2. Catch me if you can

82 6 0
                                    

Baru saja melewati pintu utama Rumah sakit, belanjaanku terhempas. Ada seseorang yang menabrak ku. Apa sih yang dia fikirkan, ini kan Rumah sakit seharusnya dia tidak lari atau setidaknya bisa cari tempat lain untuk main main.

" maaf maaf maafkan aku " wanita itu berkali kali menundukkan badannya untuk meminta maaf, sebenarnya aku bisa saja memarahinya tapi dia seorang pasien. Aku tidak ingin membuat orang yang sakit tambah sakit.

" gwenchana, kau baik baik saja?" balas ku sambil mengambil beberapa buah pir yang terjatuh dari kantong belanjaku. Dia menundukkan kepala sekali lagi dan berlalu pergi. Dia cukup cantik untuk ukuran orang yang sedang sakit, walaupun kulitnya terlihat pucat.

Baru saja aku ingin beranjak, aku merasa menginjak sesuatu. Gantungan kunci rupanya, gantungan phone cell lebih tepatnya. Aku memungutnya, gantungan dengan bentuk daun maple. Mungkin ini milik wanita yang tadi menabrak ku. Aku berniat ingin mengembalikan gantungan ini tapi ku rasa dia sudah pergi.

Jadi aku memasukkan gantungan itu ke saku celanaku, siapa tahu nanti bertemu dengannya lagi.

...........

" yaa! Kau masih hidup?" sapaku pada Felix yang terlihat tidak berdaya dengan selang infus di tangannya.

" kau baru menjengukku sekarang? Kau keterlaluan aku bahkan sudah menunggumu sejak hari pertama " keluhnya sambil menegakkan badannya berusaha duduk. Aku yang melihatnya langsung  membantunya, dia tampak kepayahan aku hanya merasa tidak tega padanya.

" mian, kau tau kan aku sibuk. Tugasku banyak, aku baru mempersiapkan presentasiku. Kau tau kan risetnya yang membuatku kehilangan banyak waktu. Aku bawakan buah pear kau suka kan? "aku meletakkan sekantong buah pear yang ku bawa di nakas samping tempat tidur Felix.

" aku belum pernah dengar pasien mengupas buah sendiri, Kupaskan untuk ku "

Felix memang bisa di bilang teman baik ku yang tidak tahu diri, sampai rasanya aku ingin membungkusnya ke dalam selimut. Tapi bagaimanapun juga dia seorang pasien, seperti yang sudah ku katakan aku tidak ingin membuat orang sakit tambah sakit.

" yaa! Kalau kau sedang tidak sakit, kau pasti sudah jadi kebab turki " 

Akhirnya Felix berhasil membuatku mengupas beberapa buah pear dan memotong motongnya di atas piring. Baru saja aku ingin mengambil garpu, seorang wanita masuk ke dalam kamar dan membanting pintu dengan cukup keras.

" Kau kenal?" tanya ku langsung pada Felix, dia terkenal banyak kenalan cewek walaupun hidup menjomblo.

" mana mungkin aku punya kenalan disini, seperti yang kau tau aku hanya tidur sepanjang hari "

Wanita itu memberi tanda pada kami berdua untuk diam. Seperti di beri aba aba, aku dan Felix langsung saja diam. Dia mengintip keluar lewat celah pintu. Mungkin menurutnya sudah aman. Aku ingat dia wanita yang tadi menabrak ku.

" kau yang tadi menabrak ku kan?" aku bermaksud klarifikasi padanya.

"  maafkan aku, bukannya aku tadi sudah minta maaf "

" lalu apa yang kau lakukan di sini?" sahut Felix yang juga penasaran dengan keberadaan wanita tersebut.

"  sebenarnya aku tidak bermaksud menerobos kamar pasien lain, tapi tolong ijinkan aku disini sebentar saja. Sekali ini saja " katanya seolah memohon.

" kau sedang sembunyi ya? Dari?" aku juga penasaran, jadi tidak ada salahnya  bertanya.

" perawat mencariku " jawabnya sambil menggaruk tengkuknya.

" jika kau sedang dicari kenapa sembunyi disini?"

" aku mohon...Please sekali ini saja. Aku hanya sedang tidak ingin bertemu perawat"  dia menautkan kedua tangannya berusaha memohon.

" kami sih tidak masalah, yasudah kau bisa duduk dulu disini. Nanti kalau kau sudah tidak dicari kau bisa keluar "  akhirnya aku tidak ingin meneruskan rasa penasaranku. Ku rasa mungkin dia punya alasan kenapa dia harus sembunyi disini.

Dia terlihat enggan untuk duduk, dia memasukkan kedua tangannya di saku baju nya, akhirnya dia duduk juga.

" mau pear?" tawar Felix

" aku sedang tidak ingin makan buah " tolaknya sambil menggelengkan kepala.

" kenapa kau bersembunyi? Kau takut jarum suntik ya? " Wanita itu hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Felix.

" atau kalau kau tidak takut jarum suntik ya pasti kau disuruh untuk bedrest kan? Aku tau, aku juga merasakan apa yang kau rasakan. Aku seperti di penjara di kamar ini, kau tidak pakai iv line? "

Wanita itu tetap tidak berniat menjawab pertanyaan Felix, dia hanya tersenyum kikuk. Ku fikir Felix memang banyak bicara pada siapapun.

Last Autumn: Huang Renjun ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang