Aku bahagia banget pas liat notif kalau kak aurora_corona baca cerita aku 😍😍😭😭 terharu aku tuh.
Jimin menggeram kesal, apa ia ini pantas untuk dibodohi?! Kim Jungkook lagi-lagi membuatnya kesal.
Bughh!!
Taehyung memegangi rahangnya, sakit. Matanya menatap tajam Jimin yang memukul dirinya, lebih tepatnya wajah Jungkook adiknya.
"Yak! Sudah kukatakan kalau ini sedikit gila; tapi percayalah padaku kalau ini memang nyata!" Pekik Taehyung membuat Jimin memutar tubuhnya untuk pergi dari sana.Ia tidak ingin terpengaruhi oleh perkataan Taehyung yang membuatnya tidak dapat berpikir rasional. Jimin mengusap wajahnya kasar, ia mengedarkan pandangannya yang sudah jauh dari pandangan Jungkook.
"Setidaknya aku tidak bertemu dengan pengkhianat itu lagi." Ucapnya berjalan melangkah perlahan.Matanya menatap nanar tempat yang ia datangi, sedikit sakit hati saat mengingat kejadian lampau yang membuatnya menyesal.
"Seharusnya aku tak pernah memberitahukan rahasiaku padanya." Lirihnya kemudian masuk ke dalam gedung putih itu.Teriakan dan tawa terdengar di sana, Jimin menghentikan perlahan langkah kakinya. Matanya memerah melihat sosok yang duduk di pojok ruangan sambil menatap kosong ke depan.
"Eomma... ini Jimin..." panggil Jimin tak membuat pandangan wanita itu teralihkan.Bahu pemuda itu bergetar, Rumah sakit jiwa adalah tempat yang paling ia benci. Sakit rasanya saat mendengar bahwa semua temannya menghina keadaan sang ibu.
Tapi lebih sakit lagi saat rahasia itu dibongkar oleh sosok yang merupakan sahabat karibmu sendiri.
"Eomma~" Jimin mendongak saat mendengar suaranya bergetar, menahan air matanya agar tidak keluar."Hiks...ini Jimin." Tidak ada yang berubah, sang ibu akan tetap menatap kosong pandangannya sedangkan dirinya akan tetap memanggil sang ibu tanpa sebuah respon sedikitpun.
"Jimin hyung...."
Jungkook tersenyum pedih, ia tahu perasaan Jimin, ia sangat mengerti.
"Seharusnya aku tak memberitahukan hal ini pada Jungkook, sialan." Umpat Jimin membuat Jungkook menggeleng yang mendengar hal itu keluar dari bibir Jimin.
"Ta-tapi kenapa?"
Jimin menggeram, matanya berkilat marah. Setiap ia melihat keadaan ibunya, seolah Jungkook menertawakan kehidupannya.
"Pengkhianat itu menyebalkan! Tak seharusnya aku mengatakan ini semua padanya, bila ujungnya ia akan menyebarkan rahasia ini pada semuanya."Jungkook memundurkan tubuhnya, matanya berair mendengar ucapan Jimin.
Ia...
Menyebarkan rahasia Jimin?
Jungkook menggeleng ribut, matanya memerah menahan tangisnya.
"Aniya! Aku tidak pernah menyebarkannya hyung! Hyung aku bersungguh tak pernah melakukannya!"Sebuah kesia-siaan belaka karena Jimin tak akan pernah mendengar ucapannya, dan tak akan pernah mendapatkan jawaban yang sesungguhnya.
Jungkook menatap tangannya, air matanya menetes saat lengannya berubah menjadi transparan. Seluruh tubuhnya perlahan akan menghilang secara perlahan, membuatnya terisak.
Tak akan ada lagi yang akan melihatnya, termasuk Taehyung.
***
Jungkook menatap kedua orang tuanya dari jauh, Taehyung yang menggunakan tubuhnya tengah sarapan dengan Dongyeo dan Hani tengah menghabiskan makan pagi mereka bersama di meja makan.
"Mereka nampak seperti keluarga bahagia bukan?"Jungkook menoleh mendengar ucapan Cheonsa yang membuatnya menjadi down. Benar perkataan Cheonsa, lagipula tidak banyak yang bisa ia lakukan.
"Tinggal 5 hari lagi yang tersisa, apa yang akan kau lakukan tak akan berubah banyak. Lihatlah kakimu, ia mulai menghilang." Ucap Cheonsa membuat Jungkook mengusap kasar wajahnya."Aku tak bisa berlari lagi, seluruh tubuhku seolah menghilang. Apa benar aku akan pergi dari dunia ini? Kenapa takdirku buruk sekali..." cicit Jungkook membuat wanita itu tersenyum tipis.
"Kau menyesali hidupmu?"
Jungkook menghembuskan napasnya perlahan, bila ia mengangguk apa ia mendapatkan kesempatan?
"Kalau iya, apa Tuhan akan memberikanku kesempatan satu kali lagi?"Cheonsa menghembuskan napasnya perlahan, kemudian menggeleng.
"Maaf." Cheonsa segera pergi meninggalkan Jungkook yang menatap Taehyung yang menggunakan tubuhnya bersama kedua orang tuanya."Lagipula Tae hyung membuat eomma dan appa bangga, jadi tak akan ada yang berubah bukan bila aku pergi?" Lirih Jungkook mengusap wajahnya kembali.
Mata Jungkook melirik Hani sang ibu yang pergi ke kamarnya dengan cepat, membuat Jungkook memilih untuk mengikuti.
Jungkook menunduk, menahan air matanya yang terus menetes.Hani--sang ibu menangis menatap foto Taehyung yang ada di pelukannya.
"Aku tahu ini sebuah kesalahan, yang seharusnya pergi adalah aku. Kalian hanya menyayangi Tae hyung...bukan aku.""Tapi tenanglah, kalian akan mendapatkan Taehyung dalam tubuhku."
Jungkook mengangguk kemudian berbalik mendapati Taehyung dalam tubuhnya berada di ambang pintu.
"Jungkook-ah..." panggil Taehyung membuat Jungkook tersenyum tipis.Terima kasih telah membaca ceritaku ^^
Jangan lupa vote dan komentar yah 😉
Jangan lupa baca ceritaku lainnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Me Hyung✔
Short Story[COMPLETE] Jungkook itu tertutup, sehingga Taehyung tak tau apapun mengenai adiknya. hingga ia mendengar semuanya, mengenai kasus adiknya yang memberatkan kehidupannya. High rank ; #3 roh 230120 #2 schoolship 230120 #10 project 230120 #7 Project 040...