Memori Usang

5 3 0
                                    

"Kehadiranmu Mampu Membuat Pertahanan Yang Selama Ini Ku Bangun Runtuh Kembali"

~Lazuardi Putri

***

Jalanan ibu kota provinsi terlihat padat merayap, kami menyelip diantara ramainya kendaraan. Tiba tiba entah kenapa intuisiku seakan hidup kembali. Rasa yang dahulu sempat menghilang, kini muncul kembali, namun aku tidak menyadari akan hal ini. Kak Aditya menghentikan laju motornya karena lampu merah menyala di persimpangan jalan sana.

Mobil berwarna silver perlahan terhenti di samping kami, lalu tanpa sengaja aku melihat samar-samar seseorang yang pernah mengisi kekosongan hatiku saat masa sekolah dulu. Dia menatapku dengan tatapan yang nanar, seolah jiwanya berkata "Hai, ini aku. Maaf aku tidak bisa menggapai mu." Sebisa mungkin aku menyadarkan diriku sendiri, halu bae Laz.

Deg

Tak pernah ku sangka akan ku temui lagi raga yang telah sekian lama menghilang dari pandangan mata, "Ah tidak mungkin" aku memekik dalam hati, "itu bukan Prawira sadar Laz!". Batinku menepis segala realita, tapi belum sempat aku memastikan lebih jauh, perlahan lampu hijau menyala dan mobil tersebut melesat dengan cepat meninggalkan kami dibelakangnya. Sejenak aku menerka segala kemungkinan, namun tak ku temui jua titik terang. 

"Laz, kostan mu ke arah mana ?"
Tiba tiba kak aditya membuyarkan lamunan ku.

"Hah, apa kak ? Ga kedengeran?" tanyaku memastikan. Selain karena aku melamun, keramaian jalan raya ini juga sangat menggangu konsentrasi untuk mengobrol.

"Kostan mu ke arah mana kanan atau kiri?" Tanya kak aditya sekali lagi.

"Kiri kak , udah deket kok disana" jawabku sembari menunjukkan arah jalan.

"Oke" jawabnya lalu menarik pedal gas lebih cepat.

Ketika sudah sampai ke gang depan kostan. Kak aditya melajukan motornya perlahan menuju kosan ku.

"Stop disini Kak, udah sampe" titahku kepada Kak Aditya.

"Oh oke" jawabnya.

Aku turun dari motornya dan melepaskan helm yang masih terpasang tepat di kepalaku.

"Ini kak helmnya, makasih" kataku sembari menyodorkan helm miliknya.

"Iya sama sama" jawabnya sambil tersenyum manis

"Eh bentar, boleh kakak minta no whatsapp kamu?" Lanjutnya. 
Sejenak aku berpikir, untuk apa?

"Oh boleh kak, sebentar" jawabku membolehkan, lalu aku mengeluarkan handphone dari dalam sling bag ku.

"Ini kak" kataku sembari menyodorkan handphone ku.

"Oke, udah di save ya. Yaudah kakak duluan." Pamitnya sembari memakai helm dan menstarter motornya sampai perlahan menjauh pergi dan tertelan oleh deretan bangunan yang terjunjung tinggi di persimpangan jalan.

Aku masuk kedalam kosan dengan kaki sedikit pincang karena jujur lutut ku terasa ngilu akibat terbentur batu tadi. Aku membuka knop pintu kamar kost ku dan Mutiara perlahan.

"Assalamualaikum,Ra" salamku.

"Waalaikumussalam, kemana aja sih kamu Laz ? Katanya mau sebentar ini udah mau maghrib tau." Jawabnya sembari mengoceh tanpa henti ibarat petasan di langit malam pergantian tahun.

Dewa PrawiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang