8. What happen?

23 4 0
                                    

Aku memberanikan diri untuk mengetuk pintu kabin. Aku mengajak Felix, tapi dia menolak. Dia memilih bermain kano di Danau, dia bahkan tidak mendengarku menyelesaikan kalimatku.

Tok ....tok....tok.....

Aku sudah mengetuk untuk ketiga kalinya, mungkin benar kata Felix bahwa Miji sudah pulang. Aku memutuskan untuk memutari kabin, aku mengintip dari jendela namun tampak gelap.

Prang....

Aku mendengar sebuah benda pecah mungkin gelas atau piring, aku mulai berfikir jika di dalam ada yang tidak beres. Aku berlari ke pintu depan dan menerobos masuk ternyata tidak terkunci, di dalam sedikit gelap tidak seperti yang ku bayangkan. Hanya ada satu lampu yang menyala diatas batu bara.

Aku memberanikan diri masuk, aku berusaha menajamkan penglihatan dan meraba dinding mencari stop contact.

Klik....

Seketika itu ruangan menjadi terang, mataku sedikit pening berusaha menyesuaikan.

Aku melihat Miji terduduk lemas di kursi, " Miji kau kenapa? Kau sakit?"  aku berlari ke arahnya mengecek suhu keningnya. Dia demam, fikirku.

Aku menggoyangkan tubuhnya berusaha membuatnya sadar tapi dia hanya bisa terkulai lemas. Aku segera menggendongnya, aku harus membawanya ke Rumah sakit. Aku tidak tahu sejak kapan Miji seperti ini, baru saja atu mungkin setelah bertemu dengan ku malam itu  atau kapan? Banyak pertanyaan terlintas di fikiranku.

Aku menuruni beberapa anak tangga di beranda kabin, aku menggendongnya menuju mobil. Aku melihat Felix baru saja pulang dari danau dia masih mengenakan jaket pelampungnya. Dia tidak kalah terkejutnya melihatku berlari sambil menggendong Miji.

" wae?  Dia kenapa?" tanyanya panik.

" aku juga tidak tau, aku akan membawanya ke rumah sakit" jawab ku tanpa melihatnya, aku membuka pintu mobil dan menidurkan Miji di jok depan. Aku segera menuju kemudi, ternyata Felix ikut berlari dan masuk ke mobil.

" aku ikut "

Aku langsung memacu kendaraanku dengan cepat, tepat ketika Felix menutup pintu mobil belakang.

                          ........

" kau walinya?" tanya seorang perawat yang ada di igd.

" aku temannya, aku menemukan Miji pingsan jadi  membawanya ke sini "

" untung kau cepat membawanya kesini, Miji memang bandel " keluh perawat itu seperti sudah kenal dengan Miji.

" maaf sus, apa yang terjadi dengan Miji?"

"  dia bandel menolak pengobatan" jawab perawat itu dan berlalu membawa alat ukur tekanan darah untuk memeriksa pasien yang lain.

Aku mengajak Felix untuk menunggu diluar saja, toh Miji sudah di periksa oleh Dokter.

" apa yang terjadi padanya?"

"  aku tidak tahu, untung saja aku mengetuk pintunya. Jika terlambat mungkin akan buruk untuk Miji "

" eyy....kau perhatian sekali " Felix menyenggol lengan ku

" moella...kalau kau pingsan aku juga akan membawamu ke rumah sakit "

Felix tertawa mendengar jawabanku, aku hanya bisa menunggu untuk beberapa saat. Apakah Miji perlu di opname atau hanya perlu rawat jalan. Tapi apa yang di maksud dengan menolak pengobatan? Apa hal itu yang membuatnya bersembunyi waktu itu. Sebenarnya apa yang terjadi pada Miji?

Last Autumn: Huang Renjun ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang