Ninth: Without planning this situation

542 67 9
                                    

Saktika bertemu Rio bersama Sinta saat ini, Sinta mau sendiri. Gak ada pilihan lain lagi bukan?

Flashback on

Saktika selama dipernikahan Arin terlihat gelisah. Pas udah ngucapin ke Arin. Saktika sama Lia terus berdebat hingga mereka memutuskan pulang tanpa kepastian final. Saktika dkk pulang kerumah Sinta. Sinta yang orangnya super peka langsung ngajakin Saktika buat kekamarnya nanyain ada apa.

"Lo kenapa deh njir?" Tanya Sinta.

"G-gue gapapa. Apanya yang kenapa?" Tanya Saktika balik.

"Gue liat lo gelisah mulu dari tadi trus debat sama Lia, debat sama Kei bahkan debat sama Dinta." Dinta itu kakaknya Kei. Dinta sama Saktika tuh satu fakultas cuma Saktika lebih nyaman sama Kei daripada Dinta soalnya Kei itu dikit ngomong beda sama Dinta. Dinta temennya Arin makanya juga ngikut kondangan.

"De-debat apaan deh gue gak debat." Sangkal Saktika kesekian kali.

"Lo kalo boong ketauan sialan"

"Apa Bo-Ong? Lightsicknya Ong?" Author
"Bukan anjeng." -Sinta

"Sial. Kapan sih lo gak peka ha?!"

"Keknya kalo sama cowok gue gak bisa peka."

"Lama-lama gue jodohin juga lo sama kembaran gue."

"OGAH BANGET."

"Gapapa nanti nama Lo jadi Atha Sinta Yudhayanti Wajendra."

"Saktika Ragil Sialan banget sih lo. Gue serius lo ngapa deh?"

"Gue diajak ketemuan sama Rio. Puas lo?!"

"Gitu kek. Ngapain ketemuan trus bingung knp?"

"Ayah nyuruh bareng temen sedangkan Lia dan yang lain-lain gak mau."

"Kenapa gak sendiri?"

"Gak dibolehin. Ya masa gue ngajak mas Rama sih? Auto babak belur si Rio."

"Pantes sih kalo dia babak belur ditangan Rama. Yaudah ketemuannya sama gue aja."

"L-lo yakin?"

"Apa gue selalu becanda?" Saktika menggeleng.

"Gue minta maaf ya grgr gue lu putus sama Rio."

"Bukan elo. Gue emang udah curiga sama Rio, dia gak cuma deketin elo tapi deketin adek tingkat sama kating."

"Parah-parah."

"Udah ah ayo gue anter pulang lo kan lemah." Ucap Sinta terus keluar kamar.

"MAMAAA ANAKNYA YANG SATU INI BOLEH TIKA BUNUH GAK?!" Teriak Saktika dari kamar Sinta trus lari kedapur karna Sinta juga disana bareng mamanya.

"Kenapa sih teriak-teriak untung papa gak lagi tidur." Ucap Agus, Papa Sinta yang dari kamar.

Fyi, selain Sinta nganggep ayah-bundanya Saktika. Saktika juga nganggep Mama-papanya Sinta kyk orangtua gitupun sama kayak anak-anak itji lainnya.

"Maap atuh Pa, itu tu anak papa ngeselin."

"Yang mana?"

"Yang tua."

"GueSamaEloTuaanEloYaGosahSoksokanTersakitiKekBangsat!." Ucap Sinta kayak ngerap.

"ItukalimatTerakhirgimana-gimana?" Tanya Mama Wendy ya ngikut ngerap juga.

The House of Wajendra FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang