Irene mengerjapkan matanya. Ia tidur cukup lama. "Ssshhh... Kepalaku..." rintihnya berusaha bangun.
"Irene..." Wendy cepat mendekat. "...Jangan bangun dulu. Kau masih pusing?" Tanya Wendy pelan.
Irene menggeleng. "Tidak. Aku tak apa. Aku terlalu lama tidur. Seulgi sudah kesini?" Wendy mengangguk. "Sudah. Memberikan belanjaan dan menatanya di kulkas."
Irene mengangguk. "Oh iya... Chanyeol kemari. Ingin menjengukmu. Kau boleh?" Tanya Wendy.
Irene diam. "Kurasa tidak. Temui saja dia. Aku yakin dia merindukanmu. Biarkan aku sendiri." Ucap Irene pelan.
Wendy diam. "Nanti butuh apapun, panggil aku ya?" Irene mengangguk lantas membiarkan Wendy keluar dari kamarnya
Irene diam menatap dirinya di pantulan cermin di seberang ranjangnya. Berantakan sekali.
"Kau ini hanya apa, Irene... Kenapa kau berharap banyak pada lelaki yang tak tahu benar-benar untukmu atau tidak?"
Wendy turun ke ruang tamu, menemui Chanyeol disana. "Wendy?" "Maaf dia tak ingin ditemui."
Chanyeol mengangguk, tak apa. "Kau sudah makan, hhmm?" Tanya Chanyeol mengelus kepala Wendy.
Wendy mengangguk. "Sudah. Kau baru dari kantor?" Chanyeol mengangguk sebagai jawaban.
"Duduklah. Kau pasti lelah." Ucap Wendy menatap lelaki itu lembut. "Tak selelah dirimu." Ucap Chanyeol.
Wendy hanya tersenyum menatap tunangannya.
***
Tengah malam. Sehun masih bergelut dengan sejumlah dokumen yang tak kunjung berkurang jumlahnya.
"Sampai kapan mau disini?" Tanya seseorang muncul di pintu.
"Ada apa..." ucap Sehun dingin. "Sudah. Tinggalkan pekerjaanmu. Pulang." Ucap Park Chanyeol. Sahabat Sehun.
"Kau darimana?" Tanya Sehun balik. "Tidur bersama Wendy-ku." Ucap Chanyeol asal.
"Sial." Umpat Sehun. "Aku bercanda..." ucap Chanyeol duduk asal dihadapan Sehun.
"Wendy-mu sudah kembali dari Kanada?" Tanya Sehun. "Sudah. Dia sedang menjaga sepupunya yang sakit." Ucap Chanyeol.
"Oh.." "Sudah. Hentikan. Sehun, ayo pulang?!" Umpat Chanyeol menarik Sehun. Sehun tak bisa menolak tarikan kuat Chanyeol.
"Chaaaa... Sekarang kita pulang." Ucap Chanyeol mendorong tubuh Sehun kearah lift. "Aku tak ingin pulang." Ucap Sehun.
Chanyeol mengerutkan dahinya. "Lalu kau mau kemana? Kau ada masalah?" Tanya Chanyeol beruntun.
Sehun diam tak bereaksi. "Aku tak ingin dirumah." Chanyeol menepuk bahu Sehun pelan.
"Ke Club?" Sehun menoleh cepat.
***
"Irene..." ucap Wendy pelan. Irene masih terjaga disana. "...kau harus tidur, Irene. Kau harus istirahat." Ucap Wendy disana.
"Aku tidak mengantuk." Ucap Irene. "Yak..." Wendy mulai panik. "...kau ini."
"Tidurlah. Kau nanti yang sakit jika kau terus disini." Ucap Irene.
"Aku jauh-jauh dari Kanada untuk menjagamu. Aku langsung membeli tiket setelah Seulgi mengabariku. Aku tak bisa melihatmu begini. Tinggalkan saja Oh Sehun bodoh itu!? Jangan siksa dirimu!?" Marah Wendy.
Irene hanya diam. "Kuhargai saranmu. Tapi sekarang, istirahatlah. Aku tak apa." Ucap Irene mengalihkan pandangannya.
Wendy menghela nafas. Irene keras kepala dan ia tak bisa melakukan apa-apa. "Aku tidur." Ucap Wendy lirih menjauh dari sana.
Irene diam, membiarkan Wendy pergi. Ia tahu, Wendy pasti kesal karena sikapnya. "Tapi aku terlanjur mencintai Sehun..."
***
Berakhirlah Sehun dengan 4 botol minuman disana. "Sehun, sampai kapan disini?" Tanya Chanyeol iba menatap Sehun.
"Irene, dimana dia?" Tanya Seuhun tak sadar. "Dasar Sehun bodoh!?" Ucap Chanyeol mengumpat.
"Yak!? Chanyeol-ah... Aku benci pada Lisa." Ucap Sehun. Chanyeol mengangguk. "Aku tahu itu." Ucap Chanyeol.
"Ia membuat gadisku sakit dan marah padaku. Dia gila." Ucap Sehun.
"Iya. Aku tahu."
"Bagaimana mengembalikan Irene-ku..." gumam Sehun. Chanyeol menoleh. "Irene?" Batin Chanyeol.
"Seperti nama sepupu Wendy?"
-TBC

YOU ARE READING
PSYCHO
RomanceApa yang harus kulakukan padamu? Bagaimana cara mengendalikanmu? Kau sangat memahamiku dan memegang seluruh kendali atas diriku. Dan aku juga melakukan yang sama...