Zelion-5th

141 50 11
                                    

[ I need your vote and comments 💖 ]
[ Happy reading ! ]

"Arionn! Takut! Bareng! Ikut!"

○●○●

Waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 WIB. Namun, Teo kakak Zeline belum juga terlihat batang hidungnya. Padahal Zeline sudah menunggu jemputan dari kakaknya sedari satu jam yang lalu. Ia sudah beberapa kali menghubungi nomor kakaknya, tetapi nihil tak ada respon darinya.

"Gila, lama banget tu orang! Nggak tau apa adiknya yang cantik manis imut ini udah nunggu satu jam - an. Dihubungi nggak jawab, dispam nggak dibales, ah tahu tempe bacem emang lu bang!" misuh Zeline di depan gerbang sekolahnya.

"Ya Allah tolong hambamu yang sholehah ini Ya Allah, lelah hambamu menunggu di sini," ucap Zeline penuh kemohonan.

"Ting!" ponsel Zeline berbunyi, tanda ada notifikasi yang masuk.

Abang laknat😈

Abang laknat😈
Woi

Abang laknat😈
Woi

Abang laknat😈
Dek

Zeline jc
Apaan? Lama lo💩

Abang laknat😈
Maaf Kak Teo gabisa jemput, ada acara mendadak

Zeline jc
Ga dari tadi kek, tau gitu bareng Nadine gue,
sekalian main

Abang laknat😈
Main terus kerjaan lo!
lo pulang sendiri bisa? Atau suruh Pak Anto jemput?

Zeline jc
Sok tau banget! Gausah naik taksi aja gue, jangan lupa beliin gue martabak keju, bilangin
sama abangnya kejunya dibanyakin

Abang laknat😈
Noh second acc lo aja yg
dimakan

Zeline jc
Sirik!

Abang laknat😈
Hem ya nanti gue beliin. Dah sono pulang, ati-ati

Zeline jc
Asiap bay abang❤

Abang laknat😈
Read

Setelah mengetahui kakaknya tidak bisa menjemput, Zeline segera berjalan menuju halte untuk menunggu taksi yang lewat. Belum sampai tepat di depan halte, Zeline di klakson oleh sebuah mobil lamborghini hitam di belakangnya. Langkah Zeline terhenti dan ia segera membalikkan badannya.

Tepat berada di samping tubuh Zeline, kaca mobil itu terbuka. "Pulang udah sore," suara berat dari pria yang familiar di telinganya.

Zeline mengangkat satu alisnya. "Arion?!" ucapnya sedikit terkejut. Bagaimana bisa dia mengendarai mobil, umurnya saja masih kurang dari tujuh belas tahun.

"Pulang bareng gue aja," ajak Arion dengan senyum manisnya.

"Nggak! Nggak! Nggak! Ketilang polisi ntar, gue si ogah," tolak Zeline menggeleng - gelengkan kepalanya. 

"Nggak usah sok jual mahal! Dari lubuk hati lo yang paling dalam, lo menginginkan ditebeng gua kan? Gue tahu," ujar Arion melirik kepedean.

ZelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang