7

24 5 0
                                    

Aku saranin dehhh!! Pencet bintang dulu!!!


Sakit kepala yang Amora rasakan sudah tak begitu terasa, ia memutuskan pergi ke kelasnya untuk mengikuti pelajaran. Saat ini adalah waktu jam pelajaran Pak Zayn. Guru mata pelajaran Matematika.

"Ya ampun Mor, lo gapapa kan? Masih pusing gak? Badan lo panasnya turun gak?" cerocos Vilona.

Ingin sekali rasanya Bintang menanyakan keadaan gadis itu, masih sakit ataukah bagaimana. Namun, kedatangan toa masjid. Yaaaa, gak jadi nanya.

"Gue udah gapapa kok Lon, makasih ya udah perhatian" ujar Amora dengan nada bicara yang sedikit lemas.

Bintang merasa lega karena gadis disampingnya ini sudah tidak apa. Namun, hatinya mendorongnya untuk mengajak ngobrol Amora. Bintang menepis itu, ia tidak mau membuka pembicaraan, ia berpikir nanti Amora kege-eran.

"Iyak anak-anak, sampai sini sudah mengerti?"

"Sudah pak!!" seru anak-anak.

"Saya kaga ngerti pak!" teriak Rizky membuat seluruh siswa kini menoleh padanya. Rizky hanya mengeluarkan cengirannya.

"Kamu ini Rizky! Dari dulu gak pernah berubah!" ujar Pak Zayn.

"Saya udah berubah kok pak, saya yang dulu jelek sekarang jadi ganteng tau" cerocos Rizky mendapat gelak tawa dari seluruh kelas.

"Minggu depan saya akan ajarin kamu, tapi kamu harus serius" ujar pak Zayn.

Kringgg kringgg kringgg

Bel pulang sekolah berbunyi, Amora tetap saja tak bergeming dari tempat duduknya. Tersisa 2 siswa dikelas itu yang belum pulang, yaitu Amora dan Bintang. Sejak tadi Bintang tidur di kelas entah kenapa.

Amora menunggu Alfa menjemputnya, tapi sampai sekarang belum menjemputnya juga. Tangannya tiba-tiba saja reflek mengelus pipi mulus Bintang. Ia tersadar apa yang ia lakukan, langsung saja ia menarik tangannya. Tiba-tiba saja tangan kekar milik Bintang mencekeram tangan mungil milik Amora. Sontak saja Amora sangat kaget.

"Ngapain lo?!" tanya Bintang.

"Ah-emm gu-gu-gue..... gue gak ngapa-ngapain kok!" Amora mengelak.

"Bohong!"

"Iya, gue gak bohong kok!"

"Trus tangan lo tadi ngapain?!"

"Udah dibilang juga, gue kagak ngapa-ngapain bambang!"

"Lo liatin gue tidurkan!"

Jlebb. Amora mati kutu, ia sudah tak bisa mengelak lagi. Apa yang dikatakan Bintang sangat benar adanya, ia melihat wajah Bintang sedetail-detailnya.

"Udah ah, mau balik gue!" pamit Amora.

Lah ngapain gue pamit ama nih orang, ishhh dasar bego lo Moraaa!!! Batin Amora.

Terhenti dari langkahnya, karena tangan Amora dicekal oleh Bintang.

"Bang Al suruh gue anterin lo" ucapnya dengan nada dingin.

"Yaudah pulang yokk!" ajak Amora menarik tangan Bintang.

***

"Mama! Amora pulang!" Teriak Amora.

"Masuk Bin, duduk dulu gue panggilin kak Al!" suruh Amora dan Bintang mengangguk paham.

Terlihat Alfa menuruni tangga demi tangga, ia melemparkan senyuman pada Bintang, "Makasih ya udah anterin putri kecil gue" ujar Alfa.

"Santuy aja kali"

Alfa mengajak Bintang untuk ke kamarnya, Bintang merasa aneh karena ia memasuki kamar berdominan warna baby blue. Ralat. Bukan kamar Alfa, namun adiknya. Ya itu kamar Amora.

Amora menyernyitkan dahi. Bagaimana tidak?! Ia barusaja keluar dari kamar mandi dan dihadapannya sudah ada dua manusia es.

"Kakak sama Bintang ngapain di kamar gue?" tanya Amora yang mencoba menahan kesalnya, tapi juga ada senangnya karena di kamarnya ada Bintang. Oh jangan lupa, Amora bukan orang yang pemarah jadi ia sudah seperti biasa kepada mama papanya.

"Minjem kamar sekali aja, pelit bet dah putri gue" ujar Alfa yang meng-kode Amora.

"Iya iya, pinjem aja. Tidur juga boleh" ujar Amora sambil membaringkan tubuhnya di kasur kesayangannya.

Bintang memandang Amora yang asik menonton televisi, sesekali ia tersenyum geli. Tanpa ia sadari sedari tadi Alfa memperhatikannya.

"Oy, lo suka sama Mora yak" tanya Alfa, kali ini Bintang tertangkap basah jadi tidak bisa mengelak lagi.

"Perjuangin selagi dia pantas lo dapetin!"kode Alfa. Bintang berpikir sejenak, lalu yang di UKS tadi apa? Yak orang itu adalah Bintang, dia yang mendengar semuanya.

"Maaf bang gue mau tanya. Maaf nih ya, tadi gue gak sengaja denger kalian ngobrol di UKS. Emang bener ya kalo Mora mau dijodohin sama Bian?" tanya Bintang, sontak saja Alfa kaget. Lalu ia menepuk bahu Bintang pelan.

Alfa menceritakan apa yang sebenarnya.

"Iya, pas kemarin habis dari rumah lo, malemnya keluarga Bian kesini. Ya mau ngomongin perjodohan itu, tapi Amora nolak keras, karna dia gasuka sama Bian tapi suka sama...."hampir saja Alfa keceplosan,

"Sama?" Alfa tak tau harus menjawab apa. "Ish sama siapa sih?!"

"Kok lo kepo sih! Lo suka ya?"

"Ngng, a-anu. Apaan sih" elaknya.

"Ya serah lo sih"











Nah lho, siapa tuh? Jangan-jangan......... Oh no!!!!

Voment ya man teman!!!

A MATTER OF TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang