Sudah sebulan aku tidak menulis kisah tentang Gana. Laki-laki itu kini terlihat seperti biasanya. Bedanya dia sedikit acuh pada sekitar. Saat ada yang menyapa, dia hanya mengangguk tanpa ekspresi.
Untuk jarak aku dan dia, kini sangat renggang. Dia lebih terkesan asing bagiku. Bukan Gana yang dulunya have fun dengan harinya. Bukan Gana yang dulunya jahil dengan teman-teman sekelas. Tapi kini, Gana seseorang yang tidak pedulian. Gana yang sekarang lebih irit bicara, yang intinya berbanding terbalik dari dulu.
Terdengar monoton? Terserah kalian yang menanggapi. Aku sendiri bosan dengan hari-hariku.
Berteman dengan Tiyasa yang sedang kasmaran mungkin bisa membuat aku tidak bosan lagi. Ya, aku punya teman selain Gana. Tiyasa, gadis itu pindahan dari sekolah lain seminggu yang lalu. Gadis yang gaul dan blak-blak an itu mau berteman denganku.
Tidak masalah jika aku dekat dengannya. Setidaknya aku tidak mengingat Gana dan Mentari lagi. Seperti yang ku katakan, meski aku sekelas dengan Gana. Aku lebih menganggap Gana tidak ada di kelas yang sama denganku. Gana hilang. Itu bagiku.
Untuk seterusnya aku pun tidak tau. Tujuanku saat ini hanyalah melupakan Gana. Hanya itu.
(Melupakan boleh. Asal jangan dengan cara terpaksa. Ketika saat itu tiba dan kamu belum siap berhadapan dengannya. Pastikan hatimu akan runtuh)
END!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Luna - END
Short Story[Love Triangle Series] xxx Karena malu jika harus mengatakannya langsung, maka aku mengatakannya lewat catatan. Catatan yang aku harap suatu hari nanti akan kamu baca. Eh jangan deh, lebih baik kamu diam saja. Seperti biasanya. *** ©2019