Irene.
Wanita itu melangkah angkuh. Bukan pemandangan baru tentang itu. Keturunan Bae itu memang tak banyak bicara, namun siapapun akan terpesona karena wajah dingin bak Dewi yang dimilikinya
"Irene..." Seseorang merengkuhnya pelan dari belakang. Irene menghentikan langkah. Irene cukup tahu siapa yang sepagi ini berani menggodanya.
"Hei..." ucap wanita itu datar. "...Jangan di kantor." Lelaki di sampingnya hanya diam tersenyum sinis.
"Aku boss nya, kau sekretarisku... Bukankah ini tidak masalah?" Bisik lelaki itu. Irene memejamkan mata. Nafasnya lantas ia hempas kasar.
Irene melepas rengkuhan Sehun, laki-laki yang sedari tadi mengikutinya. "Bisa di tempat lain. Jangan di kantor."
Sehun diam menatap Irene yang kembali melangkah membawa banyak barangnya. "Wanita itu..." batinnya gemas lantas mengejar Irene.
***
Siang nanti ke kantorku.
Irene menghela nafas melihat pesan singkat itu kembali masuk ke ponselnya. "Irene-ah..."
Irene menoleh cepat, "Joy-ah... Ada apa?" Tanya Irene menatap rekannya yang melangkah mendekat kearahnya.
Joy. Wanita berperawakan bak super model itu berjalan mendekat. "Kau tak apa?" Tanya Joy menatap wajah Irene yang nampak lelah.
Irene menggeleng. "Aku tidak apa-apa..." ucap Irene. "Memikirkan Sehun lagi, hhmm?" Tanya Joy.
Irene diam. Memang. "Berhentilah, Irene-ah. Jangan memaksakan dirimu seperti itu jika kau sudah tak mencintainya." Ucap Joy.
Irene menggeleng. "Aku masih mencintainya. Tapi entahlah. Melihatnya, aku membencinya. Muak. Tapi jika tidak... Aku merasa sesuatu hilang." Ucap Irene pelan.
Joy tersenyum. "Yaa..." tangan wanita itu menggenggam tangan Irene erat. "... Berarti kau masih mencintainya. Apa karena masalahmu beberapa waktu lalu? Tentang wanita yang mengaku kekasihnya?" Tanya Joy.
Irene mengangguk. "Apa aku seburuk itu karena jadi selingkuhannya? Apa aku menyakiti orang lain?" Tanya Irene.
"Jika itu benar, aku orang pertama yang membunuh Sehun." Ucap Joy. Irene tersenyum.
"Joy-ah..." panggil seseorang. "Sungjae!!!" Pekik Joy menyadari kedatangan seseorang. Irene menggeleng. "Aku bawa makanan. Kau sudah makan, eoh?" Tanya Sungjae mengelus kepala Joy yang sudah bergelayut manja padanya.
"Eum... Belum..." ucap Joy menggeleng. "Ayo makan... Irene-ah... Mau bergabung?" Tanya Sungjae. Irene menggeleng. "Terimakasih. Duluan lah." Ucap Irene.
Joy tersenyum, "Jangan lupa makan." Ucapnya melangkah pergi. Irene hanya tersenyum membiarkan dua orang itu menjauh darinya.
Apa hubungannya sudah tak sehat? "Kenapa aku yang merasa tak sehat sekarang..." gerutunya bangkit. Ia harus ke ruangan Sehun
***
Sehun membolak-balik dokumen. Otaknya sudah buntu. "Sehun-ah..." panggil seseorang dari balik pintu. Sehun langsung melompat dari kursinya. Waktu yang tepat!
Ia memutar knop pintu cepat, mendapati Irene disana. "Masuk..." ucap Sehun senetral mungkin. Irene masuk cepat, membiarkan Sehun menutup pintu.
Irene membanting tubuhnya cepat ke sofa yang empuk. "Lelah?" Tanya Sehun menyusul Irene duduk disana. "Mungkin." Ucap Irene.
Sehun menarik kepala Irene untuk bersandar ke bahunya. "Pekerjaanmu banyak?" Tanya Sehun. "Tidak sebanyak milikmu." Ucap Irene menunjuk tumpukan dokumen diatas meja Sehun.
"Tidak apa..." ucap Sehun pelan mengusap kepala Irene. "Sehun-ah..." "Eum? Apa?" Tanya Sehun menolehkan kepalanya menatap Irene.
"Wanita kemarin..." "Kau masih mau membahasnya?" Tanya Sehun paham apa yang akan dibicarakan Irene. "Benarkah dia hanya mantanmu? Kenapa ia bicara seperti itu, seakan aku yang jahat?"
Sehun menghela nafas. "Aku hanya memilikimu. Satu wanita saja sepertimu membuatku kewalahan. Bagaimana bisa aku juga memiliki hubungan dengan wanita lain?"
Irene tak percaya. "Laki-laki punya cara Sehun..." ucap Irene bangkit melangkah kearah jendela. Ia menatap hamparan bangunan kota yang memenuhi permukaan tanah.
Sehun menghela nafas. "Aku harus apa agar kau percaya?" Tanya Sehun menatap Irene yang sudah melipat tangan di depan dada.
"Entahlah. Aku mau kembali saja." Ucap Irene pelan berbalik. Sehun bahkan hanya diam membiarkan Irene keluar dari ruangannya. "Biarkan saja dulu..." batin Sehun memejamkan mata.
- TBC
YOU ARE READING
PSYCHO
RomantikApa yang harus kulakukan padamu? Bagaimana cara mengendalikanmu? Kau sangat memahamiku dan memegang seluruh kendali atas diriku. Dan aku juga melakukan yang sama...