2

1.7K 160 14
                                    

Happy reading
Typo is my style

Jam sudah menunjukan pukul 9 malam, Joy yang sudah siap pulang melihat sekeliling cafe untuk melihat adakah yang masih membutuhkan nya. Dia pun berjalan sampai didepan pintu

Brakk

Joy terjatuh tepat di depan pria yang sudah membuka pintu itu.

~10 detik

~ 20 detik

~30 detik

~40 detik

Tiba tiba Sehun mendorong Joy dan Joy terduduk anggun di lantai marmer coklat

"Aw"

Chanyeol yang berdiri dibelakang Sehun dan kaget melihat aksi itu segera membantu Joy

"Gwenchana?" Tanya Chanyeol yang melihat Joy dengan khawatir

"Ah, gwenchana." Joy berdiri dan membersihkan baju celananya

Chanyeol melirik Sehun, tapi Sehun hanya diam tak bersuara bahkan dia berlalu pergi dari kedua orang ini

"Ah maaf ya, teman ku emang tidak waras" ucap Chanyeol sambil menatap punggung Sehun yang mulai duduk di salah satu kursi kosong

Joy hanya tersenyum getir, rasanya dia ingin memaki pria itu. Tapi dia tidak ingin pekerjaan nya menjadi hilang karena kekesalannya.

"Maaf tuan, saya kurang hati-hati"

"Ah, tidak apa-apa"

"Permisi"

Setelah Joy keluar, Chanyeol menghampiri Sehun dan dia begitu terkejut ketika temanya ini tersenyum sambil memegang dadanya sendiri

"Kenapa kau?"

"Coba pegang dadaku" Sehun menarik tangan Chanyeol untuk diletakan di dadanya

"Ada apa?"

"Normal" ucap Sehun

"Apanya?"

"Diriku"

"Sejak kapan kau normal?"

"Hyung"

"Apa?"

"Aku tidak merasakan dadaku sakit saat bersentuhan dengan dia" ucap Sehun penuh semangat

"Terus?"

"Hyung" rengek sehun

Chanyeol terkekeh melihat Sehun sebenarnya dia sudah tau, dilihat dari kondisi temannya. Seharusnya Sehun berlari keluar dan mengambil oksigen yang banyak tapi dia malah duduk di dalam ruangan ini dengan tenang. Baik baik saja

"Besok kita lakukan terapi lagi"

.
.
.
.
.
.

Joy membuka lemari pakaiannya. Dia mencari baju yang sesuai dengan badan nya yang semakin tinggi. Seharusnya aku membeli setidaknya dua baju saat tahun baru .
Hidup pas-pasan membuat Joy harus berhemat untuk kehidupannya meski dia sendiri kuliah dengan biasiswa full tapi itu tidak bisa membantu dia mengirim ke orang tuanya kampung.
.
.
.
.
.
Joy berjalan ke arah kelas dan duduk disampingnya Yeri

"Kau sudah mengerjakan wawancara itu Joy?" Tanya yeri saat melihat Joy masih sibuk menyusun tugasnya

"Belum"

"Kapan kau akan mengerjakannya?"

"Aku belum punya waktu, yang pasti secepat" bisik Joy saat melihat dosennya sudah datang

"Aku mau kau menemaniku" bisik Yeri kembali

"Kemana?"

"Wawancara tugas kita"

Joy menatap Yeri, dia tidak percaya Yeri mau mengerjakan tugas itu sendiri. Biasanya dia akan merengek dan meminta Joy yang mengerjakannya

"Wae?" bisik Yeri

"Kau tidak menyuruhku kan mewawancarai nya?"

"Tidak"

"Terus, aku membantumu mengerjakan tugasmu"

Joy hanya mengangkat bahu nya. Dia tidak peduli rencana Yeri.
.
.
.
.
.
.
.
Sesuai keinginan yeri, tepatnya hari ini Joy sudah berdiri di depan perusahaan properti terbesar di Seoul bersama Yeri.
Yeri terlihat biasa saja beda dengan Joy yang terpanah melihat ruangan yang tersusun rapi. Bisakah aku bekerja disini

"Kapan kau mengajukannya?"

"Kau penasaran?"

"Bagaimana mungkin kau bisa" ucap Joy tak percaya dengan jawaban  yeri
"Aku hanya memanfaatkan status ku"

"Status apa? "

"Syuttttt, ayo naik lift" Yeri menarik tangan Joy ke dalam lift.

Joy terlihat heran karena yeri jalan terlihat santai dan tau arah jalannya.

"Kita harus bertanya dengan sekertaris nya dulu yer"

"Tak perlu, dia pasti di dalam"

"Tapi yer, kita bawa nama kampud dan jurusan" ucap Joy dan berhenti di belakang Yeri

Yeri mendengus kesal dengan ucapan Joy. Sebenarnya dia tau sistem seperti itu tapi untuknya itu tidak berguna bagaimanapun dia sepupu dari pemilik perusahaan properti terbesar di Seoul.

"Kau tanya saja, aku mau masuk duluan"

Yeri meninggalkan joy, yang tak percaya dengan ucapan Yeri.

Joy mendatangi meja sekretaris dan bertanya langsung kepadanya.

Dan sampailah dia di depan pintu yang tadi dimasuki Yeri.

Tok tok tok

"Permisi"

Joy masuk dan melihat Yeri yang duduk dengan kaki dilipat diatas sofa sambil me.baca beberapa majalah fashion

"Akhirnya kau masuk juga. Kau tau aku gak suka menunggu lama" ucap Yeri yang berdiri dan menyuryh Joy untuk segera duduk di dekatnya

"Aku kan harus mengikuti prosedur Yeri"

"Iya iya aku tau. Tapi kita gak mungkin Kena masalah disini " Yeri tertawa kecil dengan ucapannya sendiri lalu segera memanggil pria yang dari tadi sibuk membelakangi mereka karena dia sedang tidak ingin diganggu.

"Oppa" teriak Yeri

"Kau masih marah ha?" Tanya yeri kembali

"Arraseo, aku akan membantumu tapi kau harus menepati janjimu untuk membatu ku" ucap Yeri yang kini sudah berdiri di depan meja pria itu

"Hmmm, bocah aku pegang janjimu " Sehun berkata dan berbalik melihat Yeri

"Baiklah oppa ku yang tampan. Sekarang bantuin diriku dan temanku untuk tugas kami."

"Hmmm "

Sehun dan Yeri berjalan mendekati Joy yang kini sibuk mengeluarkan peralatan wawancaranya, sampai dia tidak tau jika mereka sudah berada duduk didepannya

"Baiklah silahkan dimulai"

Joy yang mendengar interupsi dari Sehun menatap matanya sehun. Begitu juga dengan Sehun

Kita bertemu lagi

Sehun tersenyum menatap Joy
.
.
.
.
.
.
.
...........to be continue...........

Anyeonghasseo jangan lupa like n komentar untuk yang menemukan typo serta kalimat yang kalian tidak mengerti. Makasih

Happy new year teman
#31Desember2019

Jangan lupa LIKE DAN KOMENTAR YA .

JANGAN SIDER PLEASE


Touche Me Tease MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang