Bagian 5

14 2 0
                                    

Irene membuka satu-persatu dokumen. Kenapa mendadak ia merasa bersalah.

"Aku harus minta maaf." Ucap Irene bangkit, cepat keluar dari ruangannya.

Ia berjalan cepat, namun matanya menatap pemandangan aneh.

Itu Sehun. "...dan Sehun." Batin Irene.
"SEHUN!?" Teriak Irene membuat Sehun berhenti.

Lelaki itu menatap Irene ketakutan. "Ada apa ini?" Tanya Irene mendekat. Irene menatap Lisa lekat, dia...

"Oh... Ini pelakornya..." ucap Lisa. "Jaga mulutmu atau kutam..." Sehun mengangkat tangan siap menampar Lisa. Sementara wanita berambut blonde itu sudah bergerak melindungi diri.

"Sehun..." cegah Irene menahan Sehun cepat.

"Kenapa dia disini? Bukankah pekerjaanmu banyak? Bisakah kau profesional?" Tanya Irene pada Sehun. Namun matanya menatap Lisa tajam.

"Aku datang untuk Sehun. Sehun boss nya, kenapa kau yang memarahinya?!" Marah Lisa.

"Maaf nyonya... Saya sekretaris tuan Sehun, jadi saya berhak mengatur jadwal beliau." Ucap Irene membuat Sehun kaku.

"Irene, jangan begini. Kau bukan..."

"Tuan Sehun... Saya berhak atas anda. Dan kau nyonya Lisa, saya minta anda pergi. Tuan Sehun sudah mengusir anda bukan?"
Mereka bertiga sudah menjadi tontonan banyak pegawai.

"Nona Irene tegas sekali..."

"Siapa wanita itu?"

Sehun mulai tak nyaman. "Panggil pihak keamanan." Perintah Sehun.

"Aku bisa pergi sendiri." Ucap Lisa melepaskan diri dari Sehun.

Ia berpapasan dengan Irene, "...aku akan membalasmu." Bisik Lisa disamping Irene.

"Aku menunggunya." Balas Irene tajam.
Lisa angkuh melanjutkan langkahnya menjauh.

"Semua bubar!?" Perintah Sehun membuyarkan beberapa orang.

"Irene... Ikut ke ruanganku." Ucap Sehun berbalik.

Irene menghela nafas lalu mengikuti Sehun.

***

Irene duduk diam di sofa. Sehun tetap diam disana.

"Ada apa tuan? Pekerjaan saya banyak." Tanya Irene.

"Irene-ah... Aku bisa jelaskan..."

"Semua jelas tuan Oh... Tak ada yang perlu anda jelaskan." Ucap Irene.

Sehun mendekat lalu bersimpuh cepat di hadapan Irene. "Irene-ah..."

"Cukup... Jangan bodohi aku." Ucap Irene.

"Aku dan Lisa sudah tak ada apa-apa... Aku berani bersumpah."

"Tapi kau dengar dia menyebut saya seperti apa? Kau lihat sikapnya?" Tanya Irene.

"Aku mengakhirinya karena sikapnya yang egois, bukan karenamu. Aku mengakhirinya, lalu 7 bulan kemudian aku menemukanmu." Ucap Sehun.

"Saya tetap tidak bisa..." Irene bangkit menjauh.

"T-tunggu, Irene..." tahan Sehun.
"Tolong lepaskan saya." Ucap irene singkat.

Sehun menggeleng. "Aku takkan membiarkanmu pergi, dengarkan aku dulu."

Mata Irene memanas. "Biarkan saya sendiri, beri saya waktu. Tawaran anda untuk memberi cuti, saya menerimanya." Ucap Irene.

Sehun lemas melihat Irene yang nampak menahan tangisnya.

"Jangan menangis, aku akan melepaskanmu." Ucap Sehun pelan.

Irene mengangguk. Sehun perlahan melepas Irene, membiarkan Irene pergi keluar.

"Mian..."

***

Joy berlari menyusuri lorong apartement. "Irene-ah!? Irene-ah!? Buka pintunya!?" Teriak Joy panik.

"Chagiya... Tenanglah sedikit..." ucap Sungjae mengatur nafas setelah mengejar Joy yang berlari sejak dari tangga darurat.

"Bagaimana aku bisa tenang!? Irene-ku..." krieetttt... "Joy..." panggil Irene lirih.

Joy tersentak menatap Irene berantakan. "Yak!? Irene-ah..." pekik Joy panik mendekap Irene.

"Aku yang bodoh!?" Umpat Irene. "Jangan bicara begitu... Hey, ada aku. Jangan menangis..." ucap Joy pelan mengusap punggung Irene.

"Dia bersikap manis sekali dulu. Ternyata untuk menutupi betapa buruknya aku..." umpat Irene.

- TBC

PSYCHOWhere stories live. Discover now