7 Februari 2004
"Ratu! Tunggu apa lagi?!" Seola mendesak Eunbi dengan tangan yang menyodorkan pisau kepadanya. "Dengan begitu, hidupmu akan tenang! Ratu, jangan buang-buang waktu lagi!"
Jisoo, penyihir yang memiliki kekuatan hebat itu langsung melempar tatapan tajam ke arah Seola. Tangannya langsung bergerak ke atas dan membuat tubuh Seola melayang-layang. Ia mencekik wanita itu dengan murka.
"Kau! Penyihir tidak tahu diri! Kau memanfaatkanku demi memberi Ratu keturunan!! Kau tidak pantas hidup di dunia ini!!"
Seola berusaha memberontak. Kedua tangannya ia gunakan untuk melepas cekikan Jisoo. "Ra-ratu, cepat... l-lakukan." Ucapnya dengan susah payah.
Mata Jisoo berubah ungu kebiru-biruan. Rahangnya mengeras selagi ia memperkuat cekikan di leher Seola. Sungguh, dengan gaun putih panjangnya itu. Jisoo benar-benar terlihat ganas dan menakutkan. Membuat Seola tak bisa melakukan apapun selain tetap berusaha memberontak.
"Sadar atau tidak! Kau membuat sihir hitammu berubah menjadi malapetaka untuk dirimu sendiri!!"
"Seola!! Kau akan mati karena sihirmu itu!! Kau benar-benar akan mati!!" teriak Jisoo dengan nafas memburu.
"MATI!! MATI KAUU!!!"
JJREEBB!!
Jisoo melepas cekikannya dengan spontan saat pisau itu menusuk punggungnya. Alhasil, Seola terbebas dari cekikan mematikan itu. Membuatnya bernafas lega sekaligus senang saat melihat Ratu Eunbi melakukan perintahnya.
"Ratu...."
Jisoo mendekati Eunbi yang berjalan mundur. Awalnya Eunbi ingin menghindar, tetapi kakinya menyandung batu besar yang ada di sana. Sehingga membuatnya terjatuh dengan pantatnya sebagai tumpuan.
"Kau... juga ikut serta?!! Tega kau melakukan ini kepadaku Ratu!!! TEGA KAU!!!"
Jisoo berniat mengeluarkan sihirnya untuk menyerang Eunbi. Namun, ia mendengar tangisan seorang bayi yang mana langsung membuat Jisoo mengurungkan niatnya. Ia tersenyum sambil menatap perut Eunbi dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Bayi yang cantik dan tampan. Kau punya bayi yang sangat elok, Ratu." Ucapnya dengan lembut, tapi setelah itu Jisoo kembali murka. "Tapi di usianya yang ketujuh belas tahun!! Mereka akan mati!! Siapun yang dicintai mereka, orang itu akan mati!!! Dan siapapun yang mencintai mereka, orang itu juga akan mati!!"
Seola yang melihat itu tak tinggal diam. Ia meraih pisau hitamnya, lalu menusuk Jisoo tepat di bawah lehernya. Membuat Jisoo mengerang kesakitan dengan air mata darah yang keluar dari kedua mata wanita itu. Eunbi hanya bisa mematung, ia tak bisa berbuat lebih saat melihat Jisoo menghembuskan nafas terakhirnya.
"Itu... k-kutukan untuk me-mereka!" Itulah yang terakhir keluar dari mulut Jisoo, sebelum ia benar-benar menutup rapat kedua matanya.
Sedangkan Eunbi sudah terlihat ketakutan dengan mata yang memerah karena menahan tangis. Entah kenapa ucapan Jisoo terus terngiang di kepalanya. Eunbi menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Berusaha menyangkal apa yang Jisoo katakan kepadanya.
♤♤♤
9 bulan kemudian....
"Terus Ratu! Sedikit lagi!"
Tak lama kemudian, suara tangisan si kecil terdengar. Membuat semua orang yang ada di sana merasa lega.
Wanita tua itu memberikan si kecil kepada Eunbi. Berfikir bahwa semua telah usai. Namun, ternyata Eunbi masih terlihat kesakitan. Sehingga membuat wanita itu kembali memeriksanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Curse
FanfictionMinju, Putri yang dikutuk karena kesalahan ibunya di masa lalu. Selama bertahun-tahun ia bersembunyi di berbatasan negara Wish dan Dark, di awasi oleh Ayah angkatnya. Minju harus bisa menyalakan 108 lilin untuk menghilangkan kutukannya itu. Namun...