09 - Kejang

53 3 3
                                    

Gemuruh suara motor berkecepatan tinggi pun terdengar mengusik pendengaran Annette.

Malam baru saja akan tiba,tetapi dirinya malah baru saja keluar dari rumahnya.

Ia duduk menanti motor yang ia tunggangi akan berhenti melaju,

Sebenarnya pantatnya sudah mulai pegal karena motor Alvin tak kunjung menepi.

Ia ingin bertanya tempat mana yang sedang mereka berdua tuju,tetapi niatnya terurungkan karena ia merasakan hawa yang tak enak dari diri Alvin,entah itu dari segi apa.

Mereka berdua memang sepasang insan yang tak kalah dari ego.




Tidak,lebih tepatnya Alvin dengan emosinya,dan Annette dengan egonya.

Keduanya diam tanpa alasan.

Entah karena tentang Alvin yang baru memeluk Annette,atau memang ada hal yang lainnya.

Namun Annette tetap dengan tatapan kosongnya,serta bibirnya yang mengatup.

Melamun.

Sampai akhirnya motor Alvin segera menepi,Annette pun langsung tersadar akan lamunannya. Pikiran pikiran yang tak seharusnya ada dikepalanya,tentang alasan Alvin memeluknya.

Annette menatap sekitar.




Cantik,gumamnya dalam hati.

Bibirnya sedikit tertarik keatas dengan lembut,sebab motor Alvin telah berhasil menepi ditempat yang cukup indah,cukup tinggi,dan siapa saja bisa melihat banyak lampu dari gedung gedung tinggi.

Hari sudah gelap,namun bintang bintang kecil mengiasinya.

Cukup menghibur Alvin yang sedang bersedih hati,runtuh sejadi jadinya.

Alvin melepas helmnya,kemudian turun dari motor berjalan meninggalkan Annette yang masih tercengang akan keindahan semesta alam.

Ia berjalan menyusuri batu batu yang tersusun untuk berjalan menuju tempat dimana ia bisa melihat ibukota secara luas.

Alvin berjalan sendirian,disusul dengan Annette.

Sampai sesampainya mereka disana,suasana benar benar terlihat lebih jelas.

Kini giliran Alvin yang tersenyum.

Matanya sendu,lalu mengalirlah air mata yang ia tahan sejak tadi ia memijakkan kaki dirumah Annette.

Pedih,hidup yang ia jalani memang sebegitu kerasnya.

Sangat sulit jika dipikir pikir,jika orang lain ada yang mau bertukar nasib dengan Alvin pasti sudah sedari dulu orang itu mati.




"Lo kenapa bawa gue kesini?"tanya Annette memberanikan diri untuk mencairkan suasana.

Ia ikut menumpuk kedua tangannya ditepian besi pembatas,layaknya agar orang orang tidak jatuh dari tempat tinggi tersebut.

Alvin menghapus air matanya,kemudian menghela napas dalam dalam,berusaha meredakan amarah dan rasa keinginan hilangnya ia dari dunia ini.

Matanya sempat mengerjap beberapa kali,lalu ia tersenyum simpul.

Tatapan Annette padanya berubah 360 derajat hari ini.

Hello Stranger | Alvin & AnnetteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang