CHAPTER 2 (apa salahku?)

6.1K 340 41
                                    

"Biarkan aku mati agar mereka bahagia"
-Veisya Pratama-
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading❤

Jika ada kesalahan kata dan typo mohon dimaafkan😊

Hari ini adalah hari minggu. Semua orang yang bekerja libur. Sama seperti Veisya, saat ini dia lebih memilih menghabiskan waktu dengan membaca buku dan menulis diarynya.

Veisya tersenyum tipis saat melihat chat dari Bunga yang mengajaknya pergi ke mall.

Bunga

Veisya😘yuhuuuu❤...jalan-jalan yuk ke mall. Soal biaya biar aku yang tanggung semua😉

Veisya cepat-cepat pergi ke kamar mandi untuk bersiap.

Veisya bercermin untuk melihat apakah dia sudah rapi atau belum. Setelah merasa rapi dia pun membuka pintu kamarnya secara perlahan lalu melihat sekitar. Sepi. Veisya bergegas keluar tak lupa mengunci pintu kamarnya.

"Veisya," teriak Bunga sambil melambai-lambaikan tangannya

"Bunga memangnya kamu mau beli apa di mall?" Tanya Veisya

"Gak usah nanya nanti kamu sendiri tau kok," ucap Bunga

"Kamu pasti akan menyukainya Vei," batin Bunga

⚰⚰⚰

Kedua orang ini memasuki rumah. Sepi. Itulah yang menggambarkan rumah mereka sekarang. Mencari seseorang tapi orang yang dicari mereka tidak ada.

"Pa, pembunuh itu tidak ada," ucap Alan

"Iya kamu benar," ucap Ridel

"Apa kita lakukan sesuatu padanya," ucap Alan sambil tersenyum miring

"Baiklah sepertinya akan menyenangkan," setuju Ridel

Di tempat lain....

Veisya bahagia. Dia sangat bahagia. Dan ini semua karena sahabatnya Bunga.

"Kamu gak perlu juga buat beli mini cake seperti ini," ucap Veisya merasa tidak enak

"Berhentilah berkata seperti itu. Sekarang buat permintaan lalu kamu tinggal meniup lilinnya," ucap Bunga

Veisya berdoa dan meminta permintaan yang sama sekali tidak pernah orang inginkan.

"Tuhan aku ingin tidur dalam waktu yang lama dan tidak ingin bangun kembali," ucap Veisya dalam hati

Veisya membuka matanya dan meniup angka yang ke 17 itu.

"Happy birthday my Veisya," riang Bunga dan memeluk Veisya

"Iya, makasih Bunga," balas Veisya lembut

Sejenak Veisya terdiam. Dia baru sadar ternyata hari ini adalah hari kematian Ibunya. Ibunya meninggal setelah melahirkannya. Veisya melebarkan kedua bola matanya, dalam hati Veisya merutuki kebodohannya karena sudah lupa akan hari kematian Ibunya sendiri.

"Pasti Ayah dan Kakak akan menyiksaku," batin Veisya takut

"Vei"

"Veisya"

"Hei, kamu baik-baik aja kan?" Tanya Bunga khawatir

"Ah iya," ucap Veisya kaget

"Yakin?" Cemas Bunga

"Iya, aku baik-baik saja kok," balas Veisya

"Kalau gitu kita pergi ke toko buku sekarang," ajak Bunga

Broken Girl (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang