Tim Juro terpisah menjadi dua karena kekacauan yang tiba-tiba terjadi tadi. Yujin, Hitomi, dan Yena tengah mencari tempat untuk bersembunyi. Mereka tidak tahu di mana yang lain, entahlah! Saat ini bersembunyi lebih penting. Semoga saja teman mereka baik-baik saja sekarang.
"Ada goa di sana!" Seru Hitomi.
"Ayo!" Yena langsung berlari ke arah goa itu.
"Lebih baik dari pada terus berlari." Kata Yujin begitu mereka sudah masuk ke dalam goa itu.
Sedangkan di tempat lain. Chaewon, Nako, dan Yuri terlihat heboh dan terus berteriak. Awalnya mereka hanya berlari tanpa mengeluarkan suara. Tapi tiba-tiba Chaewon berteriak sehingga membuat Nako dan Yuri juga ikut berteriak dengan keras.
Sungguh, jika mereka mendaftar sebagai paduan suara. Lebih baik mereka membuat grup sendiri untuk bernyanyi.
"Kemana kita?!" tanya Chaewon panik sepanik mungkin.
"Lebih baik kita terus berlari! Aku sudah pasrah dengan takdir hidupku sekarang!" timpal Yuri hampir menangis.
Bukan karena takut atau apa, tapi alasan kenapa Yuri ingin menangis karena Chaewon. Di sini Chaewon satu-satunya pria diantara mereka, tapi sama sekali tidak bisa diandalkan. Terkadang Yuri bertanya-tanya, kenapa Hitomi bisa menyukai pria penakut seperti Chaewon.
Lebih baik darinya yang menyukai pria keras kepala tapi pemberani seperti Choi Yena. Kalau saja ada Yena, Yuri pasti merasa aman sekarang.
Saat hendak berlari kembali. Tiba-tiba harimau putih muncul dari balik pohon besar yang ada di sana. Yang mana membuat kaki ketiganya lemas dan langsung ambruk seketika.
Eeerggg!!!
Yuri menelan ludahnya dengan susah payah. Ia langsung menatap Chaewon yang terlihat gemetaran di sampingnya.
"Chaewon," panggilnya pelan. Wajahnya begitu serius.
"Kau laki-laki bukan?"
"Apa maksudmu?! Tentu saja aku laki-laki!" jawab Chaewon tanpa mengalihkan pandangannya dari harimau itu.
Yuri mengangguk, ia kembali menatap harimau besar itu. Perlahan ia mendorong Chaewon untuk maju. Sudah saatnya Chaewon bersikap pemberani untuk melindungi Yuri dan Nako. Saat ini mereka hanya bergantung pada Chaewon. Hanya Chaewon harapan mereka.
"Kau gila?!" tegur Chaewon menatap tajam Yuri.
"Kau laki-laki Chaewon, sudah waktunya kau melindungi kita berdua." Sela Nako mulai kesal. Wajahnya sudah penuh dengan keringat. Bahkan Nako membuat semua alat tuliskan karena terlalu panik.
"Ayo!" Keduanya mendorong Chaewon cukup keras. Membuat jarak antara Chaewon dan harimau putih itu hanya terpaut beberapa meter saja.
Eerrrgg!!
"Aish!"
Lagi dan lagi, harimau itu kembali mengeluarkan suara yang mana membuat Chaewon semakin gemetaran. Ia menoleh ke belakang di mana Yuri dan Nako berdoa untuk keselamatan dirinya.
Chaewon sadar apa yang sekarang ini menjadi tanggungjawab nya. Ia harus melindungi Yuri dan Nako apapun yang terjadi. Apa kata temannya yang lain kalau tahu, bukan Chaewon yang melindungi mereka disituasi seperti ini? Bisa jatuh harga diri Chaewon nanti.
"Baiklah, kau Kim Chaewon! Tugasmu hanya melindungi mereka."
Arrgghh....
"Iya~ melindungi mereka berdua." Langsung memasang kuda-kuda. Segenap hati dan segenap jiwa, Chaewon siap menerima resikonya.
Awalnya harimau itu masih berjalan santai menghampiri Chaewon. Tapi, lama-kelamaan harimau itu mulai berlari. Membuat nyali Chaewon kembali menciut. Sedangkan Yuri dan Nako membulatkan mata saat melihat harimau putih itu melompat setinggi mungkin, seakan siap menerkam Chaewon hidup-hidup.
"CHAEWONNN!!!"
Hhhruusss!!!
Buagh!!"Lari!!"
Gadis itu menarik Yuri dan Nako secara bersamaan. Sedang si gadis lainnya menarik Chaewon menjauh dari sana. Mereka Saeron dan Wonyoung.
Kebetulan sekali mereka melintas di sini dan melihat situasi berbahaya seperti tadi. Beruntung Wonyoung bergerak cepat, yang mana ia langsung mengeluarkan sihirnya untuk menolong Chaewon. Persetan dengan aturan keluarganya, keselamatan orang lebih penting dari apapun!
Harimau itu nampaknya masih mengejar mereka. Dengan kedua tangan yang masih menggandeng Yuri dan Nako, Saeron sedikit mengeluarkan kekuatannya untuk mempercepat larinya. Begitupula dengan Wonyoung. Barulah saat harimau itu tidak terlihat lagi, Saeron dan Wonyoung mulai berlari biasa. Lalu melepas gandengan mereka dari ketiga orang itu.
"Kalian lari sekuat mungkin. Usahakan kalian menemukan tempat bersembunyian. Kami hanya bisa membantu sampai di sini." Ucap Saeron dengan nafas tersenggal.
"Kami pergi dulu!" Langsung menarik Wonyoung untuk pergi dari sana.
Akhirnya mereka mengambil jalur berbeda. Seperti yang Saeron katakan, mereka langsung mencari tempat bersembunyian. Sampai Yuri tak sengaja melihat sebuah rumah yang letaknya tak jauh dari tempat mereka sekarang.
"Di sana!" Yuri pun langsung menuntun Chaewon dan Nako menuju gubuk tersebut.
▶▶
Chaewon menghela nafas lega. Sesampainya digubuk ia langsung berbaring di teras rumah itu. Lain dengan Nako dan Yuri yang masih berdiri sambil berkacak pinggang, tentu dengan nafas memburu. Mereka tengah memikirkan temannya yang lain.
"Aku tidak bisa diam saja." Yuri berniat pergi, tapi ditahan oleh Nako.
"Jangan gila!" Bukan Nako yang bilang, melainkan Chaewon yang sekarang sudah berdiri sambil menatap Yuri tajam.
"Apa?!" timpal Yuri tidak santai. Tubuhnya maju sedikit, seakan menantang pria itu.
"Sudah! Aku percaya mereka selamat. Lebih baik pikirkan bagaimana kita bisa keluar dari hutan ini. Aku sudah berusaha menelpon paman untuk menolong kita, tapi di sini sama sekali tidak ada sinyal." Ujar Nako berusaha menjadi penengah antara keduanya.
Jujur saja, di sini yang paling bijaksana dan dewasa adalah Nako. Yuri memang tipe orang yang berani, tapi keras kepalanya bisa membuat orang lain benar-benar kesal. Sedangkan Chaewon, pasti sudah tahu alasannya.
"Yuri!!"
Sontak, Yuri langsung menoleh ke belakang. Ia sedikit terkejut melihat Yena dan temannya yang lain berlari menuju rumah ini. Langsung saja Yuri menghampiri Yena dan memeluknya dengan erat. Yuri tak bisa menahan air matanya lagi. Sungguh, tadinya Yuri takut jika Yena tidak selamat.
"Kau kemana saja, huh!?"
"Kita bicarakan di sana." Melepas pelukannya dari Yuri. "Ayo!" lanjut Yena bermaksud mengajak Yujin dan Hitomi.
"Kalian baik-baik saja?" tanya Nako tersenyum lega.
Hatinya benar-benar lega melihat seluruh anggota Juro kembali berkumpul. Chaewon yang hampir mati ketakutan, akhirnya merasa tenang dan aman. Terserah mau pulang besok atau lusa, yang penting mereka bisa terus bersama seperti ini. Cukup insiden tadi yang membuat mereka berpisah.
"Apa tidak ada air minum di sini? Aku dehidrasi karena kelamaan berlari." Ujar Yujin yang mendapat anggukan setuju dari Hitomi dan Yena.
"Coba cari di sana. Mungkin ada sumur. Kebanyakan sumur di hutan seperti ini bisa dikonsumsi." Usul Chaewon menunjuk ke belakang Yujin.
"Semoga saja ada. Kita bisa mati kehausan di sini."
Yujin pun mulai mencari-cari. Awalnya ia berniat mencari di samping rumah ini, tapi tiba-tiba Yujin menghentikan langkahnya. Membuat Yuri dan lainnya menatapnya bingung. Sampai seketika, sosok perempuan berambut lurus muncul seiringnya Yujin berjalan mundur.
"Siapa kau?"
TBC~~
Satu per satu udah pada ketemu nih
Sabar nunggu part Minju banyak ya, setelah ini mungkin hampir setiap part Minju keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Curse
FanfictionMinju, Putri yang dikutuk karena kesalahan ibunya di masa lalu. Selama bertahun-tahun ia bersembunyi di berbatasan negara Wish dan Dark, di awasi oleh Ayah angkatnya. Minju harus bisa menyalakan 108 lilin untuk menghilangkan kutukannya itu. Namun...