Four

552 85 29
                                    

Happy reading ges^^

"Jaewon-ah, kumohon, bunuh dia sekarang. Lihatlah J eonnie, terkapar lemah tak berdaya," Ucap Lalisa sambil nangis sesunggukan, Jaewon pun membalas pelukan Lalisa.


"Sudah Lalisa-ya, aku tau, Jennie sangat lah kuat. Dan aku yakin dia bisa bertahan, kau tau bukan? Kau masih meragukannya?" Lalisa kembali menangis sesunggukan, tak mampu melihat Jennie yang sekarang berada di tangan Dangerous.

"Apa yang akan kalian lakukan dengan J eonnie?!" Tanya Lalisa sembari ingin mendatangi Dangerous, namun dengan segera Jungkook mengarahkan parfume itu kembali ke hidung Jennie.

"Kau mendekat, parfume ini akan kembali ku semprotkan," Peringatan itu mau tak mau membuat Lalisa memberhentikan langkahnya dan kembali menangis sejadi-jadinya.

"Lalisa, Lalisa, kau terlihat sungguh menyedihkan sekarang. Kemana Lalisa yang angkuh? Hahahahaha, apakah sekarang Lalisa menjadi menyedihkan? Oh my god, sungguh kisah yang mengharukan sekaligus tidak menarik," Ucap Irene sembari berpura-pura menghapus air matanya yang berada di ujung mata.

"Kau pikir ini sebuah candaan, begitu?" Hanbin yang daritadi diam pun melangsak maju, "Sialan! Kau pikir penyakit adik perempuan ku candaan untukmu? Iya begitu?!" Ucap Hanbin sembari mencekek Irene.

"Kau pikir sebuah penyakit yang dimiliki adik perempuan ku, Jennie, adalah suatu hal yang bisa dianggap lucu? Iya? Kau membenci kami, bukan? Mengapa akibatnya hanya pada Jennie?! Kau pikir kau siapa? Kau hanyalah manusia lemah yang bergantung pada barang sampah," Hanbin pun  melepaskan cekekannya, lalu berlalu kembali ke kumpulannya.

Belum pernah mereka melihat Hanbin semarah ini, dimatanya, sangat jelas terlihat kalau dia sedang sungguh-sungguh marah, mungkin kalau mereka mengundang sedikit saja kemarahan Hanbin, mungkin mereka akan tamat pada waktu itu juga.


"Kau membuat Jennie pingsan dan tekapar tak berdaya. Kau tau? Satu deru nafasnya sama dengan satu sayatan di tubuh kalian! Lepaskan dia atau kalian akan ku hancurkan?" Ucap Bobby sembari menahan amarahnya.


"Haha, untuk apa? Teman sialanmu sudah mencekek Irene eonnie, jadi? Sekarang, biar kami yang mencekek teman jelek mu ini," Tangan Jihyo pun beralih ke leher Jennie, namun Mino melempar pisau yang sering dia bawa ke arah tangan Jihyo.


"Kau pikir hanya kau yang mampu membawa senjata ampuh mu? Yah itu memang pisau, tak ada apa-apanya dibinding alat yang kalian bawa," Ujar Mino santai.


"Tapi, aku tak jamin, racun di pisau itu akan berdamai dengan mu," Demi mendegar ucapan Mino, Jihyo kaget, dan langsung mencabut pisau itu dari tangannya.

Entah mengapa Jihyo merasakan semua makanan yang ada diperutnya berlalu keluar, dia muntah, lalu sedetik kemudian kejang-kejang.


"Aku ingin minta maaf, namun telat. Racun ini adalah racun tak berbahaya namun yang namanya racun pasti punya efek samping kan? Terima kasih kepada saran Jaewon agar selalu membawa pisau kecil itu. Padahal sialnya pisau itu ingin kusimpan biar menjadi pajangan, tetapi, baguslah, sasarannya kena dimusuhku," Dangerous memandang Mino marah.



"SIALAN! KAU APAKAN DIA HAH?!" Ucap Jungkook sembari berdiri marah, Lalisa pun melepaskan pelukannya, lalu berteriak dengan nada amat marah.



"RASAKAN ITU BRENGSEK! KAU PANTAS MENDAPATKAN ITU! DAN AKU BERSUMPAH, AKU SENDIRI YANG AKAN MENCABIK-CABIK TUBUH BOPONG MU ITU!" Mino langsung saja menarik Lalisa untuk pergi, dan mereka meninggalkan Jennie.

.

"Mengapa kalian meninggalkan Jennie eonnie?" Tanya Lalisa, "Lalu? Hanbin berada dimana?" Pertanyaan beruntun Lalisa sama sekali tidak mendapat sautan dari mereka.

Step Brosist Zone [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang