Worse sleepwalking

220 25 17
                                    

Jinu's pov;

Hal terakhir yang Aku ingat, Aku melakukan itu dengan Mino dan setelahnya Aku tertidur karena kelelahan sekaligus mengantuk.

Tetapi sekarang, Aku mendapati diriku berdiri di depan pintu kamar mandi dengan kebingungan. Aku mencoba memahami situasi apa yang sebenarnya terjadi ketika Aku mendengar ringisan Mino dari lantai kamar mandi.

"Ya Tuhan Mino kenapa kau tiduran di si-" Kata-kataku tertarik kembali saat melihat bagian dahi sebelah kanan Mino berdarah, bahkan darahnya sudah mengenai dan mengalir ke daerah pipi dan telinganya, "Ya Tuhan apa lagi ini?"

Mino dengan mata agak terpejam hanya meringis dan menjawab, "Aku tidak apa-apa."

"Tidak! Ya Tuhan kau butuh jahitan Mino, Lukamu parah."

Aku masih tidak tahu apa yang terjadi karena Aku panik, Aku mencoba menggendong Mino di pundakku dengan susah payah, kalau boleh jujur, tubuhnya sangat berat dan Aku terkadang agak terhuyung karena berat tubuh Mino. Dengan kunci mobil milik Mino, ponsel Mino, dan dompetku. Aku cepat berlari keluar dan pergi ke garasi Mobil milik Mino, membuka Mobil Mino dengan susah payah dan mendudukannya di kursi belakang.

Aku yang panik bahkan tidak kepikiran untuk menelfon ambulans sama sekali.

Aku keluar, memencet tombol untuk membuka pagar garasi, masuk ke Mobil milik Mino lagi, dan mengendarai mobil Mino menuju rumah sakit.

"Ya Kim Jinu, Kau tidak menutup pagar garasiku."

"Tidak ada yang bisa di curi disana, Ahh lagi pula Aku panik Mino!" Aku berteriak dan tidak bisa membendung tangisanku. "Aku tidak Akan Mati Kim Jinu, tenanglah." ucap Mino dengan tawa lemahnya, "Aneh, Aku merasa mengantuk."

"Jangan tidur! Tolonglah Mino, tetap mengobrol denganku, Ayo bersikap menyebalkan! Ya tuhan tolong tetap sadar." Aku yang menyetir sesekali menoleh ke Mino yang membaringkan dirinya di jok bekalang Mobil dan dengan sekuat tenaga mencoba untuk tetap sadar.

Aku tahu bila Mino tidak bisa menahan kantuknya hal itu akan memperparah keadaan, Jadi Ya Tuhan, Aku harap ia akan terus sadar.




















"Karena benturan pada ujung wastafel yang agak tajam ini tuan Song hanya membutuhkan 4 Jahitan, Jadi itu tidak terlalu buruk, tidak ada kerusakan lebih lanjut di area kepalanya Jadi anda sebagai walinya tidak perlu terlalu khawatir." kata dokter perempuan yang menangani Mino, ia mencoba menenangkanku yang masih menangis karena panik dan akhirnya entah karena sudah malas melihatku yang menangisi Mino atau apa, Ia memperbolehkan Aku masuk ke ruang rawat Mino.

Di sana aku mendapati Miino sedang mencoba duduk dari posisi berbaringnya.

"Apa yang akan kau lakukan?" ucapku sambil berlari menghampirinya dan membantunya duduk. "Aku ingin Minum." Mino berucap dengan suara seraknya.

Aku sengaja menyewa kamar yang lumayan mahal karena Aku panik tadi dan Aku pikir fasilitas termahal akan menjadi pilihan terbagus untuk Mino, dan benar saja Kamar ini hanya di peruntukan untuk Mino seorang, Terdapat dispenser dengan airnya yang masih penuh, Ada televisi Juga tetapi Kami belum menyalakannya, entah itu berfungsi atau tidak.

Aku mengambilkan Air putih di gelas kertas yang ada di atas dispenser itu dan membantu Mino meneguk air putihnya, dalam hitungan detik seluruh air itu tidak tersisa bahkan setetespun.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang