2.0

525 52 28
                                    

"Kamu anak baru? Kenalin nama aku Haoxiang."

Junlin mandang cowok bernama Haoxiang yang berada dihadapannya. Baginya cowok dihadapannya ini gak jelek tapi gak terlalu ganteng.
Cuma manis.

Dengan balasan senyum ramah, Junlin balik memperkenalkan diri.

"Iya, kebetulan aku anak baru disini. Nama aku Junlin."

"Mau kemana? Aku bisa nemenin kamu, itu juga kalau kamu mau. Kebetulan, sekolah ini luas. Takutnya kalau jalan sendiri, kamu bisa nyasar."

Junlin sedikit ketawa, mana mungkin dia nyasar. Sebelum masuk sekolah ini, Junlin Sudah terlebih dahulu menghafal denah sekolah. Jadi, sedikit kemungkinan dia bisa nyasar.

"Gak perlu aku lagi mau jalan sendiri aja. Aku duluan ya."

Sebelum lanjut melangkah-tangan Junlin di tahan duluan.

"Hampir lupa, kelas berapa?"

"12 1, aku duluan."

Haoxiang ngelepas genggamannya lalu senyum.

"Semoga kita bertemu lagi, Junlin."





;





Disini Junlin sekarang.
Duduk manis disalah satu bangku taman belakang sekolahnya. Duduk menghadap tenangnya aliran air danau. Sekolahnya cukup keren, selain luas, sekolahnya ini punya danau dihalaman belakangnya.

"Lo mau bolos lagi?"

Samar-samar Junlin dengar percakapan seseorang.

"Lo balik duluan aja, Azy. Gue masih mau disini. Tolong bilang ke guru Sam, gue ada di uks."

Cowok bermama Azy itu berdeham sebagai jawaban. Setelahnya dia pergi ninggalin sosok yang masih betah berdiam diri. Bolos—bukan hal tabu baginya. Karena rata-rata, halaman belakang sekolah ini selalu jadi tempat ternyaman untuk bolos kelas.

Termasuk bagi Junlin, hari pertama sekolah, dia udah berniat untuk bolos kelas.

"Kamu—bolos?"

Junlin sedikit terkejut.

"H-hah? Ah, gak-eh, eung. Gak tau, Aku blm ada niatan balik ke kelas." Balasnya kikuk.

Junlin sedikit menggeser duduknya.
Membiarkan cowok itu duduk disampingnya.

"Anak baru?"

"Eum, baru hari pertama masuk sekolah."

Cowok itu terkekeh remeh, "Baru hari pertama kamu udah bolos?"

Junlin sedikit ngeringis—malu.

"Ya gitulah, haha. Kamu sendiri, kenapa bolos? "

"Malas."

"Pasti ada alasannya kenapa kamu bisa malas masuk kelas. Atau kamu takut dihukum karena gak ngerjain tugas? Atau—"

Junlin seketika diam saat kedua mata itu menatap tajam kedua matanya. Dan perlahan, dia mulai merasakan kedua pipinya memanas.

"Kamu ngomong terlalu cepat. Gerakan bibir kamu jadi susah terbaca."

"Ow, maaf."

"Gapapa, lain kali jangan terlalu cepat berbicara. Kamu jadi mirip guru Sam bawelnya. Aku duluan."

"Mau kem—"

Telat.
Cowok itu berlalu begitu saja tanpa ada niatan untuk menoleh ke belakang.

"Yakh, Junlin bodoh! kenapa gak nanya namanya tadi. Ihss, dasar bego!"

Wánměile [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang