"Sebentar! Kalian yakin ingin pulang malam ini?" Hitomi bersuara sembari melingkarkan tangannya di tangan Yuri.
"Ini terlalu bahaya, bung!" Chaewon mundur beberapa langkah ke belakang. Sungguh, hutan yang ada di hadapan mereka terlihat lebih mengerikan.
"Apa lebih baik kita kembali ke rumah tadi?" Usul Yena yang langsung mendapat anggukan dari keempat temannya. Kecuali Yujin yang masih memperhatikan hutan itu.
Aaaauuu....
Errggg!!"Shit!" Chaewon mengumpat saking kagetnya. Ia langsung berlindung di belakang Nako.
"Yujin, ayolah... kita bisa mati kalau nekat pulang malam ini." Bujuk Yuri.
"Jangan banyak berpikir. Hanya rumah tadi pilihan kita. Jika malam seperti ini, pasti banyak binatang buas yang berkeliaran." Nako mencoba memberi masukan.
"Iya-iya! Kita kembali ke rumah itu. Aku tidak ada pilihan lain."
Setelah Yujin memutuskan, Chaewon dan Hitomi berlari terlebih dulu. Awalnya Yena, Yuri, dan Nako biasa saja. Mereka masih berjalan beriringan bersama Yujin. Tetapi saat Yujin tidak sengaja menginjak ranting pohon, mereka langsung berlari secepat kilat. Bahkan sampai menyalip Chaewon dan Hitomi yang ada di depan.
"Dasar paranoid!" Ujar Yujin diakhiri decakan kesal.
Untuk beberapa saat Yujin bersikap tenang dan acuh dengan suara-suara yang ada di belakang sana. Namun, entah kenapa bulu kuduknya langsung meremangan saat melihat dua mata yang bersinar dari balik rerumput liar, yang letaknya tak jauh dari tempat Yujin berdiri.
Eerrg!!
"YAA!! KENAPA KALIAN MENINGGALKANKU?!!" Yujin berlari secepat mungkin.
Meow!
Ada apa dengannya? Yujin takut kucing? Astaga, untuk apa takut dengan hewan menggemaskan seperti ini. Terlihat jelas jika kucing itu tengah bermain dengan serangga-serangga yang ada di sana. Sepertinya ia juga tidak ada niat untuk mengganggu Yujin.
Beralih ke tim Juro. Sebenarnya mereka sudah ingin pulang sejak tadi siang. Tapi Yujin bersikeras untuk menyelesaikan tugas mereka. Mau tak mau Yena dan lainnya harus menurut. Bukan karena mereka takut dengan Yujin, kebetulan tugas mereka memang harus dikumpulkan empat hari lagi. Jika menunda-nunda, yang ada nanti mereka tidak mendapat nilai karena tugasnya tidak selesai.
Lagi pula, mereka juga harus membuat laporan sebanyak 70 lembar. Itu bukan jumlah yang sedikit, butuh beberapa hari untuk menyelesaikannya. Mereka juga harus membuat film dari rekaman mereka. Perihal buku dan bolpoin yang dibuang oleh Nako pagi tadi, siangnya ketemu. Hiromi yang menemukannya.
Beruntung memang.
Kini mereka sudah berdiri di depan rumah Minju. Tidak ada satu pun dari mereka yang berbicara. Hanya terdengar suara-suara hewan malam yang saling bersahutan. Sebelum pada akhirnya, Yuri memberanikan diri untuk melangkah melewati pagar buatan tersebut.
"Apa kita harus terus seperti ini?" Chaewon bertanya sambil mengawasi sekitar. Sejak tadi kepalanya memang terus bergerak.
"Pikirkan sendiri!"
Yena, Nako, Hitomi, dan Yujin langsung menyusul Yuri. Meninggalkan Chaewon seorang diri di sana. Karena Chaewon tidak ingin terjadi apa-apa terhadap dirinya, ia langsung berlari menyusul mereka. Si pria penakut, tapi mampu membuat kaum hawa jatuh kepadanya.
"Kau saja yang mengetuknya." Kata Yena.
"Kenapa aku?! Yuri, kau yang mudah akrab dengan siapapun." Timpal Yujin sambil melirik tajam ke arah Yena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Curse
FanfictionMinju, Putri yang dikutuk karena kesalahan ibunya di masa lalu. Selama bertahun-tahun ia bersembunyi di berbatasan negara Wish dan Dark, di awasi oleh Ayah angkatnya. Minju harus bisa menyalakan 108 lilin untuk menghilangkan kutukannya itu. Namun...