Thirteenth: Masalah Lagi.

505 74 13
                                    

Setelah dari rumah Saktika, Danis maupun Saktika langsung ke Malioboro. Niatnya cuma jalan-jalan disana eh malah mampir duluan ke pantai katanya sih mau nonton sunset.

"Eh kita mau kemana?" Tanya Saktika.

"Kemana aja asal berdua."

"Cringe anjir."

"Serius ini kita mau kemana?" Lanjut Saktika.

"Makan dulu, gue laper."

"Daritadi kek bilangnya."

Danis menjalankan mobilnya menuju salah satu warung gudeg di Jogja.

"Lo gak masalah kan sama makanan pinggir jalan?"

"Fine fine aja. Toh kalo malming sekeluarga juga makan pinggir jalan."

"Gue pikir efek lo anak dokter jadi makanannya gak bisa sembarangan."

"Haha lo bahkan sering liat Rama sekali dua kali nyebat kan?"

Danis terdiam. Perkataan Saktika benar, Rama sekali dua kali ketahuan nyebat kalau lagi stres.

"Ayah bahkan tau tapi ayah diem. Bukan karna ngebebasin gitu aja tapi ayah pengen ngeliat sejauh mana Rama berani ngelanggar aturan keluarga."

"Tante Anjani?"

"Bunda gak tau kalo anak kesayangannya ngerokok. Sering dia dikasih tau Jepri-" Saktika menggantung ucapannya saat tau siapa yang ia bicarakan.

"Jepri? Teman tak kasat mata kan?"

"Eh?"

"Bukannya lo tau gue bisa ngerasain mereka tanpa harus melihat mereka." Saktika nunduk merutuki pembicaraan ini.

"Jangan nunduk, mahkota lo nanti jatuh." Saktika langsung natap wajah teduh Danis.

"Lo bahkan tau gue udah nyari lo sepuluh tahunan. And yeah you're look more beautiful than 10 years ago."

Blush!

'Anjir Ayaaahhh ini adek di gombalin sama temen Ramaaa dong!' Teriaknya dalam hati.

"Ayo turun. Mau makan gak?"

"Makan di mobil aja deh mendingan liat deh rame tuh."

"Iya sih yaudah tunggu ya." Saktika ngangguk.

Saat Danis keluar, Saktika menutupi wajahnya yang terasa panas. Kemudian menghubungi Lia, panggilan hubung ketiga Lia mengangkat panggilan Saktika.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalaam. Kenapa?"

"Masih inget ketos seangkatan kita?"

"Yang mana? Gue gak tau lupa, Dinta tuh biasanya yang inget atau Tami yang otaknya udah beribu-ribu RAM dan inget terus."

"Pikun lo, itu loh yang seringnya sama Tama."

"Oh Danis, kenapa?"

"Anjir Liaaa gue jalan sama diaa tapi kenapa gue sering ngeblush siihhh?"

"Sejak kapan deh lo jalan sama dia?"

"Udah agak lamaan sih."

"Kok gue gak tau?!"

"Sibuk ngebucin sih lo."

"Sialan kamu"

"Wkwkwkwkwkwk"

"Jatuh cinta kali lo makanya sering salting."

"Sorry Sorry to say loh ya gue bukan Dinta yang dengan gampangnya deklarasiin kalo dia jatuh cinta."

The House of Wajendra FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang