Senin pagi, lapangan sangat ramai oleh siswa dan siswi SMA Taruna Bangsa. Belum lagi siswa siswi dari SMA Gerilya yang ikut berpartisipasi.
Iya, hari ini adalah dimana dua SMA yang dikenal sebagai sekolah yang selalu berebut juara di setiap pertandingan. Kedua SMA itu mengadakan turnamen ini semata-mata untuk memperkuat silaturahmi yang sudah terjalin baik sejak lama.
Anastasha sudah berdiri di tengah-tengah bersama murid dari SMA Gerilya, Yohannes Christ. Mereka sudah duduk menunggu soal yang akan panitia beri.
Murid Taruna bangsa tak henti-henti memberi semangat pada Anastasha. Teman sekelas Anastasha jugA sangat antusias, mereka tak hentinya meneriaki nama Anastasha.
Anastasha menoleh pada kawan-kawan sekelasnya, ia tersenyum pada mereka semua. Senyum yang sangat manis.
SMA Taruna Bangsa sedang free class sekarang.
"Semangat Tasya! Aku padamuu!!"
"Tasya bisaa!!!"
"Tasya ailofyuuu!!"
Itu yang berteriak paling akhir minta di gampar mungkin sama Darryl.
Tasya menoleh ke segala arah, dan tersenyum saat melihat Darryl juga tersenyum padanya.
Panitia sudah berdiri untuk membagikan soal, ada 10 pertanyaan.
Setelah masing-masing peserta mendapatkan soal, panitia kemudian memberi aba-aba.
"Mulai"
Anastasha dengan serius mengerjakan setiap soal, matanya bergerak seperti laser mensurvai semua soal.
Semua yang ada di sana terdiam, tak ingin mengganggu konsentrasi keduanya.
Belum genap 10 menit, Anastasha sudah menekan tombol selesai. Juri-juri bahkan Yohannes Christ dibuat heran. Tentu saja membuat heboh keadaan.
Anastasha maju kedepan menyerahkan soalnya, disusul Yohannes Christ 7 menit kemudian.
Juri-juri terlihat mengoreksi hasil kerja milik peserta.
"Jawaban masing-masing peserta sangat memuaskan, semuanya menyapu bersih soal-soal. Jawaban kalian benar semua."
Suara tepuk tangan terdengar bersahut-sahutan.
"Karena skornya sama, para juri akan memberi soal tambahan. Siapa yang menjawab paling cepat dan benar, dialah pemenangnya.
Seorang panitia lalu menuliskan satu soal di papan tulis. Para siswa hanya bisa melongo melihat soal itu. Sangat ruwet!
"Mulai"
Anastasha dengan lihainya menggerakkan pennya di atas kertas, tak cukup 2 menit lagi-lagi ia menekan kembali tombol selesai.
Anastasha maju dengan gugup, kali ini keringat sedikit membasahi dahinya. Bahkan semua yang hadir ikut tegang.
Tasya meletakkan kertas jawabannya di atas meja juri, saat itu juga juri meneliti jawaban Anastasha.
Anastasha kini sudah duduk kembali di kursinya dengan tangan mengepal gugup.
"Jawaban Anastasha benarr!!!"
Kalimat juri tersebut sontak membuat penonton heboh, padahal Anastasha kalem saja, gadis itu hanya tersenyum puas. Tak seperti teman-temannya yang seperti memenangkan sebuah kuis dan memperoleh uang ratusan juta.
_____
"Astagaaa! Dia Darryl kan?!!"
"Gantengnya Tuhan!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DARRYL NEAL (Terbit)
Teen FictionNamanya, DARRYL NEAL. Kata orang, Darryl tampan dan juga beringas. Orang juga bilang, Darryl sangat kasar dan tidak memiliki hati. Hari-harinya sangat monoton, tak ada warna lain selain hitam dan putih. Pria itu sangat menyedihkan! Hingga hari itupu...