Masih ada yang nunggu gak story ini? Mudahan masih ada ye^^
Happy reading readers yang Bin sayangi^^
Pagi ini kali ini, Revolution tak mendatangi meja Dangerous seperti biasanya, atau Dangerous yang mendatangi meja Revolution. Tidak.
Entahh bisa bagaimana, kedua grup itu bertemu di tengah tengah kantin, seperti ada yang mengatur semua ini.
Lalisa yang berdiri paling depan pun mengangkat wajahnya angkuh, "Ada apa?"
Bukan jawaban yang Lalisa dapat, melainkan tamparan telak mengenai pipinya.
Plakk...
Lalisa yang ditampar pun tak terima, dan melontarkan tatapan tak sukanya ke arah namja di depannya ini. Jungkook.
"Hey! Mengapa kau menamparku?" Tanya Lalisa, tentu saja dia tak suka. Kentara sekali intonasi nya.
"Mengapa? Kau tak suka? Kau marah? Terserah kau, bodoh! Aku benci melihat wajah iblis mu." Sungguh, Lalisa bingung. Kenapa pula si Jungkook bertindak seperti ini? Tak jauh dari Lalisa, Jennie yang berada di samping Hanbin pun ikut bingung.
Jungkook pun berjalan menghampiri Jennie, dan bersiap menamparnya, "Aku juga muak melihat muka sialanmu!"
Belum sampai dipipi Jennie ehh ditahan sama Hanbin, "Kau sedang apa? Mengapa tiba tiba kau ingin menampar dia? Tak puas menampar Lalisa? Kurang?".
"Kau jangan ikut campur, kau membela kedua gadis iblis ini? Dimana otakmu, bodoh?! Kau hanya tertipu oleh wajah busuk mereka." Kali ini Lalisa menoleh ke belakang, menatap tak suka ke arah Jungkook.
"Kau! Jangan menuduh tanpa bukti, atas dasar apa kau menuduhku, dan Jennie eonnie?" Jungkook pun beralih menatap Lalisa. Dapat Lalisa liat, sorot mata Jungkook benar benar memberikan aura kemarahan.
"Kau dan eonniemu, menyebarkan fitnah yang busuk." Jungkook mengangkat sebuah kertas yang daritadi ia simpan di sakunya.
Lalisa menatap kertas itu, lalu mendengus sebal, "Bodoh! Kau percaya kami yang menyebarkan? Kami memang tak suka kelompok mu, tapi, kami tak mungkin menyebarkan fitnah. Kau tau sendiri, bukan? Kelompok kami sangat tak suka menyebarkan fitnah."
Skak. Jungkook bodoh, Jungkook melupakan fakta itu. Revolution sangat sangat tak suka menyebarkan fitnah, atau hal hal yang berbaur dengan fitnah.
"Kau menuduhku dan Lalisa hanya karena sebaran fitnah tak bermutu itu? Kalau kau tak bodoh, seharusnya kau tau, Revolution tak pernah bermain fitnah, tapi selalu menjatuhkan lawannya dengan lontaran kata secara langsung." Jungkook diam tak berkutik. Dia sekarang mengaku, kalau dia bodoh.
Padahal, dia sudah mengenal Lalisa lebih dari 15 tahun, apalagi Jennie, tapi? Dia sepertinya melupakan fakta itu, karena terlalu terbawa emosi.
"Boleh kulihat kertas itu?" Tanpa jawaban dari Jungkook, Lalisa langsung saja merebut kasar kertas dari tangan Jungkook.
"Sekali liat, aku tau siapa pelakunya, bukankah begitu?" Lalisa memperlihatkan kertas kepada kelompoknya, dengan serempak mereka mengangguk.
"Mau kita sebut kan bersama sama, agar dia merasa kalau dia terkenal?" Mereka pun mengangguk antusias. Jaewon yang biasanya paling tak suka urusan seperti ini, malah paling antusias sekarang.
"Irene, anyeong!!" Yang dipanggil pun menunduk takut, tak berani menatap kedepan. Lalisa ingin maju, tapi sayang, lengannya ditahan sama Jennie, bermaksud, "Aku."
Lalisa pun mempersilahkan Jennie maju, lagipula sasarannya bukan Irene, tapi, Eunha. Sang yeoja yang imut, sampai rasanya Lalisa ingin membunuhnya di kandang kelinci di rumah pamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brosist Zone [✓]
Misterio / SuspensoSaudara tapi rival, dan mereka menyembunyikan sesuatu. Just siblings think. ⚠️[bangtanxblackpink] ⚠️[shipperhalusaja] ⚠️[karakterfiksi] ⚠️[jangandibawabaper]