Wánměile [COMPLETED]

0.7

"Yaxuan?"

Zhenyuan nepuk bahu seseorang.

"Eum, ya? Oh—Zhenyuan?"

"Ya, gue Zhenyuan. Bisa bicara sebentar? Ada yang mau gue tanyain."

Yaxuan senyum, manggut setuju.

"Tentang Junlin? Ayo, kita ke halaman belakang ya. Disini terlalu ramai soalnya."

Dan kini—keduanya jalan berbarengan menuju halaman belakang. Tempat sejuk yang selalu menjadi spot favorite semua siswa.

Sesampainya—mereka saling berdiam.

"Jadi..."

Zhenyuan menyamping, menatap gerak mulut Yaxuan dengan saksama.

"Junlin, kenapa?"

"Arrhythmogenic right ventricular cardiomyopathy."

Zhenyuan termangu sejenak.
Otaknya mencerna apa yang Yaxuan lontarkan. Deretan kata dengan kosa-kata yang blm pernah Zhenyuan dengar sebelumnya.

Sedikit menyulitkan baginya untuk memahami.

"Itu—apa?"

"Jenis kardiomiopati penyakit yang berhubungan dengan miokardium atau otot jantung. Timbul karena terdapat kelainan pada protein yang merekatkan sel otot jantung dan dapat menyebabkan kematian sel. Dia cerita, papanya meninggal karena penyakit itu. Dan—Junlin mengidap penyakit turunan."

"Leukemia—dan gue baru tau setelah dia trus mimisan beberapa hari terakhir sebelum absen."

Yaxuan terkekeh, merasa dirinya bodoh setelah tau keadaan sahabatnya. Sadar setelah sahabatnya sekarat. Walau terbilang baru kenal, Yaxuan terlanjur sayang sahabat barunya itu.

"Dia—dia kenapa gak pernah cerita?"

Kedua netra itu berkaca.
Nahan sakit bagai di timpa batu besar.

"Entah, gue kurang tau alasan itu. Gue yakin, dia bungkam karena gak mau liat orang yang disayangnya sedih."

"Lo tau dia dimana?"

"Jerman, dia ada disana. Asklepios Klinik Barmzein, Hamburg, tepatnya. Kata mamanya, perawatan disana jauh lebih baik dengan peralatan medis yang canggih. Junlin, ada disana Zhen ."

Zhenyuan menghela nafas.
Rasanya lega tau Junlin-nya mendapat perawatan dengan baik. Namun tetap, rasa sesak ada di benaknya.

Kenapa disaat dia melihat dunianya—saat itu juga Tuhan secara perlahan menariknya.

Apa dia gak pantas bahagia?

"Xuan, makasih banyak."

Blm sempat Yaxuan menjawab, Zhenyuan dengan tergesa lari menjauh.

"Semoga semua blm terlambat, Zhen."