Zelion-13th

164 24 37
                                    

[ I need your vote and comments 💖 ]
[ Happy reading ! ]

"Tidak seluruh fase mencintai itu menyenangkan. Dan tidak selamanya fase mengikhlaskan selalu menyakitkan"

○●○●

Di sepanjang perjalanan pulang, air mata Zeline mengalir deras, isakan tangisnya semakin lama semakin keras. Namun, Zeline berusaha menahannya. Karena ia yakin, dirinya bukan wanita lemah.

Sesampai di pekarangan rumah Arion, Zeline dan sang pemilik rumah dengan segera memasuki rumah megah berdominan pastel abu - abu itu.

"Arion, kamar mandi di mana ya?" tanya Zeline dengan muka sembapnya.

"Dari sini lurus, nanti ada dapur belok kanan,"

Zeline mengangguk pelan, tanda di mana ia mengerti, "Makasih."

"Oke," jawab Arion melenggut.

Arion sebenarnya masih sangat penasaran dengan kisah gadis itu, ia ingin menanyakannya. Tetapi ia ingat, dirinya bukan siapa - siapanya. Ia tidak berhak menanyakan hal itu.

Masih kokoh dengan pendiriannya, Arion sengaja mengikuti Zeline ke kamar mandi. Barangkali ada petunjuk dari tempat tersebut.

Dengan memasang telinganya baik - baik, Arion mampu mendengar beberapa kalimat yang sempat dilantunkan oleh Zeline.

"Agas, kenapa si lo jahat banget sama gue. Gue salah apa sama lo, sampe - sampe lo ninggalin gue gitu aja. Dan di saat semuanya udah baik - baik aja, lo dateng dan seenaknya bawa cewek lain. Agas brengsek, hiks," ucap Zeline kembali terisak.

Arion berjalan menuju meja makannya, ia tidak ingin ketahuan dan dijiplak tukang nguping oleh gadis yang tengah menangis itu.

Sambil mengetuk - ngetuk mejanya, ia sempat berfikir. Agas, Agas siapa? Kenapa Zeline rela menangisi laki - laki brengsek kaya dia?

Setelah selesai mencuci muka bengkaknya, Zeline menjadi tampak lebih segar dari sebelumnya. Ia segera menghampiri Arion yang tengah memakan buah apel di tangannya.

"Mau?" Arion menawarkan beberapa buah segar di mejanya. Zeline yang sedang tidak mood untuk makan, hanya menggeleng sebagai jawaban.

***

Sekarang, dua remaja berbeda jenis itu sedang berada di balkon kamar Arion. Suasananya sejuk, mampu menenangkan hati Zeline yang tengah rapuh saat itu.

Zeline menghela nafas, kemudian bertanya kepada pria yang sedari tadi mendengarkan dan menenangkan tangisannya. Yang saat ini tengah memetik pelan senar gitarnya.

"Arion, kalau lo ditinggal sama orang yang lo sayang dan dia balik lagi tapi udah sama yang lain, tindakan yang mau lo lakuin apa?" tanyanya menatap kosong jalanan di sekitar perumahan Arion.

"Gue si simpel, ikhlas," kata Arion tersenyum.

Zeline mengangguk paham, "Mungkin ini saatnya gue harus ikhlas ngelepas dia."

Melihat Zeline paham atas perkataannya, Arion melanjutkan kembali ucapannya, "Dan sebisa mungkin jadiin pengalaman ini sebagai pelajaran. Jangan pernah nyumpahin hal - hal yang nggak baik buat dia, nanti kena balik baru tau rasa. Toh banyak yang lebih baik daripada dia,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang