" mwo?" sanggahnya tidak sabar.
" kalau kau mencari sesuatu yang berkelap kelip, kau lihat saja diatasmu banyak yang kelap kelip " tunjuk ku di ikuti pandangan Miji, dia lucu sekali yang dia lihat di sekeliling kepalanya. Aku hampir tertawa melihat tingkahnya yang lucu. Ku pegangi kepalanya dengan kedua tanganku dan mengarahkannya ke atas. Ke arah langit, yang ku maksud bintang.
Bintang juga kelap kelip jadi menurutku cukup bisa untuk mengobati kekecewaannya.
" bintang?" tanyanya
" hampir mirip " gurau ku.
" kau benar " akhirnya dia pasrah dan memandangi lautan bintang yang terbentang di langit. Mungkin karena di pinggiran kota sinar lampu tidak terlalu banyak jadi bintang tampak terlihat lebih jelas.
Entah kenapa aku merasa ada kesedihan di dalam matanya, dia seperti wanita yang sedang putus asa tentang suatu hal. Terlepas dari itu aku tidak punya hak untuk bertanya lebih jauh.
" gantungan milikmu " akhirnya aku mengembalikan gantungan milik Miji.
" gomawo " dia menerima gantungan tersebut lalu memasangnya di phone cell.
Aku hanya melihatnya, ku rasa dia cukup senang menemukan kembali gantungan phone cell nya.
" aku menganggapnya jimat " selanya.
Benar kata Felix, itu memang jimat. Sebenarnya aku tidak ingin tahu tapi dia sudah menjawab isi fikiranku
" jimat "
" kau tau arti namaku? Momiji "
" tidak " jawab ku tersenyum, aku memang benar benar tidak tahu.
" Momiji artinya daun maple, kata orangtuaku daun maple itu cantik "
" ada benarnya, kau suka daun maple? Aku bertaruh sebentar lagi tempat ini akan jadi cantik ketika musim gugur "
" semoga bisa sampai musim gugur " jawabnya tersenyum, dia tersenyum tapi matanya penuh kepedihan. Atau mungkin dia memiliki tipe wajah yang sendu aku tidak tahu.
" yaa! Kau tidak sabaran, musim gugur sebentar lagi " jawabku mencoba menenangkan.
" dingin " gumamnya
" kau tidak dingin? Lebih baik kita masuk " Miji beranjak dari tempat duduknya sambil membersihkan belakang celananya dari daun daun yang menempel.
Aku mengikutinya, kabin kami bersebelahan. Jadi kami memutuskan untuk kembali bersama. Air danau semakin berkilau menjelang pagi ketika cahaya bulan semakin merendah. Aku menengok ke arah danau beberapa kali tidak rela meninggalkan tempat itu. Tapi Miji bilang dia kedinginan jadi aku mengantarnya untuk kembali ke kabin.
" aku senang mengenalmu, kau orang yang baik " kata Miji ketika dia sudah sampai diambang pintu kabin.
Aku tersenyum mendengarnya, malam itu cahaya bulan menyinari wajahnya. Rambutnya terikat sedikit kebelakang, dia manis fikirku.
" jika kau butuh bantuan, kau bisa memanggilku. Aku disebelahmu " kataku sambil melambaikan tangan.
" gomawo Renjun ah " dia sedikit berteriak sambil melambaikan tangannya sebelum masuk ke kabin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Autumn: Huang Renjun ( END )
RomanceAwan yang sama seperti hari itu. Awan yang pernah ku lihat sebelumnya. Aku mendengar melodi di telingaku, diantara kicauan burung dan gemerisik daun tertiup angin musim gugur.