihak RS bakal nyabut semua alat yang ada di tubuh Alvin ini"
"Aku tau, Ren kenapa ya? Kenapa aku gapernah bisa bahagia terus ya?"
"Namanya juga hidup Ra. Ingat kamu harus selalu bahagia ada anak anakmu disini yang harus kamu perjuangkan"
"Aku kasihan sama mereka Ren jika nanti mereka harus lahir tanpa seorang ayah"
"Sabar Ra, oh iya aku keluar dulu ya. Mau sholat dhuhur dulu. Kamu udah kan?"
"Iya udah kok"
"Aku belikan roti ya? Biar ada isinya perutmu"
"Hem okelah makasih ya Ren"

Saat Reno pergi Rara kembali menangis dan bermonolog sendiri
"Mas bangun dong, mas disini banyak orang yang nungguin mas bangun. Mas kasian anak anak kita mas. Mas ga kangen aku huh? Mas kalau emang mas harus pergi aku belajar ikhlas mas meskipun sebenarnya aku gapernah bisa mas, mas aku kangen banget" Lirih Rara yang menangis tanpa henti
"Kok bisa sih mas, muka mas setenang ini? Mas aku mohon bangun mas. YaAllah jika memang Mas Alvin harus pergi aku ikhlas, tapi hamba mohon YaAllah berilah mukjizat kepada keluarga kecil kami, hamba dan anak anak hamba masih sangat membutuhkan Mas Alvin disini" Tak henti hentinya Rara berdoa agar Alvin segera bangun.

Jam 3 sore semua berkumpul di depan ruangan Alvin. Rara yang tak henti hentinya menangis dan berdoa berharap agar Alvin bangun disaat detik detik pencabutan semua peralatan yang ada di tubuhnya. Mama Alvin kondisinya sama seperti Rara mereka semua tak henti hentinya memanjatkan doa untuk Alvin.

Jam setengah 4 dokter pun datang
"Bagaimana? Apa kalian yakin?"
Semua hanya mengangguk menandakan mereka semua yakin dengan keputusan ini.
"Dok saya izin sebentar masuk ke ruangan Alvin untuk terakhir kalinya" Ucap Rara
"Baiklah silahkan"

Rara memasuki ruangan dengan air mata yang sudah pastinya tak terbendung lagi
"Mas kamu jahat ya? Mana janjimu bakal jagain aku dan anak anak kita? Mas aku sayang kamu, aku mohon bangun mas. Aku mohon bangun untuk anak anak kita. 2 bulan lagi aku lahiran loh masa kamu gamau bangun sih? Mas aku mohon bangun" Lirih Rara terus menerus sambil menggenggam tangan Alvin

Tanpa disangka tangan Alvin bergerak dan mata Alvin mengeluarkan air mata. Rara langsung kaget dan senyum
"Alhamdulillah YaAllah terimakasih" Ucap Rara bahagia
"Dokter...dokter...dokter Mas Alvin dokter.." Teriak Rara berkali kali
Dokter langsung masuk dan menyuruh Rara untuk menunggu di luar.
Semua orang yang mendengar itu tampak sangat bahagia tanpa terkecuali. Mereka sama sama memanjatkan doa.

15 menit kemudain dokterpun keluar dengan wajah yang sangat bahagia
"Alhamdulillah jantung Alvin sudah mulai normal, semuanya nampak sangat normal. Tapi dia masih harus dirawat disini untuk beberapa hari kedepan. Ini berkat doa kalian semua ini adalah keajaiban, termasuk Dr.Rara yang setia menemani Alvin"
"Alhamdulillah YaAllah" Ucap semuanya serempak
"Sebentar lagi Alvin akan dipindahkan ke ruang inap biasa baru kalian boleh melihat Alvin"
"Baiklah dokter terimakasih" Ucap Mama Alvin

Setelah Alvin dipindahkan ke ruang inap biasa semua berkumpul di ruangan Alvin. Keadaan Alvin masih sangat lemah dan sangat lemas.
"Vin mama sangat bersyukur kamu bisa sadar" Ucap Mama Alvin
"Aku tidur lama banget ya?" Ucapnya
"Yoi bang liat istrimu ini"
"Kasian Rara Vin dia nangis terus" Ucap Mama Rara
"Iya maaf aku tidur lama banget" Ucap Alvin yang lemas
"Cepat sembuh ya Vin, mama sama papa balik dulu" Ucap mama papa Rara
"Iya ma pa makasih ya"

Satu jam kemudian Reno, Mama Papa Alvin pamit karena memang ada urusan penting di Yon. Sekarang hanya ada Alvin dan Rara di ruangan ini.
"Dek maafin mas ya?"
"Maaf kenapa mas?"
"Maafin mas, adek mas tinggal terus"
"Gapapa mas yang terpenting sekarang mas sudah sehat lagi, mas jangan ninggalin aku lagi ya?"
"InSyaAllah mas janji dek, udah jangan nangis lagi dong" Ucap Alvin menghapus air mata Rara
"Iya mas ngga kok, sekarang mas tidur aja biar tambah sehat biar bisa cepet cepet pulang"
"Iya dek laksanakan"

2 hari kemudian Alvin sudah diperbolehkan pulang. Alvin masih belum kerja karena dia masih pengen istirahat dirumah. Mereka pulang dijemput oleh Reno. Sesampainya di rumah, Rara masak makanan kesukaan Alvin.
"Ren makasih ya udah jagain istriku, aku udah terlalu lama ninggalin dia"
"Gapapa bang santai aja, kalian udah aku anggep saudara"
"Mas ada yang mau nikah nih bentar lagi" Goda Rara
"Siapa dek?"
"Tuh adek Mas"
"Apasih ngga bang"
"Sama guru itu?"
"Guru siapa dek?"
"Reno dikenalin sama ibu guru mas"
"Gas lah Ren biar ga ngenes mulu. Muka bar bar hati ambyar" Goda Alvin
"Dia masih sibuk sama tes cpnsnya bang"
"Kenalin ke kita kita ya"
"Tenanglah Ra pasti kok"

Setelah makan malam selesai Reno pamit pulang dulu Reno tak ingin mengganggu acara kangen kangenan mereka.

"Dek sini" Panggil Alvin
"Iya mas ada apa?"
"Makasih ga pernah ninggalin aku dalam kondisi apapun"
"Mas udah kewajiban aku kok"
"Makasih ya dek yaudah yuk tidur" Ucap Alvin sambil mencium kening Rara
"Iya mas yuk" Ucap Rara sambil memeluk Alvin
"I love u dek"
"I love u more mas"

Mereka berdua tidur sangat pulas dan pastinya dengan perasaan yang sangat bahagia.














Aku bakal tamatin 1chapter lagi ya. Dan bakal nulis cerita lagi jadi tbc ya🐥

Ily LettukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang