"Semesta Selalu Mempunyai Cara Tak Terduga"
Now Playing 🎶
The Overtunes ~ Sayap Pelindungmu***
*Mutiara POV
Pagi ini matahari sudah menyeruak masuk lewat ventilasi kamar kost ku dan Lazuardi. Karena ini akhir pekan dan kami tidak memiliki jadwal kelas tambahan jadi kami bisa dengan tenang bangun disaat matahari telah bersinar. Karena jika bukan akhir pekan kami akan bangun sebelum matahari muncul untuk kembali menjalankan tugasnya menerangi bagian dunia yang kami tinggali.
Biasanya di akhir pekan aku dan Lazuardi pergi lari pagi ke taman kota atau sekedar bersepeda di sekitaran tempat kost menggunakan sepeda yang Lazuardi yang di bawa dari kampung asalnya. Jika kami sedang lari pagi, Lazuardi hanya bisa melangkahkan kakinya sembari diam seribu bahasa karena biasanya aku selalu lari pagi sembari mendengarkan suara Dewa di seberang sana menggunakan earphone, aku tahu sih ini sedikit berlebihan karena Lazuardi jadi semakin tidak punya waktu untuk bercerita kepadaku.
Oh ya, nama pacarku Dewa. Umurnya sembilan bulan lebih muda daripada aku, tapi karena aku masuk sekolah satu tahun sebelum dia sekolah jadi aku dan dia bisa dikatakan berbeda satu tahun. Agak sulit memang mengerti keinginannya seperti apa, karena pada awalnya dia sangatlah naif sampai-sampai aku mencari celah untuk keluar dari kehidupannya. Tapi ternyata yang ada aku malah semakin terperangkap dibalik kata nyaman.
Kenaifannya itu lah yang mampu membuat aku berpikir bahwa caranya menjagaku adalah dengan seperti itu. Meskipun terkadang dia terlalu berlebihan dengan caranya yang over protektif dan melarang aku untuk melakukan ini dan itu terlebih lagi jika aku chatting dengan teman laki-laki ku. Aku tahu ini sedikit bucin, tapi mau bagaimanapun aku mencintai Dewaku.
Perkenalanku dengan Dewa memang sangat tidak disengaja. Saat itu aku sedang bermain sosial media dan tiba-tiba dia menghubungi ku lewat chat. Aku yang awalnya ragu karena benar-benar tidak mengenalnya pun perlahan-lahan mencoba bergerak dari zona nyamanku dengan didorongi motivasi dari kawan-kawan di kampungku. Hufftt, mengingat kawan-kawan ku disana, sekarang bagaimana ya kabar mereka?
Dewa sempat bercerita bahwa sebenarnya awal dia menghubungi ku itu hanya karena iseng saja dan akupun membalasnya dengan sikap yang biasa saja tanpa ada "GR" atau apapun itu karena saat itu bukan untuk yang pertama kalinya ada lelaki yang mendekati ku dengan embel-embel "ingin menjadi pacar". Maka dari itu, tidak cukup satu kali untuk Dewa menyatakan perasaannya karena aku benar-benar tidak responsif terhadapnya. Dan ya setelah ke empat kalinya dia menyatakan perasaannya barulah aku coba untuk menerima dirinya dan segala kegilaan yang terdapat pada jiwanya.
Tapi semakin waktu berjalan semakin aku sadar bahwa dia adalah rumah yang paling nyaman untuk aku meluapkan segala keluh kesahku. Selain itu, aku juga sadar bahwa hadirnya sayap pelindung itu benar-benar ada. Meskipun aku dan Dewa sangat jarang sekali bertemu tapi aku bisa merasakan bahwa di setiap harinya dia selalu ingin memastikan bahwa aku baik-baik saja di perantauan.
"Ra, ke pasar yu beli bahan makanan mumpung kita belum mandi." Suara Lazuardi merusak lamunanku yang sudah kian syahdu ku rasa.
"Hmm ayo deh, mau naik apa?" Tanya ku dengan nada jutek.
"Naik sepeda kuy, biasa aku bonceng kamu." Ajaknya sembari sedikit merayu.
"Hmm dibonceng nya duduk kan?" Tanyaku kepadanya, karena selama ini aku selalu dibonceng dalam keadaan berdiri.
"Kalau kamu maunya dibonceng sambil duduk mending pake motor kamu aja, biar aku yang bawa." Jawabnya memberi saran.
"Hmmm, naik sepeda aja deh kalo naik motor pengalamannya ga seru." Jawabku.
"Yaudah ayo, aku iket rambutku dulu ya." Izinnya.
"Sekalian dong iketin rambutku hehe." Pintaku dengan nada manja.
"Hmm iya deh anak bungsu." Jawabnya sembari mengambil sisir lalu menghampiri ku dan mulai mengikatkan rambutku.
"Sudah selesai." katanya.
Aku pun mengibaskan rambutku di hadapan cermin. Simpul yang rapih, benakku.
"Ayo berangkat, jangan mau ku bantu bangun badanmu berat." Katanya, padahal belum sempat aku menyodorkan kedua tanganku ke arahnya. Aku pun segera bangkit dan berjalan keluar kamar.
***
Sukabumi, 30 November 2019Hai haiii... Update lagi guys ini baru permulaan lho ya :v
Nah judul wattpad ku
"Dewa Prawira"Dan ternyata dewa itu doi nya mutiara.
Lalu Prawira siapa ya ? Penasaran ?
Tunggu dulu nanti kita kasih tau kok wkwkw
Jangan lupa vote, comment dan tag temen kalian sebanyak-banyaknya
Lopyuuu Readers🧡
~TitikKataSemesta
![](https://img.wattpad.com/cover/207100242-288-k745549.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewa Prawira
Novela JuvenilSemesta selalu memiliki cara yang unik untuk mempertemukan manusia dengan sesuatu yang lainnya. Mempertemukan para Dewa dengan sebutir mutiara yang tersimpan tenang dimulut kerang serta mempertemukan para Prawira kerajaan dengan lazuardi yang ditemp...