"Neng geulis ... Aa' pulang!" Harsa berteriak heboh begitu memasuki pintu utama rumah.
Begitu tidak menemukan siapa-siapa di ruang tengah, Harsa segera berlari ke dapur. Kemudian menemukan sang bunda yang tengah memasak di sana.
Sandrina, wanita beranak 2 itu menoleh sambil mendengkus geli. Apalagi begitu putra sulungnya itu mulai mendusel di bahunya sambil memeluk sang bunda dari belakang.
"Pulang mulu kamu!" sindir Sandrina yang kontan membuat Harsa melotot tak terima.
"Ooh ... jadi Neng Rina nggak suka Aa' pulang?" tanya bocah itu malah drama.
"Minimal pulangnya ajak Nael juga lah. Bunda kan kangen sama dia," sahut Sandrina enteng.
"Bunda ngaku deh! Sebenernya Harsa itu ketuker sama Nael, kan? Sebenernya anak Bunda itu si Nael, kan? Bukan aku?" Dan benar saja, bocah itu mulai berdrama lagi.
Sandrina tidak ambil peduli dan meraih kresek hitam besar di tangan Harsa. Begitu membuka belanjaan yang memang sudah dia titip beli sejak dua hari lalu, wanita itu mengernyit.
"Banyak banget, Sa. Uangnya cukup emang beli segini?" tanya Sandrina heran.
"Hehe ... tadi pagi Harsa titip beli ke Nael, soalnya dia bilang mau ke supermarket." Harsa menjelaskan sambil menyengir tanpa dosa.
Sandrina menghela napas berat. "Pantes nggak ada yang kelupaan. Terus ... uangnya pasti nggak mau diganti, kan?" tebak sang bunda yakin.
Harsa mengangguk jujur. "Ya tau lah, Bun. Si Nael gimana."
"Makanya kamu tuh jangan nitip ke dia! Bunda nggak enak banget sama dia, dia terlalu baik sama kamu." Sandrina menggeplak lengan putranya yang terbalut jaket kulit hitam.
"Yeeu ... baik apanya? Dia liat muka Harsa aja udah badmood, Bun. Pilih kasih juga dia di asrama. Masak adek kesayangannya, si Jidan alien itu dimasakin tengah malem, kalau pergi juga ditinggalin bekel, lah Harsa ditelantarin, disuruh goreng nugget atau seduh mie instan sendiri." Harsa mengadu panjang lebar.
Sandrina tertawa pelan. Harsa memang sering membawa keenam teman seasramanya itu ke rumah, terutama Nael yang paling lengket dengan Leo---putra bungsunya.
"Kalau sampe orang sesabar Nael kesel sama kamu, berarti emang salahnya di kamu." Lagi-lagi, sang bunda malah membela sahabatnya.
Harsa yang kesal, hanya bisa mendengkus dan segera berlalu dari dapur. Sandrina tersenyum puas setelah berhasil membuat bocah itu sebal.
"Mau kemana kamu?!" tanya Sandrina setengah berteriak.
"Mau bully Leo!" sahut Harsa asal.
"Heh! Adek kamu lagi tidur siang! Awas kalau kebangun, ya!" peringat Sandrina pamit.
"Nggak janji!"
"HARSA DHANANJAYA!"
***
"Udah mau balik kamu?" tanya Sandrina begitu Harsa sudah berpakaian rapi dengan kunci motor di tangannya.
"Nggak sih, Bun. Mampir kencan dulu sama pacar bentar," jawab Harsa jujur.
"Pacar yang mana nih?" tanya Sandrina curiga.
"Namanya Lenka, Bun. Baru jadian kemaren."
"Dih ... udah beda aja namanya. Playboy banget kamu!" cerca sang bunda tidak habis pikir.
"Lah, playboy darimana? Harsa nggak pernah selingkuh, nggak pernah KDRT juga." Pemuda itu menyanggah tanpa dosa.
"Ya emang, tapi ganti cewek tiap minggu." Sandrina mencibir.
KAMU SEDANG MEMBACA
7llin' in Our Youth
Teen FictionDi asrama Neo High School, Nael tinggal bersama 6 makhluk ajaib. Matheo si bule Kanada yang belum lancar berbahasa Indonesia. Renjana si cowok keturunan China yang hampir setiap saat mengomel. Harsa si bocah tengil yang hampir setiap hari menjadik...