Picnic

142 32 16
                                    

Jinu's pov;

Aku terbangun dengan kepala yang lumayan pusing tanpa alasan yang jelas dan mendapati diriku yang di himpit oleh Mino di sebelah kananku dan Yeonjun di sebelah kiriku.

Kau tau apa yang membuatku kaget? Song Mino yang bertelanjang dada dan hanya menggunakan celana Jeans tertidur pulas di sana, rambutnya yang tebal sudah sangat tidak beraturan.

"Siapa yang memperbolehkanmu tidur di kasurku, Mino-ya? Untung kasurku besar, coba tidak pasti Kau sudah ada di lantai karena Aku tendang tanpa sengaja." ceramahku kepada Mino yang sudah jelas-jelas masih pulas di sana.

Aku menatap Yeonjun yang tertidur pulas juga, posisi tidur mereka berdua sama, mereka sama sama menyilangkan kedua tangan mereka. Ini lucu sekali.

Tanpa mengganggu tidur mereka berdua aku cepat pergi ke kamar mandi yang berada di dalam kamarku dan membersihkan diriku dengan waktu yang agak lama karena aku memakai rangkaian perawatan kulit khusus terlebih dahulu, ajaibnya, Mino dan Yeonjun masih pulas saat aku sudah selesai Mandi.

Aku yang masih mengenakan handuk menghampiri Mino yang masih betah dengan posisi tidurnya itu dan menempelkan kedua tanganku yang dingin di kedua pipinya.

Matanya terbuka sedikit dan ia tampak kebingungan, "Ah apa ini dingin sekali."

"Bangun, Tukang tidur." Ujarku sambil tertawa pelan. Mino merenggangkan tubuhnya dan duduk di kasurku dengan mata terpejam, "Siapa yang memberimu Izin untuk tidur denganku Hmm?" tanyaku.

"Yeonjun, lagi pula aku tidak berniat tidur berdua denganmu, Ada Yeonjun di sini."

Aku hanya berdecak dan mengambil bajuku. "Kau lebih baik jangan mandi di sini dan sana cepat pulang, sayang sekali rumah besarmu kau tinggalkan begitu saja."

"Kau mengusirku?"

"Iya."

Mino mentapku dengan wajah sedih dan mengantuknya, "Yeonjun tidak akan suka itu."

"Ah ya sudah sana cepat Mandi!" Aku mencari gosok gigi baru di laci lemari pakaianku, saat Aku sudah menemukannya Aku segera menyerahkan kepada Mino, "Dan pakai ini."

Mino tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepadaku, wajah bantalnya dan senyumannya membuatku grogi tanpa alasan, aku menyuruh diriku sendiri sadar.

Mino berjalan ke kamar mandi dengan pelan, saat sebelum ia menutup Pintu kamar mandi ia menoleh ke arahku dan berkata,

"Hari ini Kita piknik dan itu permintaan Yeonjun, oh iya, aku dan Yeonjun tidak menerima penolakan, jadi kau di haruskan untuk ikut."

"Hah? Tunggu Song Mi—" Jawabanku terpotong karena Mino telah menutup Pintu kamar mandi, aku
bersumpah kesal dengan pelan.

Yatuhan padahal aku berniat untuk bersantai lagi di rumah.

Author's pov;

Jinu memajukan bibirnya di kursi penumpang belakang sambil menatap jendela. Jinu kesal karena ia di haruskan menggunakan overall, Overall ini pemberian Mino, Yeonjun juga mendapat satu setel overall dan sudah memakainya.

Ini permintaan Yeonjun, Dan Jinu tidak bisa berkata tidak.

"Apa kau sangat benci menggunakan Overall Jinu-ya, itu merk Tommy Hilfiger, aku menghabiskan uang banyak untuk membelinya." Mino berkata kepada Jinu dan masih fokus pada kemudi, ada sedikit senyum yang dapat Jinu lihat di Wajah Mino.

Mino suka melihat Jinu kesal karena wajahnya menjadi sangat galak, Mino menikmati itu.

"Aku tidak memintamu untuk membelikanku Overall!"

"Awalnya aku hanya ingin membeli untuk Yeonjun, tetapi aku berpikir kau akan terlihat lucu dengan Overall, kau terlihat seperti anak muda tahun 90an."

"Aku ingin terlihat berwibawa, Aku tidak ingin terlihat lucu."

Tawa Mino yang sedari tadi di tahan olehnya lolos begitu saja, Yeonjun yang duduk di samping Mino sama sekali tidak peduli atau menaruh perhatian ke dalam percakapan kedua orang dewasa yang jelas-jelas terdengar kekanak-kanakan itu, Ia sedang asik melihat Vidio Turning Mecard dari ponsel Jinu.

"Coba Rambutmu curly, kau pasti tambah terlihat seperti anak kecil."

Jinu mencoba untuk tidak bersumpah serapah di depan Yeonjun tetapi susah untuk tidak bersumpah serapah kepada Mino, "Diam idiot, fokus saja menyetir."

"Haha sudahlah Simpan amarahmu untuk nanti Karena kita sebentar lagi sampai."

Tanpa Jinu bertanya, Ia sudah mengetahui kemana Mino membawanya, Mobil mahal Mino memasuki parkiran khusus untuk orang-orang yang mengunjungi Sungai Han untuk piknik, Jinu ingat betul bagaimana Mino mencoba untuk menggagalkan percobaan bunuh dirinya di jembatan yang terletak tepat di atas Sungai Han.

Itu terasa sudah sangat lama.

"Nah Yeonjun ayo keluar dan bantu Ssaem."

Yeonjun keluar dari Mobil yang telah di parkirkan rapi oleh Mino, Jinu yang masih menekuk wajahnya Ikut keluar, sinar mentari yang jatuh tepat ke wajahnya membuatnya meringis tetapi itu membuatnya sedikit nyaman Juga.

"Ini bawakan tikarnya." Mino menyerahkan tikar ke Yeonjun, Yeonjun dengan semangat berlari ke rerumputan, Jinu hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum sedikit melihat tingkah Yeonjun.

"Ck akhirnya kau tersenyum, ayo bawakan keranjang ini." Mino mengulurkan keranjang anyaman kepada Jinu. "Aku tersenyum kepada semua orang, tidak kepadamu."

"Jahat sekali."

Jinu berjalan menyusul Yeonjun yang sudah menunggu di bawah pohon rindan yang diikuti dengan Mino yang berjalan di belakangnya.

Yeonjun yang tidak sabar mencoba menggelar karpet yang dia bawa dan Jinu mencoba membantunya agar Yeonjun tidak kesusahan, saat karpet sudah di tata rapih Yeonjun segera melepas sandal yang ia gunakan dan menginajakan kaki kecilnya di karpet bermotif kotak-kotak biasa itu. Jinu ikut merebahkan dirinya di karpet dan menghela nafas.

"Ahh Samchon jangan lah Tidur dulu, ayo Kita makan." Rengek Yeonjun yang hanya di respon dengan gumaman tidak jelas.

"popo." Pinta Jinu kepada Yeonjun untuk mengecupnya, "Ahh tidak mauu." Yeonjun berkata.

"Sini Jinu-ya aku dengan senang hati melakukannya, ingin dimana?" Mino menghampiri Jinu dan Jinu dengan panik segera bangun dan mendudukan dirinya, "Ingin ku pukul?"

"Aku lapar!" suara Yeonjun yang melengking membuat Mino dan Jinu melepas tawa mereka karena gemas.

Jinu, Mino, dan Yeonjun menghabiskan waktu di pagi hari mereka dengan tawa, bercanda satu sama lain, memakan kue-kue kering, buah, dan bento yang Mino buat. Terakhir kali Jinu pergi piknik adalah sewaktu ia masih seumuran Yeonjun, Jinu bersyukur Yeonjun dapat melakukan hal yang anak seumurannya lakukan. Walaupun ia tidak di dampingi orang tuanya.

Untuk sesaat Jinu lupa akan niat untuk mengakhiri hidupnya yang datang tiap harinya.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang