75. Gombalan maut

75.2K 3.1K 143
                                    

Matahari pagi telah menyingsing di Senin pagi hari ini, Darryl kini berjalan santai di lapangan. Dia baru saja sampai, ia menggunakan mobil hari ini. Persiapan siapa tau hujan tiba-tiba datang.

Murid SMA Taruna Bangsa sejenak berhenti menatap sang idola, beberapa hari ini mereka tak melihat wajah tampan itu. Mereka sepertinya merindukan wajah garang namun sering kali sangat menggemaskan akhir-akhir ini. Darryl, baru sembuh dari sakitnya.

Darryl memasuki kelasnya, di lihatnya ketiga sahabatnya sudah duduk anteng dengan ponsel di tangan masing-masing. PUBG mobile sedang menyala di layar handphone mereka.

Darryl duduk di sebelah Marcel tanpa mengatakan apapun. Darryl sedikit kesal, para sahabat tidak ada yang menjenguknya sekalipun. Astaga, diberkati lah mereka.

Joshua, Mike dan Marcel masih tidak sadar dengan keberadaan Darryl. Darryl mendengkus, semua sahabatnya memanglah sangat laknat!

Tiba-tiba, ponselnya bergetar. Darryl merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponselnya.

Sudut bibir Darryl terangkat sedikit, akhirnya ada juga yang meneleponnya. Ia menggeser tombol hijau ke atas.

"Halo!"

"Halo! Kenapa? Kangen ya lo sama gue?" tanya Darryl dengan tingkat kepedean yang sangat luar biasa.

"Nggak!"

"Lah, terus?"

"Pinjem duit, gue mau ajak Sasha nonton Milea nanti malam."

"Bangke!!"

Darryl mematikan ponselnya sepihak, ia pikir Reon akan menanyakan kabarnya karena tidak masuk selama 4 hari. Tapi ternyata ingin meminjam uang? Aish, tolong beri tau Darryl alamat dukun santet yang hebat, ia ingin menyantet sahabat-sahabat kurang ajarnya.

Darryl kemudian mengangkat wajahnya, ia melihat ketiga sahabatnya kini sedang menatap ke arahnya.

"Masih hidup lo?" tanya Joshua antusias.

Darryl memutar bola matanya jengah, tidak adakah pertanyaan lain yang bisa menyenangkan hati? Darryl tidak like sekali!

"Feng bilang, lo udah berpulang gara-gara ketularan virusnya." timpal Mike, ia memasukkan ponselnya ke dalam saku seragamnya.

"Terus kenapa lo pada gak ke rumah gue pas denger berita itu?!" Darryl sangat kesal sekali.

"Males!" celetuk Marcel yang kembali memainkan game onlinenya.

Sial! Ingatkan Darryl untuk mencari sahabat baru. Ia sudah muak dengan kawan-kawan gesreknya itu.

_____

Darryl sedang makan pisang hasil curiannya di loker meja Rani, tanpa pamit dia mengambil 3 buah pisang dan di bawa kabur ke taman sekolah. Ia memakannya di sana dengan melempar kulitnya sembarangan.

"Woy bajingan! Siapa yang buang kulit pisang sembarangan di sini?!" teriak Reon, ia hampir saja terpeleset.

"Gue" jawab Darryl santai.

"Gue jatuh nih!"

"Jatuh dimana?"

"Dihatimuuu, hiya hiya."

Darryl menatap Reon jijik, mungkin sahabatnya satu itu sudah ikutan tak waras juga.

"Oke, jadi gue kesini mau pinjem duit!"

"Udah tau" Darryl memakan gigitan terakhir pisangnya, "Lo gak mau tanyain kabar gue gimana?" lanjutnya.

"Emang penting?"

'Sabar, tidak boleh mengumpat. Kalo Darryl sabar, pembaca jadi tambah sayang.' Darryl mengelus dada mencoba memperbesar kesabarannya.

Darryl mengeluarkan dompetnya dan memberikan Reon 3 Lembar uang bergambar Soekarno-Hatta. Jika Reon ingin meminjam uang, pasti sahabatnya itu telah membuat kekacauan sehingga tante Tari menarik kartu serta fasilitas yang Reon pakai. Bandel sih!

Reon mengacungkan jempolnya, "Thanks bro, nanti gue ganti."

"Yayaya, terserah lo!"

Darryl berdiri meninggalkan Reon, ia tak peduli Reon akan mengganti atau tidak. Karena ujung-ujungnya, pasti tidak diganti seperti sebelum-sebelumnya. Dan Darryl tidak pernah mempermasalahkan itu.

Reon menatap uang yang ada di tangannya dengan pandangan tak terbaca, "uang, aku ramal, nanti kamu akan menghilang dari dompetku."

_____

Darryl mencari Anastasha di kelas gadis itu, ia tersenyum saat menemukan Anastasha sedang mengerjakan soal-soal.

Darryl duduk di sebelah Anastasha setelah meminta Melissa untuk pindah. Darryl menopang dagunya dan menatap Anastasha tanpa berkedip. Sesekali ia melirik apa yang sedang Anastasha kerjakan.

Gadisnya itu sedang menjawab soal SBMPTN, padahal Anastasha masih kelas 11. Gadisnya itu serius sekali sampai tidak menyadari kehadirannya. Darryl dibuat terpukau dengan kejeniusan kekasihnya.

Anastasha menjawab pertanyaan dengan benar tanpa pikir panjang, bahkan soal matematika dan fisika seperti di luar kepala. Sekali lagi, Darryl jatuh hati pada gadisnya itu.

Darryl meletakkan kepalanya ke permukaan meja, ia masih setia menatap Anastasha. Darryl tidak ingin mengganggu.

Anastasha yang sadar, menoleh pada Darryl. Ia sedikit terkejut, sejak kapan pria itu ada di sebelahnya?

"Serius banget, sampe pacarnya dikacangin."

"Tasya gak tau kalau ada Darryl, kapan kesininya?"

"Saat Anastasha gak angkat-angkat telepon Darryl."

Anastasha mengecek ponselnya, benar saja, ada 6 panggilan tak terjawab dan 13 pesan masuk dari Darryl. Dia lupa jika handphone-nya dalam mode silent.

"Maaf, Tasya nggak tau kalau Darryl telepon."

"Iya dimaafin. Tadinya mau marah, tapi gak tau kenapa Darryl gak bisa marahin Tasya."

Anastasha tersenyum, ia memberikan jempol pada Darryl. Mengisyaratkan jika apa yang Darryl lakukan sudah benar, Anastasha memang tidak perlu dimarahi.

Darryl ikut mengukir senyum, ia mengangkat kepalanya dan mengelus rambut panjang Anastasha.

"Kursi makin lama makin antik, kalau Anastasha makin lama makin cantik." ujar Darryl mengeluarkan jurus gombal yang sempat dipelajari dari mbah Google tadi malam.

Anastasha tertawa, melihat Darryl yang bilang begitu membuatnya sangat senang. Sangat lucu menurutnya.

"Tasya tau nggak, mandi apa yang nggak bikin basah?"

Anastasha menggelengkan kepalanya, "Tasya nggak tau."

"Mandirikan rumah tangga bersamamu."

Hiya hiya!

Anastasha bertanya-tanya, sejak kapan Darryl belajar menggombal seperti itu. Ia tidak bisa menghilangkan senyumnya sejak tadi.

Reon lewat di depan mereka dan memberi tatapan sinis pada Darryl.

Reon lalu tersenyum, "Tasya, tau nggak kopi apa yang paling pahit?" tanya Reon pada Anastasha.

Anastasha menggeleng, "gak tau, Reon."

"Ko pilih dia dari pada diriku."

Anjir, bangsat Reon!

Reon memegangi dadanya dengan ekspresi yang sangat kocak, membuat teman sekelasnya tertawa ngakak termasuk Sasha yang terpingkal-pingkal.

_____

Sebagian part dihapus untuk kepentingan penerbitan

Senin, 02 Maret 2020
09.35

DARRYL NEAL (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang