Sejak itu kenapa aku menjadi sangat bahagia walau pun mungkin hanya sementara, karena ada rahasia yang Wooseok tidak tau tentang aku. Jujur saja aku sangat terpukul tentang keadaan kesehatan ku tetapi mungkin ini adalah kesempatan ku untuk selalu bersama Wooseok, karena hanya perlu beberap bulan lagi mungkin aku akan hilang dari dunia ini lalu pergi meninggalkan nya.Sangat sulit dan bahkan aku harus terus menerus menangis membayangkan jika Wooseok tau ini dan mengetahui jika aku hanya di beri kesempatan oleh tuhan beberapa bulan lagi, aku takut Wooseok akan meninggalkan ku dan menjauh dari ku. Sejak hari di mana aku memikirkan itu, aku selalu diam bahkan jarang berbicara sangat jauh dari sifat asliku yang sebenarnya. Kini aku sedang jalan di taman bersama Wooseok atau biasa di panggil Wooshi. Tangan nya yng hangat menggengam tangan ku yang dingin, mungkin karena cuaca yang tidak menentu tetapi Wooseok tidak menjadi kan itu sebuah masalah.
"Kau kenapa akhir² ini hanya diam? Kenapa? "Ini yang aku takut kan, Wooseok selalu bertanya kenapa aku selalu diam? Tetapi aku hnya menjawab seperti biasa aku hanya takut jika Wooseok semakin mencurigai ku.
"Tidak apa, kak Wooseok kenapa bertanya? Aku baik² saja. I'am Oke "Wooseok hanya menghela nafas pelan lalu melanjutkan perjalanan kami menuju cafe favorit kami dan biasanya kami berkencan di sana.
"Kamu mau pesan apa? Biar aku saja yang memesan nya "kata Wooseok, aku pun melihat daftar menunya sepertinya aku sedang malas memakan nya. Lebih baik aku minum saja dari pada Wooseok marah kepadaku akan bertambah panjang urusan nya.
"Coklat panas saja, gulanya jangan terlalu banyak "Wooseok malah menatap ku seperti menyelidiki, maklum saja biasa nya aku makan banyak tetapi hari ini aku hanya memesan minum saja.
"Tumben, biasanya kamu makan banyak kalau gak cemilan gitu "aku hanya menaikan bahu saja artinya aku sedang tidak tau atau mungkin aku lagi malas tetapi Wooseok mengerti aku.
"Baiklah, saya sama coklat hangat sama roti bakar susu nya satu "setelah memesan, kami pun duduk di kursi kosong di samping kaca besar agar aku tidak bosan, aku selalu menatap keadaan luar meskipun Wooseok selalu saja menatap ku dan entah kenapa dia selalu menatap ku, apa dia tidak bosan?
"Kenapa kamu terus menatap ku seperti itu? "Bukan risih si, tetapi banyak org yang berada di cafe ini membicarakan kami dan aku pasti malu.
Bukan nya malu Wooseok malah meraih tangan ku yang berada di atas meja lalu menggengam nya erat seakan jika dia melepaskan nya aku akan perg meninggalkan nya dan memang pada akhirnya aku akan melakukan itu.
"Tangan mu dingin, kau sakit? "Ini yang membuatku tidak bisa meninggalkan nya, dia begitu perhatian kepadaku dan sangat membuatku semakin mencintainya.
"Tidak, mungkin karena cuaca nya yang membuat tangan ku menjadi dingin "Wooseok pun melepas kaos tangan nya dan lalu memasang nya di kedua telapak tangan ku, dan ini membuatku sangat bingung kepadanya.
"Aku sudah pernah bilang, jangan lupa pakai kaos tangan nya nanti kamu kedinginan sayang"kemuadian dia tersenyum lalu mengelus punggung tangan ku yang tertutup kaos tangan yang ia pakaikan kepadaku.
"Nanti kamu ke dinginan kak "aku mau melepaskan koas tangan nya tetapi Wooseok mencegah ku unk melakukan nya dan dia menatap ku seakan melarang nya.
"Biar aku aja yang kedinginan tapi jangan kamu, karena aku gak mau lihat kamu sakit. Pakai aja jangan di lepas, ya"tangan Wooseok mengelus rambut ku lalu turun ke pipi dingin ku.
Dia mengusapnya sangat lembut membuatku kecanduan dengan tangan nya itu, aku pun meraih tangan nya lalu mengelus punggung tangan nya.Entah kenapa air mataku jatuh dan membasahi pipi ku dan tentu saja Wooseok akan terkejut lalu menakup wajahku mengusap air mataku lalu terus bertanya kenapa aku menangis.
"Loh, kok nangis? Kenapa sayang? Dingin? Hm"aku hanya mengangguk pelan, padahal bukan itu mengapa aku menangis tetapi mau bagaimana aku juga bingung mau bicara apa.
Tanpa harus di minta Wooseok melepas jaket nya yang tebal itu lalu berjalan ke arah ku lalu memakaikan nya di punggung ku tetapi reaksiku hanya menatap bingung ke arah nya, lalu tak lama kemudian pesanan kami pun datang lalu pelayan itu pun segera pergi. Kami berdua meminum pesanan kami pesan tadi lalu diam beberapa saat, tetapi jujur saja aku tidak betah suasana sepi di antara kami tapi mungkin memang mood ku sedang tidak memungkinkan kan dan makanya aku tidak memulai pembicaraan sebelum Wooseok yang memulai nya terlebih dulu.
"Kenapa sikap mu jadi berubah? Apa yang membuat mu tidak nyaman kepada ku? "Aku mendengar itu pun langsung menatap Wooseok yang sama sekali tidak menatap balik kearah ku, dan aku hanya diam saja mungkin saat nya dia tau keadaan ku.
"Kenapa? Apa salah ku? Apa kau tidak nyaman jika berada di samping ku? Katakan"aku tetap diam saja, tanpa aku sadari Wooseok sudah berada disebelah ku.
Karena kami duduk berhadapan dan padahal masing² ada sofa panjang, Wooseok duduk di sebelah ku saat aku merasakan hembusan nafas di bagian kepala ku. Aku pun mendongak ke atas dan mata kami bertemu dalam beberapa saat padahal jarak kami bisa di bilang terlalu dekat bahkan juga hidung kami sudah bersentuhan meskipun bukan bibir kami. Walau pun begitu aku tetap takur unk mengatakan kenyataan tentang keadaan ku yang sebenarnya karena aku takut jika Wooseok benar akan meninggalkan nya aku tidak sanggup membayangkan hal itu terjadi.
"jawab aku, atau kau selingkuh di belak "kalimat nya terpotong karena ulah ku, aku menyela perkataan nya karena aku tidak tahan unk mendengarnya.
"Tidak! Aku tidak melalukan, aku selaku diam karena... Karena "sungguh aku sangat tidak sanggup unk mengatakan kenyataan jika aku tidak akan hidup lebih lama lagi.
"Karena? "Katanya yang membuatku semakin takut, saat aku akan mengatakan nya tiba² saja Wooseok memeluk ku.
"Aku tidak mau tau, aku hanya tidak ingin jika kau meninggalkan ku. Aku tidak akan sanggup jika itu terjadi, berjanji lah "aku menenggelamkan wajah ku di dada bidang nya, dan kepalanya mencium pucuk rambutku.
Aku hanya mengangguk tapi di dalam hatinya aku tidak pasti jika ku tidak bisa meninggalkan nya nanti jika takdir membuatku lebih lama aku akan membuatnya bahagia sebelum aku pergi, lalu dia melepaskan pelukan nya. Aku menatap nya begitu juga Wooseok menatap ku penuh dengan ke bahagian di matanya, dengan perlahan tapi pasti dia mendekatkan wajah nya ke arah ku agak memiringkan wajah nya, aku mengerti apa yang akan Wooseok lakukan makanya aku menutup mataku. Hembusan nafasnya menghembus wajah ku dan sampai aku merasakan benda kenyal dan hangat itu di bibir ku.
Awalnya hanya menempel kan saja tetapi perlahan tangan Wooseok meraih tekung ku lalu melumat bibir ku lembut membuat kesan yang sangat manis, dia menggigit bibir awah ku menandakan jika dia ingin di balas dan berhubung di cafe sepi hanya ada beberapa org saja. Tangan ku meraih rahang nya yang tegas itu lalu membalas lumatan nya, bersela beberapa menit kami pun mengakhirinya karena stok udara kami habis tetapi kening kami masih menjadi satu, mata nya itu tetap setia menatap ku tp yang sedang teregah² karena ulah nya.
"maaf ya"katanya, mungkin merasa bersalah karena bibir ku berdarah sedikit tadi dia menggigit ku saat ciuman berlangsung.
"Tidak apa, aku mengerti "kataku lembut dan dia pun tersenyum sekaligus lega dengan perkataan ku, lalu tangan nya itu meraih tekung ku sekali lagi.
Aku hanya menatap nya saja sedangkan Wooseok membuka mulutnya sedikit begitu pun aku, sampai ciuman itu berlanjut lalu berakhir. Wooseok tersenyum lagi lalu mengusap bibir basah ku karena tadi dia menjilat dan menghisap nya dengan sangat kuat.
"Mau pulang? Hm"aku hanya mengangguk saja, Wooseok pun memberikan uang kepada pelayan lalu ia menggenggam tangan ku lalu membawaku keluar bukan hnya itu dia juga merangkul ku agar aku tetap hangat di pelukan nya kata Wooseok.
Aku pun senang sekali hanya saja hatiku masih gelisah karena aku belum sempat memberi tahunya, mungkin ini belum waktunya suatu hari nanti dia akan mengetahui nya aku percaya jika Wooseok tidak akan meninggalkan ku sendiri. Aku yakin cinta kami akan berlanjut sampai kehidupan selanjut nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
You Like Me? | Kim Wooseok
RomanceDi sana agak jauh di posisi yena berdiri dng menggunakan jaket hitam dan celana hitam tdk lupa dng topinya ia terus mengawasi di mana yena berada sungguh melihat yena tersiksa adalah hal yg paling menyakitkan bagi yeoja tersebut. Yena yg menggunakan...