perkenalan

5.6K 88 1
                                    


Kirana Marieta Saputra adalah anak sulung dari keluarga Saputra,biasa dipanggil Kirana atau kiran, ngomong-ngomong soal kirana dia memiliki seseorang kakak yang berumur 28 tahun__yaa 7 tahun lebih tua dari pada dia yang menjabat menjadi CEO di salah satu perusahaan properti.

"Kiran-ran bangun udah pagi"kata gio yang membangunkan Kirana dengan menciumi pipi gembulnya.

"Eunghhh"lenguh Kirana yang berguling kekiri.

"Ayo bangun,kamu sekarang ada jam ngampus"bisik gio di telinga Kiran.

"Astaghfirullah aku lupa kak"kata Kirana dengan menepuk dahinya.

"Cepat sana mandi nanti terlambat "kata gio dengan menyingkirkan selimut tebal milik Kirana.

"Iyaa iyaaa"kata Kirana masuk dalam kamar mandi.

Memang gio sangat menyayangi Kirana seperti adik kandung sendiri,yahh memang Kirana belum tau kalo dia adalah anak angkat di keluarga saputra.

Setelah 20 menit akhirnya Kirana turun kebawah untuk makan bersama.

'kok sepi emang pada dimana sih'batin Kirana dengan binggung padahal kemarin malam ayah dan bundanya masih dirumah.

dengan langkah gontai ia menuju ke meja makan dan duduk di kursi yang biasanya ia duduki dan mengambil roti bakar yang di olesi dengan selai kacang yang biasa dibuatkan oleh gio.

Memang hidup Kirana kalo tidak ada gio pasti tidak terawat ayah,bundanya sering keluar kota bahkan negara maklum orang sibuk,tetapi dia bangga memiliki orang tua yang sukses dan pekerja keras.

Ia tak masalah kalo ayah dan bundanya pergi keluar kota atau negri yang penting dari Kirana adalah ada waktu untuk keluarga walaupun sedikit itu yang utama.

"Kamu kok udah makan,kakak nggak ditungguin"tanya gio yang duduk di kursi.

"Taunya aku kakak udah berangkat ke kantor"kata kirana dengan datar.

"Kamu suka kan kalo kakak ke kantor kamu bisa bebas main kesana-sini tanpa takut dihukum"kata gio yang tak kalah datar.

"Ya enggak gitu,kakak sukanya soudzon terus"

"Siapa yang soudzon,emang kakak bilang faktanya"

"Terserah kakak"kata Kirana yang pergi meninggalkan gio sendirian di meja makan yang langsung disusul oleh gio.

"Kamu itu kalo kakak ngomong jangan pergi gak sopan"bentak gio yang dijawabi deheman oleh Kirana ....dehem gitu kok kaya Nisa lakban yaaa

"Ayookk berangkat"kata gio dan menggenggam erat tangan Kirana.

"Pegang-pegang emangnya aku ana SD yang perlu dituntun untuk jalan"

"Kalo kamu enggak kakak tuntun bisa-bisa bahaya udah jadi gelandangan kalik"

"Kalo aku gelandangan emang kakak mau apa"

"Ayo cepat nanti terlambat"

"Iyaaa__"






University of the Caribbean

Sesampainya di kampus ia langsung ke ruangan dosen pembimbingnya,yang akan melakukan bimbingan skripsi.

Tok...tok...tok

"Permisi"kata Kirana yang membuka pintu.""

"Masuk"kata dosen pembimbing yang botak,dan berkumis kalo gak salah namanya pak Edi.

"Kok berdiri"tanya pak Edi.

"Kan nggak di suruh duduk"jawab Kirana yang masih berdiri depan pintu.

"Duduk"kata pak Edi yang langsung Kirana laksanakan.

"Pak ini skripsinya,saya mau lanjut bimbingan lagi,kan kemarin masih belum kecari judulnya"kata Kirana dengan mengeluarkan skripsi dari tas selempang berwarna hitam.

"Oh kamu mau bimbingan"kata pak Edi yang membuat kirana kesal.

'yaiyalah mau bimbingan masa mau cebok'gerutu Kirana di dalam hati.

"Ehmmmm iya pak"

"Nama kamu siapa"tanya pak Edi membuat Kirana bingung,takutnya dia bakal di goda sama si bomis(botak berkumis).

"Kirana marheta Saputra"

"Jurusan"tanya pak Edi.

'Yaelah masih tanya kan dia biasanya ngajar ekonomi manajemen,masa lupa kalo gua ada di kelasnya dia'batin Karina yang komat-kamit kaya dukun.

"Hehhhh malah komat-kamit,kaya dukun aja"kata pak Edi yang aneh melihat murid bimbingan nya.

"Ekonomi manajemen"

"Ohh iya kamu sekarang,nggak bimbingan sama saya ,kamu bimbingannya sama pak Reyhan"

'What,gua bimbingan sama pak Reyhan bisa-bisa mati gua dengan dinginnya kutub Utara, Yaelah masa gua sama dosen ketus bin datar kaya kulkas berjalan'gerutu Karin dengan suara pelan agar pak Edi tidak mendengar.

"Kan biasanya saya bimbingan ke pak Edi,kenapa ini ke pak Reyhan"kata Kirana yang tidak terima dengan omongan pak Edi yang seenaknya.

"Gini loh,saya itu bimbing anak banyak banget,saya gak kuat untuk bimbing segitu banyaknya,saya usul sama rektor,eh rektornya malah baik banget katanya sebagian bimbingannya kasih ke pak Reyhan,Bu rani,sama pak Harto,jadi begitu dan kamu sekarang bimbingan ke pak Reyhan"

"Pak saya Boleh bimbingan sama pak Harto"

"Gak bisa itu udah ada prosedurnya"

"Yah tapi pak"

"Gak ada tapi-tapian"bentak pak edi yang membuat Karina takut.

"Yaudah pak terimakasih"pamit Kirana dan menutup pintu ruangan pak Edi dengan keras.

Menurut kiran bimbingan sama pak Reyhan lebih sulit dari pada pak edi,udah orangnya kaku datar kayak gitu irit ngomong dan kata teman sepantaran kiran yang di bimbing sama dia selalu di marahin kalo masalah typo Yaelah typo sedikit mah gak papa kan,dan lebih parahnya si anna temen kiran nangis-nangis gara-gara judulnya gak di ACC parah banget kan.

Kirana memilih untuk pergi ke kantin untuk mendinginkan pikiranya

Ngomong-ngomong Kirana ini mahasiswa abadi, udah 4 tahun lebih gak lulus-lulus bayangkan saja teman-temannya udah pada kerja dia masih ngampus terus.

Dia itu sebenarnya pintar tapi dia orangnya males kalo mau bimbingan, dia buat skripsi kurang lebih satu tahun dan lebih parahnya judul aja belum nemu.

"Mang es teh satu sama sate ayamnya satu yang pedes dan gak pake lama"kata Kirana dengan mang Ucok.

"Siap neng"kata mang Ucok dan langsung mengerjakan pekerjaannya.

Saat Kirana mengedarkan pandangan dia tak sengaja melihat pak Reyhan yang tengah makan di kantin.

'anjir kenapa ada kulkas sih,kan ketauan kalo gua gak bimbingan-bimbingann'batin Kirana dengan menggaruk - garuk pelipisnya.

"Ini neng pesanannya"kata mang Ucok membuat Kirana sadar dari lamunannya.

"Makasih mang"

My sister liftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang