Malam yang direncanakan pun akhirnya tiba.
Saat ini Dangerous sedang berada di rumah Yoongi, tak lupa Jennie dan Hanbin bersama mereka
"Untuk malam ini, hanya Jungkook yang turun ke lapangan. Kau Hanbin! Ikut kami. Sedangkan, Jennie, kau bersama Jungkook, ikut turun ke lapangan," Mendengar intruksi dari sang ketua, Yoongi. Mereka pun mengangguk, bergegas menyiapkan keperluan mereka.
"Malam ini, kita harus setidaknya mendapatkan sedikit hal tentang mereka. 2 tahun kita mengincar mereka, tetapi sampai sekarang pun belum ada bukti tentang mereka," Yah. Dangerous, sudah mengincar grup kriminal itu dari 2 tahun lalu.
Kalau kalian pikir grup kriminal itu Revolution. Tentu saja bukan. Jawaban kalian salah! Revolution, tidak pernah bermain dengan yang namanya kriminal tidak jelas.
"Memang apa yang harus kami lakukan?" Tanya Hanbin yang terlihat bingung. Karena ini, untuk pertama kalinya dia mengikuti kegiatan penangkapan seperti ini.
"Tugasmu mudah, Kim. Hanya memantau mereka lewat kamera. Sedangkan, kau Ruby! Ikuti apa yang Jungkook katakan, terlebih lagi, jangan sampai ceroboh," Baik Jennie maupun Hanbin, keduanya mengangguk paham.
Terasa cukup sudah memberi intruksi, mereka pun pergi menjalankan tugas mereka. Tim memantau berada satu mobil dan tim lapangan berada di mobil lainnya
Disisi lain pula, Revolution kini tengah berpikir. Bagaimana cara mengembalikan Jennie dan Hanbin, agar lepas dari perbudakkan Dangerous.
"Sialan! Untuk pertama kalinya, aku sama sekali tidak bisa berpikir. Lihat saja nanti grup pelawak itu, akan ku cincang-cincang mereka menjadi beberapa bagian! Sial! Aku membenci otakku," Ucap Bobby seraya menghempaskan tubuhnya ke sofa.
Waktu yang tepat untuk membicarakan Jennie dan Hanbin. Mumpung mereka tidak ada dirumah.
"Akh! Benar-benar menjengkelkan, bahkan aku saja tidak bisa berpikir. Sialan memang mereka, ingin sekali ku tempeleng," Bahkan Jaewon yang biasanya tenang, kini menggeram frustasi.
"Brengsek! Aku benar-benar membenci disaat kita seperti ini. Kemana anak-anak pemberani yang berlagak diatas segalanya, bahkan diatas Tuhan? Lihat lah! Kita seperti boneka bodoh yang tidak mempunyai pikiran," Lalisa benci fakta itu, tetapi dia tidak bisa menghindarinya. Bagaimana pun juga, apa yang dia ucapkan, semuanya benar.
"Yak, Lalisa! Aku ingin protes, tetapi tidak bisa. Untuk kali ini, aku setuju! Hah, aku merendahkan harga diriku untuk pertama kalinya. Kurang ajar sekali grup pelawak itu," Terlihat jelas dimata Mino, bahwa dia benar-benar menahan amarahnya.
"Tenang, tenang. Jika kita hanya emosi, semua apa yang harus kita lakukan akan ceroboh. Kita butuh suatu rencana. Tetapi, apa? Ada yang bisa memberi usul?" Tanya Jaewon menengahi, sepertinya Jaewon sudah sadar sepenuhnya, syukur lah.
"Aku selalu mengejek-ngejek rencana Hanbin, tetapi aku mengakui bahwa Kim Hanbin adalah otak kita. Ah sial! Aku membenci posisi kita sekarang," Bobby kali ini mengusap wajahnya kasar, tidak bisa berpikir.
"Benar! Biasanya Hanbin hanya memberikan ide pendek, tetapi itu sudah cukup luar biasa untuk kita kembangkan. Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan tanpa Hanbin?" Lalisa pula mengacak rambutnya, dia sepertinya kali ini benar-benar frustasi.
"Oh ayolah, kalian jangan pesimis begitu. Aku tau kalian pintar dan aku tau kalian akan menyikapinya dengan tenang," Ujar Jaewon sambil membenarkan letak bajunya.
"Hey, Jung Jaewon! Kau sedang menghina kami atau sedang memuji, heh? Kau tidak lupa, kan? Kau sedang bersama trio barbar bukan duo kalem. Jangan samakan kami dengan dua twins gila itu. Jelas, secara fisik maupun penampilan kami sangat berbeda," Maaf, Mino sedang emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brosist Zone [✓]
Mystery / ThrillerSaudara tapi rival, dan mereka menyembunyikan sesuatu. Just siblings think. ⚠️[bangtanxblackpink] ⚠️[shipperhalusaja] ⚠️[karakterfiksi] ⚠️[jangandibawabaper]