10. Batas

484 51 22
                                    

Yujin mengusap rambutnya menggunakan handuk kecil. Ia berjalan menuju dapur, di mana terlihat Yena tengah mengobrak-abrik isi kulkasnya.

"Apa yang kau lakukan?" Yujin pun mendudukan dirinya di kursi.

"Kemarin aku menyimpan yoghurt, tapi kenapa tidak ada?"

Karena frustasi, Yena akhirnya menghentikan kegiatannya itu. Ia langsung ikut duduk di kursi yang ada di hadapan Yujin. Tak lama kemudian, teman-temannya yang lain datang secara bergantian.

Mereka memang sering menginap di rumah Yujin. Tidak terlalu besar memang, tapi tiga kamar cukup untuk mereka tempati. Yang lebih sering menginap di sini adalah Yuri dan Chaewon. Orang tua mereka sibuk dengan pekerjaan, membuat Yuri dan Chaewon bosan berdiam diri saja di rumah tanpa melakukan apapun.

Berhubung Yujin tinggal sendiri, keduanya memutuskan untuk menginap di rumah Yujin. Sekalian menemani pria itu. Iya, Yujin yatim piatu sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama. Orang tuanya meninggal karena kecelakaan pesawat. Sekolah Yujin dibiayai oleh Paman dan Bibinya yang tinggal di Busan.

"Apa yang harus kita lakukan dihari libur seperti ini?" tanya Yuri yang kemudian menopang dagunya karena bosan.

"Aku tidak ada kerjaan." Hitomi pun melakukan hal yang sama.

"Sapu rumahku dan cucikan pakaianku, bagaimana?" Kata Yujin sedikit memajukan tubuhnya. Lalu memainkan kedua alisnya.

Hitomi berniat memukul Yujin, tapi tidak jadi karena tiba-tiba Chaewon bersuara. "Bagaimana kalau kita datang lagi ke hutan itu."

Yena yang mendengarnya langsung mendengus. "Yang ada aku kerepotan mengurus pria penakut sepertimu." Ucapnya ketus. Sama sekali tidak perduli dengan raut wajah Chaewon yang berubah kesal.

"Itu tidak masalah bagiku. Lagi pula jadwal kita hari ini free, dua hari kita gunakan untuk menyelesaikan tugas."

Hitomi menyetujui. "Nako benar. Tempat itu juga tidak terlalu buruk dan mengerikan. Aku juga ingin bermain dengan Minju."

"Iya! Aku sudah rindu dengannya." Ujar Nako, yang mana membuat Yujin mendelik menatapnya. "Baru beberapa jam tidak bertemu, kau sudah rindu?"

Semalam mereka memang menginap di rumah Minju. Mereka tidak punya pilihan lain selain menginap. Kalau memaksa untuk pulang malam itu juga, bisa-bisa mereka menjadi santapan binatang buas.

Fajar tadi mereka pulang ke rumah Yujin. Minju memang menyuruh mereka pulang sepagi itu. Ia hanya takut, jika Minhyun dan Hyewon melihat mereka di rumahnya.

Yang ada nanti, Minju yang dimarahi habis-habisan oleh Minhyun.

"Ayolah... kita habiskan waktu libur ini bersama Minju." Yuri datang sambil menenteng jaket kulitnya. Entah sejak kapan ia masuk ke kamar dan mengambil jaket itu.

"Percayalah, hutan kematian itu tidak ada. Mungkin harimau dan serigala kemarin hanya ingin menyambut kedatangan kita."

Satu per satu dari mereka mulai berdiri. Hanya menyisakan Yujin yang menatap mereka bingung. Tidak mungkin Yujin pergi dengan cenala boxer dan kaos oblong seperti ini.

"Baiklah, kita pergi. Tapi tunggu aku ganti baju dulu!" seru Yujin.

"Cepat! Tidak pakai lama!" teriak Yuri yang terdengar kesal.

»»»skip

Kini Yujin dan lainnya sudah masuk ke dalam hutan. Jika kemarin mereka membawa perlengkapan untuk tugas, sekarang mereka hanya berbekal senter dan beberapa makanan dirensel masing-masing. Kemarin yang dihantui rasa ketakutan, sekarang terlihat santai dan banyak candaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang