"Lepaskan kami~"
"Chaewon! Kau bisa diam tidak?!"
"Apa?! Apa, huh?!"
"Berisik!!!"
Yujin melirik Chaewon dan Yuri sekilias. Kedua telinganya panas terus mendengar mereka debat. Ditambah, Yujin berada ditengah-tengah mereka.
"Siapa kalian?"
"Nona, sudah berapa kali kau bertanya seperti itu? Jelas-jelas kami manusia, kau pikir kami hantu!" timpal Yujin kesal. Bahkan alisnya hampir menyatu.
"Yujin!" Panggilan Hitomi membuat atensi semua orang langsung tertuju kepadanya.
"Kalian ingat rumor itu? Jangan-jangan dia yang yang dimaksud warga setempat. Bagaimana kalau nanti dia mengambil jantung kita, eoh? Ya! Aku tidak mau mati di sini!"
Hitomi memberontak dan berusaha melepas ikatan ditubuhnya. Begitu pula Yena yang diam-diam ketakutan. Tapi mustahil! Ikatannya begitu kuat. Yang ada Yena bisa membuat temannya yang lain kesakitan karena terus menarik talinya. Setelah kejadian tadi, mereka memang langsung diikat oleh Minju disatu pohon.
Entah bagaimana caranya Minju sampai bisa mengikat mereka tanpa kesulitan sedikit pun. Sekarang Minju berdiri dengan tatapan tajam yang tentu ditujukan kepada mereka berenam. Tapi Minju lebih fokus menatap Yujin, karena Yujin yang pertama kali ia lihat.
Tangannya menunjuk Yujin. Minju berjalan pelan mendekatinya. Membuat bulu kuduk Yujin tiba-tiba meremang. Entahlah, sepertinya Yujin mulai percaya dengan rumor itu. Lagi pula, rumor itu mengatakan bahwa hantunya cantik. Dan—Minju terlihat cantik. Malah bukan seperti hantu, melainkan malaikat.
"Tunggu!" cegah Yuri saat Minju hampir saja menyentuh Yujin.
Semua orang yang awalnya tegang, akhirnya bernafas lega. Yuri memang bisa diandalkan disaat-saat seperti ini.
"Biar ku jelaskan. Aku tidak perduli kau peri, siluman, saudara tarzan, hantu, atau—"
"Yuri...." Nako sedikit menekan ucapannya. Lantas membuat Yuri menatap Minju yang terlihat tidak suka mendengar perkataannya tadi.
"Manusia," lanjut Yuri diakhiri cengiran kuda. Tapi, sedetik kemudian wajahnya berubah serius.
"Kami bukan pengganggu atau semacamnya. Percayalah! Kami hanya anak sekolah yang ingin menyelesaikan tugas. Kau bisa lihat kamera yang ada di sana. Kami tim jurnalis dari sekolah kami. Sebut saja Juro, iya Jurnalis horor. Kau pasti sudah tahu tujuan kami untuk apa, bukan?" Yuri mengambil nafas sebentar, "Niat awal kami hanya ingin menelusuri hutan ini, bukan menganggumu." Tutup Yuri yang kemudian membungkuk kepada Minju.
"Lalu kenapa kalian datang ke rumahku?" tanya Minju masih dengan wajah datarnya.
"Ini rumahmu?" Sela Yujin seakan tidak percaya dengan ucapan Minju. Sedangkan Minju langsung memberi tatapan membunuh ke arahnya.
"Lebih baik kau diam, Yujin!" Titah Yena.
"Itu...."
"Kau bisa lepaskan kami dulu. Ini benar-benar menyakitkan." Ujar Yuri memohon.
Minju berfikir sejenak. Sepertinya Yuri bisa dipercaya. Ia pun memutuskan untuk melepas ikatan mereka. Tetapi, sebelum itu Minju mengambil golok yang ada di samping rumahnya.
Ia menyeret golok itu bak layaknya psycophat yang ada di flim-flim. Saat berdiri di depan Yujin, ia mengangkat golok itu setinggi mungkin.
"A-apa yang ingin kau lakukan?!"
"Jangan macam-macam kau!!"
Bug!
Tali yang mengingat mereka pun terlepas. Minju langsung membuang benda tajam itu ke belakang. Sejenak ia melirik Yujin yang masih terlihat ketakutan. Lalu berkata, "Dasar penakut!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Curse
FanfictionMinju, Putri yang dikutuk karena kesalahan ibunya di masa lalu. Selama bertahun-tahun ia bersembunyi di berbatasan negara Wish dan Dark, di awasi oleh Ayah angkatnya. Minju harus bisa menyalakan 108 lilin untuk menghilangkan kutukannya itu. Namun...