85. I'm br(ok)en!

66.6K 3.1K 252
                                    

"LULUSAN TERBAIK TAHUN INI, DIRAIH OLEH DARRYL NEAL!!!"

Suara tepuk tangan bergema di gedung sekolah, tidak ada yang menyangka sang trouble maker menjadi lulusan terbaik di tahun ini.

Darryl, dengan nilai sempurna, berhasil menjadikan dirinya sebagai siswa dengan nilai tertinggi dari semua angkatannya.

Darryl Neal, kelas XII IPS 3. Murid nakal yang sering kali menyusahkan guru, mencetak rekor baru untuk sekolah SMA Taruna Bangsa. Sebelumnya, belum ada satupun siswa yang bisa meraih nilai sesempurna nilai Darryl.

"PUTRA DARI BAPAK NEAL ABRAHAM DAN IBU MEGAN NEAL."

"ANANDA DARRYL NEAL, DIPERSILAHKAN NAIK KE ATAS PANGGUNG."

Darryl lalu berdiri di antara teman-teman seangkatannya, suara tepuk tangan bergema sekali lagi. Banyak yang terpikat pada pria itu, ketampanannya mengalihkan dunia sejenak bagi siapapun yang memandangnya. Bahkan wali murid tiba-tiba saja ingin menjodohkan anak gadisnya dengan Darryl.

Darryl tersenyum tipis lalu melangkahkan kaki menuju panggung. Sepanjang ia melangkah, semua tatapan tertuju pada pria itu.

Dengan jas hitam yang terpasang di tubuh tegapnya, membuatnya terlihat seperti CEO muda. Darryl, benar-benar sangat memikat.

Darryl berdiri di depan mikrofon yang memang disediakan untuk ia menyampaikan pesan-pesan, setelah ia menerima piagam penghargaan dan piala yang di berikan langsung oleh kepala sekolah.

"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh."

Semua menjawab salam Darryl dengan serentak.

"Pertama-tama, marilah senantiasa kita memanjatkan puji syukur kepada Tuhan yang maha Esa atas nikmat dan rahmat sehingga kita bisa bertatap muka di acara yang sangat istimewa ini.

Serta sholawat dan salam kita haturkan kepada Baginda nabi Muhammad Saw. Yang telah menerangi jalan kita menuju jalan yang lurus.

Yang saya hormati Bapak Drs. Sularto, M.pd. selaku kepala sekolah SMA Taruna Bangsa, serta guru-guru dan staf-staf yang juga sangat saya hormati. Terima kasih semuanya.

Saya merasa sangat tersanjung bisa berdiri disini, dengan piagam penghargaan serta piala ini."

Darryl tersenyum ke arah mamanya yang terlihat sedang duduk dan menangis haru, di tengah-tengah keramaian gedung.

"Papa ingin, penghargaan yang diberikan itu untuk anak papa. Dan dengan bangga, papa akan naik ke atas panggung saat nama papa dipanggil untuk mendampingi anak papa ini."

Sekilas bayangan kebersamaannya dengan mendiang papanya berputar di memori Darryl, ia tersenyum pahit. Ia tidak boleh memperlihatkan kelemahannya sekarang.

Pa, Darryl berhasil. Papa gak mau temani Darryl disini?

Papa pernah bilang, jika papa sangat ingin menemani Darryl buat nerima penghargaan.

Tapi, kenapa papa pergi?

"Penghargaan ini, saya persembahkan untuk papa saya yang sudah bersama Tuhan di langit." Darryl membenci dirinya yang sekarang, kenapa ia sangat cengeng sekali. Matanya sangat perih sekarang.

"Papa, Darryl rindu..."

Semua menatap iba Darryl, pria itu terlihat sangat menyedihkan sekali.

Dalam hati Darryl mengumpati dirinya sendiri, astaga kenapa ia sangat lemah!

Darryl menatap mamanya, sekarang tinggal mamanya lah yang membuatnya masih ada semangat untuk menjalani hidup.

Megan melambaikan tangannya, lalu berjalan menuju anaknya, wanita paruh baya itu memeluk anaknya dengan air mata yang mengalir.

"Papa pasti bangga sama Darryl, mama juga sangat bangga." ujar Megan pada anaknya.

Darryl menghapus air mata mamanya, "Jangan menangis, ma. Mama harusnya senang, gak boleh nangis."

Darryl kembali membalikkan badannya untuk melanjutkan pidatonya, "Terima kasih juga untuk mama, karena sudah menyayangi Darryl dengan ikhlas."

Megan mengangguk, ia menggenggam erat tangan kiri anaknya.

"Dan untuk gadis yang sangat saya cintai, tolong kembali..."

Darryl menatap ke atas sejenak untuk menghalau air mata yang akan menetes dari pelupuk matanya.

"Tolong jangan pergi lama... Tasya..."

"Darryl sangat merindukan Anastasha..."

_____

Joshua menepuk bahu Darryl, "Yang kuat bro, lo gak sendiri di sini."

Darryl mengangguk saja, sebenarnya ia tidak terlalu menyimak apa saja yang Joshua katakan padanya tadi. Pikirannya sedang berkelana jauh memikirkan tentang kemana sebenarnya kekasihnya itu pergi.

Mereka, Darryl, Mike, Marcel, Joshua serta Reon, sedang mengabadikan momen terakhir mereka di SMA ini. Kecuali Reon sebenarnya, karena pria itu masih harus tinggal setahun lagi disini.

Semua sibuk memotret diri, agar bisa mengenang dan melihat kembali masa-masa SMA yang penuh dengan drama dan kebobrokan.

Joshua tersenyum bangga melihat gerbang sekolahnya yang bertuliskan SMA TARUNA BANGSA di atasnya, sekolah yang berisikan orang-orang hebat yang dengan sabar telah mendidiknya.

"TERIMA KASIH SMA!!!" teriak Joshua lantang.

"TERIMA KASIH UNTUK SEMUA KENANGANNYAA!!!"

"GUE SAMA TEMAN-TEMAN PERGI DULUU!!"

"SAMPAI JUMPA DI LAIN HARIII!!"

Setelahnya, mereka semua berpelukan. Walaupun berbeda jurusan dan tidak saling mengenal, mereka memeluk semua angkatannya satu persatu.

Mereka semua baru menyadari, jika part terindah dalam hidup, adalah masa-masa SMA.

"SMA TB EMBAN AMANAH, MEMBINA PUTRA-PUTRI BANGSA. DISIPLIN TINGGI, SERTA AKHLAK MULIA~"

Seluruh siswa dan siswi menyanyi mars SMA Taruna Bangsa dengan khidmat.

_____

Darryl menatap layar ponselnya, terpampang jelas foto gadisnya yang sedang tertawa lepas di sana. Potret itu ia abadikan saat mereka sedang berada di Batu, saat mengunjungi wahana Secret Zoo.

"Tasya sedang apa? Darryl rindu..."

"Tasya, Darryl jadi lulusan terbaik. Jadi, mana kado Darryl?"

"Tasya bilang, Anastasha akan bawa hadiah spesial di acara kelulusan Darryl."

Darryl menatap nanar foto Anastasha, "Tasyaa..."

"Apa kepergian Anastasha adalah hadiah spesial untuk Darryl?"

Darryl menghapus air matanya yang mengalir tiba-tiba, Anastasha telah merubahnya menjadi pria yang sangat lemah.

"Jika iya, boleh Darryl menolak saja hadiah itu?"

"Darryl ingin Tasya kembali..."

Darryl mengusap kembali liquid bening yang sudah kurang ajar membasahi pipinya.

"Tasya..."

"Darryl gak sedih kok, jadi tolong kembali Anastasha..."

Bibir Darryl bilang jika ia tidak bersedih, ia juga meyakinkan mama dan teman-temannya kalau dirinya tidak apa-apa. Tapi hatinya berkata, jika dia sedang tidak baik-baik saja.

Pria itu sungguh terpuruk, tiang pertahanannya ambruk.

"I'm ok!"

"Tasyaa, tolong kembali..."

"Darryl butuh Anastasha..."

_____

Sebagian part dihapus untuk kepentingan penerbitan

Kamis, 12 Maret 2020
01.40

DARRYL NEAL (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang