Miji sudah tidak ada ditempatnya ketika aku kembali, padahal aku sudah berlari hanya untuk mengambil gantungan miliknya.
" ahh...moella " gumamku.
.......
Ini malam pertamaku di kabin, aku baru saja mendapat omelan dari Felix karena tidak mengajaknya. Aku bilang dia sedang dalam masa pemulihan, tapi dia tidak peduli dan tetap saja mengomel dan mengancam akan menyusulku.
Akan lebih baik jika Felix menyusulku , jadi aku tidak kesepian. Aku menuang air hangat kedalam cangkir kopi yang baru saja ku seduh. Sudah jam sebelas malam tapi aku tidak merasa ngantuk terlebih aku juga minum kopi jadi ku rasa aku bisa bergadang sampai pagi.
Aku fikir akan sia sia jika aku hanya diam di dalam kabin, jadi aku memutuskan untuk jalan jalan keluar setelah menyesap kopi yang ku buat.
Aku merenggangkan tubuhku di beranda kabin, sinar bulan begitu terang. Bulannya hampir menyentuh daratan saking besarnya. Pohon maple berjejer tak kalah indahnya. Aku mebayangkan ada kereta melintas di depan bulan itu. Aku tertawa sendiri menyadari lamunanku yang begitu kekanakan.
Aku memutuskan untuk berkeliling hutan. Siapa tau aku menemukan sesuatu yang seru. Rasa ingin tahuku memang tinggi jadi aku mudah sekali penasaran.
Aku menepis beberapa helai daun yang menghalau jalanku. Aku menampar pipiku karena gigitan nyamuk. Aku menyesali keputusanku untuk berkeliling, tidak ada yang ku temukan yang ada hanya suara jangkrik yang besautan.
Aku melihat cahaya dari kejauhan, ku fikir mungkin kunang kunang. Tapi setauku kunang kunang tidak sebesar itu. Cahaya itu datang ke arahku, wanita itu kaget melihatku berdiri tepat di depannya," ya!! Apa yang kau lakukan berdiri disini?"
Gerutunya." Miji? Apa yang kau lakukan dihutan selarut ini?" tanyaku penasaran
" kenapa kau terus terusan menanyaiku apa yang kau lakukan? Kenapa kau disini? Memangnya apa yang kau lakukan disini?menguntitku? "
" yaa!! Menguntit apa? Aku cuma sedang mencari angin. Kau bawa lentera?"
" wajar kan aku membawa lentera di nalam hari? Atau kau perlu lentera di fikiranmu biar sedikit cerah?"
" kau kan bisa pakai senter "
" batrenya habis, moella.. " Miji menyenggolku membuatku hampir terjatuh. Aku meraih lengannya ," kau mau kemana?"
" kembali ke kabin, kau mau disini? Kau tidak takut? Kau tidak ikut kembali ke kabin?"
Aku langsung menuruti perkataan Miji dan berjalan mengikutinya.
" kau belum menjawab, apa yang kau lakukan di hutan?"
" apa kau akan mati jika aku tidak menjawabmu? aku melihat kunang kunang, kau puas?" keluh nya sebal terus terusan ku tanyai.
" kau menemukannya?"
" apa aku akan sesebal ini jika aku menemukannya?"
Aku meraih lengan Miji
" wae? " keluhnya." aku tau yang bisa menggantikan kunang kunang "
Miji mulai tertarik dengan tawaranku," maksudmu? "
Aku duduk di atas rumput tepat di pinggir danau yang tampak keperakan diterpa sinar bulan, " kau tidak duduk "
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Autumn: Huang Renjun ( END )
RomanceAwan yang sama seperti hari itu. Awan yang pernah ku lihat sebelumnya. Aku mendengar melodi di telingaku, diantara kicauan burung dan gemerisik daun tertiup angin musim gugur.