CHAPTER 7 (penderitaan & penyiksaan)

5.1K 287 35
                                    

"Jika kamu menderita tersenyumlah"
-Veisya Pratama-

Happy Reading Readers❤
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Veisya PoV

Aku meringis saat merasakan luka disekujur tubuhku. Semalaman aku tidak tidur karena Ayah dan Kakak terus menyiksaku sampai pagi. Untung saja aku bisa bebas karena mereka sedang pergi entah kemana. Aku menghela napas lelah, sungguh ini sangat melelahkan! aku menyerah. Aku berserah atas apa yang terjadi dalam hidupku. Tuhan cepat panggil aku sekarang juga aku ingin sekali ikut bersama Ibuku dan merasakan apa yang tidak pernah aku rasakan.

Aku berusaha menggerakkan kedua tangan dan kakiku tapi tetap saja tidak bisa. Oh iya, aku baru sadar ternyata kedua tangan dan kakiku dirantai. Aku tertawa hambar.

Sebenarnya aku ini adalah tahanan atau keluarga? Lebih bagus mereka menyiksaku lebih cepat juga kematian yang aku inginkan. Jujur aku ingin sekali bebas dari segala penderitaan ini tapi aku mau pergi kemana? Ya sudahlah semuanya sudah terjadi aku pun sudah menerimanya dengan tulus. Aku tidak ingin membenci mereka bagiku mereka tetaplah keluargaku meskipun mereka tetap memperlakukanku seperti samsak hidup berjalan tapi aku tetap menyanyangi mereka dengan sepenuh hatiku.

Aku mendongakkan kepalaku saat merasakan pintu yang dibuka oleh seseorang. Aku menghela napas entah yang keberapa kalinya. Pasti mereka akan menyiksaku lagi. Biarkan saja mereka berkarya pada tubuhku ini sebentar lagi aku akan pergi meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya.

Veisya End PoV

⚰⚰⚰

Juan tidak bisa berpikir jernih. Dia terus memikirkan keadaan Veisya. Entah mengapa dia merasa bahwa Veisya saat ini sedang dalam masalah.

"Juan berhentilah mondar-mandir," ucap Marie

"Jika Oma pusing liatnya masuk aja dikamar terus istirahat," ucap Juan

"Aku masih muda," ketus Marie

"Iya yang muda yang umurnya mau 69 tahun," balas Juan yang langsung pergi kekamarnya

"Cucu kurang ajar," marah Marie

Juan mengacak-acak rambutnya. Dia frustasi. Dia pun memutuskan untuk pergi ke sekolah meskipun sudah jam 10, cepat-cepat dia mengambil kunci motor lalu pergi ke sekolah.

Juan sudah terbiasa pergi telat menurutnya 'anak sultan mah bebas' itulah mengapa dia sering pergi telat meskipun dia harus menjalani hukuman tapi itulah yang di inginkannya. Pergi telat, diberi hukuman, dan tidak belajar itu adalah salah satu rutinitas yang sering dia lakukan. Tapi itu dulu, semenjak Veisya menceramahinya dia sudah lebih sering masuk kelas dibandingkan pergi ke kantin tapi kebiasaannya yang datang telat itu memang susah untuk dihilangkan.

"Anak sultan mah bebas," gumam Juan

Juan menjalankan motornya dengan kecepatan rata-rata.

Di tempat lain....

"Hah...hah....hah"

Bibir pucat itu tidak pernah berhenti menghela napas. Setelah penyiksaan itu selesai Alan melepaskan rantai dikedua tangan dan kakinya, Alan langsung pergi meninggalkan Veisya yang tertuduk lemas di lantai yang dipenuhi oleh bekas-bekas darah yang sudah mengering ada juga yang masih terlihat baru.

Veisya memegang hp-nya dengan tangan bergetar. Dengan sekuat tenaga Veisya menghubungi Bunga.

"Ada apa?"

Broken Girl (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang