4. Hutan Kematian

350 50 0
                                    

17 tahun kemudian....

Seluruh keluarga kerajaan Wirz berkumpul. Lengkap! Dari Ibu Ratu sampai si bungsu sekalipun. Saat ini mereka tengah membicarakan Pangeran yang akan berusia 17 tahun besok.

"Haruskah aku mengadakan pesta besar-besaran di sini?" tanya Sian benar-benar terlihat bahagia.

Tak terasa, dulu Pangeran yang masih kecil dan selalu diminta untuk digendong, sekarang sudah beranjak dewasa dan berubah menjadi sosok laki-laki yang bertanggung jawab serta disiplin.

Iya, besok adalah ulang tahun Minkyu yang ketujuh belas tahun. Tentu momen itu tidak akan Sian biarkan begitu saja. Rencananya ia akan mengadakan festival di negara Wish ini dan menyuruh untuk semua orang ikut merayakan.

"Ayah, kau juga harus melakukannya untukku besok." Celetuk Wonyoung dengan bibir yang maju beberapa senti.

"Hah~ merayakan ulang tahun sebenarnya tidak penting. Yang penting di saat kau ulang tahun, ada orang terdekatmu yang mengucapkan. Bukan begitu, Ibu?" Saeron si kutu buku langsung mengalihkan pandangannya ke arah Bona.

Bona mengangguk dan tersenyum secara bersamaan. Lalu mengusap rambut anaknya dengan penuh kasih sayang.

Saeron sekarang sudah besar, umurnya sudah menginjak 18 tahun. Sedangkan anak Sakura dan Chaeyeon yang dulu masih berusia dua minggu, kini sudah tumbuh besar dan menjadi gadis umur 16 tahun yang cerdas dan lincah.

"Kalian mengejekku?" tanya Minkyu dengan wajah keslanya.

"Tidak!" timpal Saeron dan Wonyoung secara bersamaan. Mereka menatap Minkyu sejenak, setelah itu kembali melakukan aktifitasnya masing-masing.

Ibu Ratu tertawa keras melihat kedekatan ketiga cucunya. Tak jauh berbeda dengan kedua orang tua mereka. Meskipun terkadang mereka sering bertengkar, tapi ada rasa sayang tersendiri di diri mereka masing-masing.

"Eum, bukankah hari ini jadwal kalian latihan?" ucap Sakura menatap tiga anak muda itu secara bergantian.

Wonyoung langsung menatap Saeron yang juga menatapnya. Kemudian memberi gestur tubuh yang sudah dihafal betul oleh Saeron. Keduanya langsung berdiri dan meninggalkan ruangan. Membuat semua orang yang ada di sana  langsung menatap mereka terkejut sekaligus marah. Terlebih Eunseo dan Chaeyeon.

"Hei, kalian!! Mau pergi kemana, huh?!!" Eunseo berniat mengejar putrinya, tapi Bona cepat-cepat menarik lengan Eunseo.

"Biarkan mereka bersenang-senang. Lagi pula, 15 tahun penuh mereka berlatih pedang dan panah setiap hari." Ujar Bona bermaksud menasehati suaminya.

Kim Saeron, Kim Minkyu, dan Kim Wonyoung memang sudah dilatih oleh Ayah mereka sejak dini. Keluarga bangsawan seperti mereka harus ahli di bidang bela diri dan senjata. Merekapun memiliki pelatih khusus dibidang berbeda. Mau itu pedang, samurai, panah, dan sihir. Semua pasti ada pelatih khususnya.

"Ibu," panggil Minkyu yang mana membuat Eunbi langsung menoleh ke arahnya.

"Ada apa?" tanya Eunbi lembut. Kemudian menggenggam tangan putranya.

"Beberapa hari ini aku bermimpi aneh. Aku bertemu dengan perempuan yang selalu menangis dan wajahnya terlihat mirip sepertiku." Minkyu menghentikan ucapnnya sejenak. "Aku selalu ingin bercerita, tapi lupa."

Semua langsung saling tatap satu sama lain. Kecuali Sian yang hanya tersenyum mendengar cerita Minkyu.

"Itu hanya mimpi, jangan terlalu dipikirkan. Sebaiknya kau bersiap dan pegi latihan bersama pamanmu." Kata Sian. Lalu berdiri dari duduknya.

"Mau kemana?" tanya Eunbi ijut berdiri.

"Ada urusan sebentar. Temani Minkyu latihan, nanti aku akan menyusul." Jawab Sian yang sudah siap untuk pergi. Tak lupa, ia menyempatkan diri untuk mencium kening sang istri.

CurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang